Bandit Cantik

Aku Suami Jinyi, Huo Xishen



Aku Suami Jinyi, Huo Xishen

"Maaf, kamu…."     

Huo Xishen mengangguk sedikit seraya menjawab dengan sopan, "Halo Nenek. Saya suami Jinyi, Huo Xishen."     

Yang Guifang pun tak kuasa memandang Huo Xishen lebih lama sebelum mengulas sebuah senyum, "Kamu Xiao Huo, ya, kupikir kamu adalah saudara ipar Jinyi tadi. Kamu tampan sekali."     

"Terima kasih atas pujiannya, Nek."     

Yang Guifang menatap Huo Xishen dan Tang Qing bergantian, "Aku dengar, hubunganmu dan Yan Jinyi tidak baik, Xiao Huo. Jadi kapan kalian akan bercerai?"     

Mata semua orang yang ada di ruangan itu sontak tertuju pada Huo Xishen.     

Yan Jinyi mengangkat alisnya seraya menatap Yang Guifang dengan mata memicing.     

Wanita tua itu menghabiskan masa hidupnya untuk tinggal di pedesaan, tampaknya dia tidak takut sama sekali menghadapi Huo Xishen dan Tang Qing.     

'Yang Guifang cukup menarik juga. Dia pasti tidak sepolos penampilan luarnya.'     

"Jangan khawatir, Nenek. Saya dan istri saya tidak berencana untuk bercerai sama sekali."      

Yang Guifang langsung mengalihkan tatapannya pada Chen Yulian dengan terkejut, "Tapi setelah Chen Yulian bertemu Jinyi terakhir kali, dia bilang padaku kalau hubungan kalian tidak baik. Semua orang berkata bahwa kalian akan bercerai."     

Huo Xishen melirik Chen Yulian dengan dingin, "Bibi mendengarnya dari mana? Aku akan meminta tim pengacara Grup Huo untuk membereskannya."     

Chen Yulian pun langsung gemetar begitu mendengarnya. Tim pengacara Grup Huo tidak hanya hebat tapi juga sangat kompeten dan selalu memenangkan semua kasus.     

"Hehe, waktu itu saya mendengarnya dari beberapa nyonya kaya. ternyata itu salah, ya!" Chen Yulian tertawa canggung. Diam-diam berjanji untuk menjauh dari lingkaran tukang gosip itu nantinya.     

"Nenek, mereka hanya berpura-pura. Nyonya Muda Kedua hanya dijadikan tameng saja untuk Tuan Huo. Jika Nenek tidak percaya, coba saja suruh mereka berdua ciuman saat ini juga. Lihat, mereka mau atau tidak."     

Sebagai musuh lama Huo Xishen, kebetulan Tang Qing telah mengantongi beberapa informasi mengenai pria itu kemarin.     

'Ck ck, aku tidak tahu bagaimana perasaan para penggemarnya jika tahu bahwa Huo Xishen memiliki fobia terhadap wanita.'     

Tang Qing memandang Huo Xishen dan Yan Jinyi, dia tidak percaya jika keduanya bisa melakukan hubungan intim.     

Huo Qingyuan mendekati Huo Zixing dengan hati-hati, "Kakak Ketiga, si baj*ngan Tang membuat masalah lagi."     

Wajah Huo Zixing penuh dengan simpati, "Itu tidak hanya membuat masalah, tapi juga menggali kuburnya sendiri."     

Benar saja…     

Begitu Tang Qing mengatakan itu, Yan Jinyi tiba-tiba menendang meja teh di depannya. Tangan Tang Qing yang hendak menuang secangkir teh untuk dirinya sendiri pun langsung menegang ketika meja teh itu terjatuh dengan cipratan air yang mengenai punggung tangannya.     

"Tang Qing, sebaiknya jangan membuat masalah di wilayahku, atau aku akan menghajarmu hingga tidak ada yang bisa mengenali wajahmu lagi."     

Huo Qingyuan meraih lengan baju Huo Zixing. 'Kakak Ipar Kedua sangat kuat dan mendominasi!'     

Chen Yulian dan Yang Guifang yang dikejutkan dengan tindakan Yan Jinyi pun hanya bisa menatap kosong pada meja teh yang terbalik di atas lantai.     

Mata Tang Qing melebar sebelum bersiul, "Nyonya Muda Kedua, kamu sangat ganas. Sayang sekali kamu tidak menjadi gangster."     

"Gangster adikmu itu, hah! Apa itu gangster. Aku akan menjadi raja gunung."     

Huo Xishen sontak menatap Yan Jinyi sambil berpikir dalam hati.     

'Apakah itu sebabnya dia menginginkan sebagian tanah di gunung?'     

Sudut bibir Huo Xishen berkedut saat memikirkan ini, 'Menarik.'     

"Nyonya Muda Kedua sangat galak. pantas saja Tuan Huo tidak menaruh perasaan padamu. Tapi aku berbeda, aku menyukai tipe istri seperti dirimu ini. Sangat sulit untuk menemukan orang yang memiliki karakter sepertimu. Apakah Nyonya Muda Kedua bersedia untuk memenuhi keinginanku?"     

seperti seorang baj*ngan pada umumnya, dia merayu istri orang secara terang-terangan.     

Baru akan membuka mulut lagi, suara deringan ponsel di saku Yan Jinyi tiba-tiba terdengar. Ternyata itu adalah panggilan dari Tan Sangsang.     

Yan Jinyi memandang semua orang di sekelilingnya sebelum menjawab panggilan telepon tersebut.     

"Jinyi, hari ini reporter bagian hiburan surat kabar kami mewawancarai Xu Hao. Apa yang terjadi? kenapa Xu Hao tiba-tiba menemuimu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.