Bandit Cantik

Kapan Kamu Akan Pulang, Istriku?



Kapan Kamu Akan Pulang, Istriku?

0"Temanmu?" Ren Hanxuan terkejut.     
0

"Kenapa, tidak boleh?"     

Ren Hanxuan memandang Tan Sangsang penuh penilaian sebelum kembali menatap Yan Jinyi seraya mencibir dalam hati.     

'Memang benar, orang akan berteman dengan sesamanya. Aku benar-benar tidak mengerti apa yang ada dalam pikiran Tuan Huo ketika menikahi wanita seperti ini menjadi Nyonya Muda Kedua.'     

"Sangsang, duduklah."     

Yan Jinyi menunjuk ke kursi yang ada di sampingnya seraya meletakkan semua daging di depan dirinya sendiri, "Nona Ren mudah gemuk, jadi tidak bisa makan daging. Hanya kita yang bisa menghabiskan daging-daging ini."      

Ren Hanxuan marah, 'siapa bilang aku mudah gemuk. Bahkan jika aku tidak memakannya, bagaimana dengan Kak Huo dan Ayah?'     

"Nyonya Muda Kedua, jika kamu sangat menyukainya, kenapa kamu tidak memesannya lebih banyak? Kalau kamu memakan semuanya sendiri, apa kamu tidak berpikir bahwa dirimu sangat egois?"     

"Egois?" Yan Jinyi bertanya balik, "Apa itu egois?"     

"Kamu…."     

"Ngomong-ngomong, apakah Kakak yang membayar semua makanan ini?" Yan Jinyi menoleh pada Huo Chengyu.     

Huo Chengyu mengangguk.     

"Bagaimana bisa? Makanan ini begitu mahal, total harganya sama dengan harga beberapa baju yang bisa aku dan Sangsang beli." Yan Jinyi mengerutkan kening, kemudian menepuk meja, "Karena Nona Ren dan Tuan Ren tidak memiliki hubungan kerabat dengan kami, maka tolong kalian ingat untuk membayar setengah dari tagihan nanti."     

'Jika kamu mengataiku egois, maka aku akan menunjukkan padamu apa itu egois yang sebenarnya!'     

'Si*lan, enak saja mau makan gratis tanpa berusaha, memangnya siapa dirimu?'     

Ren Hanxuan tidak dapat mempercayai ini, dia pikir dia telah salah dengar.     

Dia tampak kebingungan, "Nyonya Muda Kedua, ini hanya beberapa ribu yuan. Bagaimanapun kamu adalah bagian keluar Huo, haruskah bertindak seperti ini?"     

"Siapa dirimu? Apa nama keluargamu Huo? Keluarga Huo bisa sesukses sekarang juga berkat kerja keras para nenek moyang kami. Apa urusannya denganmu? Lihatlah betapa baiknya ayahmu, bagaimana bisa dia justru memiliki anak yang egois seperti dirimu ini. Ck ck, aku sangat prihatin pada ayahmu."     

Yan Jinyi kemudian menggelengkan kepalanya serius.     

Tuan Ren merasa sedikit malu, "Hanxuan memang sudah keterlaluan. Jangan khawatir Nyonya Muda Kedua, saya yang akan membayar semua tagihannya."     

Yan Jinyi tiba-tiba berseru keras, "Tuan Ren yang akan mentraktir kami? Kalau begitu, pelayan, tolong beri kamu satu set hidangan laut lagi."     

Tan Sangsang duduk diam di sampingnya. Yan Jinyi yang sekarang benar-benar membuatnya terkesan.     

'Jika Jinyi seperti ini juga dulu, teman-teman sekelas kami pasti tidak akan berani menggertaknya.'     

Huo Chengyu hanya memperhatikan mereka semua seraya menopang dagu, seolah-olah dia tidak terlibat sama sekali.     

Di tengah acara makan malam itu, Huo Xishen tiba-tiba menelepon.     

Saat teringat pada Ren Hanxuan yang baru saja menyindirnya mengenai hubungan dengan Huo Xishen yang tidak harmonis, Yan Jinyi pun memutuskan untuk menjawabnya.     

Sesaat setelahnya, suara Jernih khas Huo Xishen pun mulai terdengar, "Kapan kamu akan pulang, Istriku?"     

"Oh, aku sedang bersama Kakak Pertama."     

Huo Chengyu mencondongkan tubuhnya mendekat pada ponsel, dan menyapa Huo Xishen.     

Di seberang sana, Huo Xishen terdiam sejenak, "Kalau begitu tolong antar Istriku pulang, Kak."     

Dia sengaja menekankan kata 'istriku' dengan jelas.     

"Jangan khawatir, tanpa kamu minta pun aku juga akan mengantarnya pulang dengan selamat."     

Huo Xishen hanya membalasnya dengan gumaman sebelum kembali berkata pada Yan Jinyi, "Selamat bersenang-senang, Istriku."     

Yan Jinyi mengambil ponselnya dan bertanya genit, "Apa Tuan Huo sedang merindukan tubuhku?"     

Sontak semua orang yang ada di dalam ruangan tersebut menoleh untuk menatapnya.     

Yan Jinyi masih terlihat tenang, "Baiklah, aku akan memuaskanmu saat pulang nanti."     

Huo Xishen tidak menjawab dan langsung menutup telepon.     

"Suamiku memang pemalu, jadi tidak perlu heran."     

Ren Hanxuan menarik taplak meja dengan cemburu, "Sepertinya Nyonya Muda Kedua dan Tuan Huo memiliki hubungan yang baik."     

Yan Jinyi memasang ekspresi centilnya, "Astaga, bukan hanya baik. Dia tidak akan merasa nyaman jika tidak tidur dengan memelukku setiap harinya."     

"...."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.