Bandit Cantik

Kakak Ketiga Ditakdirkan Untuk Menjadi Bangsawan Lajang



Kakak Ketiga Ditakdirkan Untuk Menjadi Bangsawan Lajang

0Tuan Besar Huo?     
0

Yan Jinyi mengerjap, dia merasa telah melupakan sesuatu yang penting.     

'Oh, benar!'     

'Pulau milik Tuan Besar Huo!'     

Yan Jinyi melirik ke arah luar pintu seraya berpikir, 'Jika Mumu benar-benar anak Huo Zixing, maka pulau itu….'     

"Kamu tenang saja, aku akan menghajar siapapun yang berani merebut Mumu darimu." Ujar Yan Jinyi sambil menepuk dadanya sendiri.     

Taman hiburan ternyata sangat ramai meskipun cuaca bersalju. Banyak orang yang mengajak anak mereka datang untuk sekedar berfoto bersama.     

Yan Jinyi berjalan pelan di belakang Tan Sangsang dan Mumu dengan sekotak besar popcorn dalam pelukannya.     

Dia harus mencari cara untuk membuat Huo Zixing menyerahkan warisan pulau itu.     

"Jinyi, Mumu ingin makan dulu." Tan Sangsang menunjuk ke arah sebuah restoran cepat saji, "Ayo makan di sini. Steak di sini enak."     

'Steak!'     

'Keluarga Huo selalu makan ini, aku muak!'     

Yan Jinyi sudah akan menolak, tapi begitu melihat tatapan menyedihkan Mumu, dia berjongkok dan tersenyum, "Mumu, Bibi sedang suka sebuah pulau. Apa kamu mau membiarkan Bibi untuk tinggal di pulau itu?"     

"Tapi, Mumu tidak punya pulau!"     

Yan Jinyi tersenyum lebih lembut, "Maksud Bibi, saat Mumu sudah punya nanti."     

"Oke, aku akan memberi pulau itu untuk Bibi."     

'Astaga~'     

'Bagaimana Mumu bisa paham?'     

Untuk pertama kalinya, Yan Jinyi menyentuh wajah Mumu dan mencium pipinya.     

***     

Hari ini adalah akhir pekan, jadi Huo Zixing dan Huo Qingyuan berada di rumah.     

"Kakak Ketiga, ini sudah satu malam berlalu. Kakak Ipar Kedua belum pulang semalaman!" Ujar Huo Qingyuan sambil memegang sebungkus besar kripik kentang dan sesekali melihat ke luar pintu.     

Huo Zixing sedang bermain game. Dia hanya mengangkat bahu ketika mendengar kata-kata Huo Qingyuan, "Memangnya kenapa?"     

"Apa kamu tidak khawatir? Kakak Ipar Kedua sangat luar biasa sekarang, bahkan si kaisar film Zhuang Heng dan si gangster Tang Qing saja mengejar-ngejarnya. Posisi Kakak Kedua sangat mengkhawatirkan!"     

"Apa yang harus dikhawatirkan, memang Kakak Kedua kita sebanding dengan orang biasa?"     

Huo Zixing berhenti bermain game dan beralih menatap keluar jendela yang dipenuhi dengan hamparan salju. Dia menghela napas, "Tahun lalu, di saat-saat seperti ini aku sedang berendam di sumber air panas bersama seorang gadis cantik. Sementara, tahun ini aku harus menghabiskan akhir pekan bersamamu.     

'Memangnya kenapa kalau denganku?'     

'Apa dia tersiksa karena menemaniku?'     

Huo Qingyuan memutar bola matanya, "Kalau kamu tidak suka, pergi saja dan cari gadis cantik sana."     

Pada titik ini, Huo Qingyuan tiba-tiba terpikirkan sesuatu, matanya memandang Huo Zixing menggoda, "Katakan sejujurnya, Kakak Ketiga, apa kamu impoten karena kehidupan seksmu dengan banyak wanita di masa lalu? Kenapa aku tidak mendengar kabar tentangmu punya kekasih selama dua bulan terakhir?"     

Huo Zixing langsung melompat dari sofa begitu mendengarnya. Dia memelototi Huo Qingyuan, "Kamu itu yang impoten. Huo Qingyuan, bisa-bisanya kamu berkata begitu pada kakakmu sendiri? Aku hanya memiliki standar yang tinggi, aku tidak suka wanita biasa."     

Cih—-     

Huo Qingyuan mendengus, "Kakak Ketiga, kamu benar-benar harus pergi ke rumah sakit untuk memeriksanya. Begitu banyak wanita hamil yang datang mengakuimu, tapi tidak ada satupun yang benar-benar milikmu. Ck ck…."     

Huo Qingyuan menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu ragu, pasti ada yang salah dengan dirimu."     

Huo Zixing marah, "Aku hanya sekedar bermain-main dengan para wanita itu. Aku masih suci. Jika aku benar-benar ingin punya anak, mungkin dia sudah bisa bicara denganmu sekarang."     

Huo Qingyuan tidak percaya.     

Dia sangat merasa jika Kakak Ketiganya ditakdirkan untuk menjadi bangsawan lajang.     

'Dia adalah pria yang berusia 20-an dan berkencan dengan banyak wanita. Tapi, mungkin dia masih belum tahu apa itu cinta saat ini.'     

'Huh, jika dipikir-pikir kasihan juga hidupnya.'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.