Bandit Cantik

Panggil Dia Kak Jin



Panggil Dia Kak Jin

0Awalnya, Ren Hanxuan ingin memanfaatkan makan malam ini untuk semakin dekat dengan Huo Chengyu. Namun, si wanita si*lan Yan Jinyi ini tiba-tiba muncul dan menggagalkan rencananya. Rasanya dia kesal sekali.     
0

Saat ini, Ren Hanxuan ingin sekali memotong Yan Jinyi menjadi berkeping-keping.     

Yan Jinyi tidak mau diantar oleh Huo Chengyu.     

Dia selalu merasa bahwa Huo Chengyu tidak sebaik dan seramah seperti kelihatannya.     

Auranya begitu suram, seperti raja neraka.     

Sambil menggosok tubuhnya yang mulai merinding, ia mencondongkan tubuhnya mendekati Tan Sangsang yang ada di sebelahnya, "Sangsang sangat pemalu. Anak baptisku memintaku untuk mengantar ibunya pulang terlebih dahulu. Kakak pergi duluan saja."     

Huo Chengyu baru saja mengantar kepergian Ren Hanxuan dan Tuan Ren. Dia sudah bersiap membuka pintu, namun mendengar kata-kata itu, dia hanya tersenyum lembut, "Tidak masalah, aku bisa mengantar Nona Tan dulu."     

Tan Sangsang segera menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu. Terima kasih Tuan Muda, tapi masih ada yang harus saya bicarakan secara pribadi dengan Jinyi."     

"Adik Kedua memintaku untuk mengantar Jinyi pulang."     

Yan Jinyi baru menyadari bahwa Huo Chengyu tidak lagi memanggilnya adik ipar, dan justru langsung memanggilnya dengan nama.     

Itu sedikit tidak sopan.     

Matanya kemudian melirik pada batu-bata yang ada di samping bangku batu.     

"Kakak, ikut aku."     

Meskipun sedikit bingung, namun Huo Chengyu tetap mengikutinya.     

Yan Jinyi melakukan peregangan tubuh sebelum berkata, "Apa kalian lihat apa ini?"     

Tan Sangsang menjawab terlebih dahulu, "Setengah batu-bata."     

Yan Jinyi mengangguk, dan langsung menghancurkan batu-bata itu menggunakan tangannya dalam satu gerakan. Batu-bata itu pun hancur berkeping-keping.     

Tan Sangsang mengerjapkan matanya terkejut, sementara kelopak mata Huo Chengyu berkedut.     

Yan Jinyi menepuk-nepuk debu di tangannya, "Lihat, sekarang batu-bata itu sudah hancur."     

"..."     

Yan Jinyi kembali melirik Huo Chengyu, "Cukup lindungi dirimu sendiri, Kakak. Aku bukan orang yang mudah diganggu."     

Huo Chengyu tiba-tiba teringat saat Huo Zixing mengatakan bahwa Yan Jinyi menghancurkan batu-bata di variety show pertama yang ia ikuti.     

'Dia … dia benar-benar bisa menghancurkan batu-bata.'     

"Nona Tan cukup rapuh. Jadi, Jinyi tolong antarkan dia dengan selamat."     

Setelah itu, Huo Chengyu berdeham dan langsung masuk ke dalam mobilnya untuk menyalakan mesin.     

Setelah mobil Huo Chengyu menghilang dari jarak pandang mereka, Tan Sangsang langsung bergidik sambil berkata, "Jin-Jinyi, apa yang sebenarnya kamu alami selama beberapa waktu ini?"     

"Hmm?"     

"Apakah keluarga Huo meminta seorang guru bela diri untuk mengajarimu? Biayanya mahal tidak? Apa aku boleh ikut belajar beberapa keterampilan bela diri?"     

'Itu keren!'     

'Pantas saja penggemarnya memanggilnya Kak Jin.'     

'Ah, pasti penggemar Yan Jinyi akan merasa aman jika mengidolakannya, Aku jadi ingin menjadi ketua penggemarnya!'     

Tan Sangsang sudah bertekad untuk bergabung dengan klub penggemar Yan Jinyi dulu!     

Yan Jinyi mengulurkan tangannya untuk merangkul bahu Tan Sangsang, "Jangan khawatir, aku akan melindungimu."     

Tan Sangsang tidak bisa menahan diri untuk mendongak dan menatap wajah Yan Jinyi. Jantungnya berdebar kencang.     

Dia tiba-tiba menyadari bahwa dirinya telah berhasil dibuat terpesona dan terkagum-kagum pada teman kecilnya sendiri.     

Tan Sangsang tinggal di sebuah lingkungan tua. Rumah-rumah di daerahnya telah dibangun lebih dari 20 tahun yang lalu, semua gaya bangunannya memiliki nuansa retro yang kental.     

Keluarganya tinggal di lantai pertama dengan halaman luas yang ia tanami dengan beberapa tanaman.     

Yan Jinyi sangat menyukai rumah seperti ini.     

"Jinyi, ini sudah cukup larut. Apa kamu ingin menginap di rumahku hari ini?"     

Tan Sangsang membawakannya segelas air dan menatap Yan Jinyi yang tengah berdiri di halaman. Tubuh Yan Jinyi sudah terbungkus selimut tebal, dengan salju putih yang berjatuhan di atas rambutnya.     

Tan Sangsang tak bisa menahan diri untuk tidak mengeluarkan ponselnya dan memotretnya dari belakang. 'Bagus sekali.'     

"Oke."     

Dia belum pernah tidur dengan Tan Sangsang yang manis.     

Tan Sangsang jadi bersemangat. Namun, saat mengingat bahwa sekarang Yan Jinyi telah menjadi istri dari orang kaya dan memiliki kehidupan yang mewah, dia pun meminta ibunya untuk mengganti sprei dan selimut terlebih dulu.     

"Di mana putramu?"     

"Mumu sudah tidur. Kamu bisa bertemu dengannya besok."     

Yan Jinyi mengangguk. Ketika melihat Tan Sangsang yang akan mandi, dia langsung memindahkan bangku kecil ke pintu halaman dan bermain ponsel di sana.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.