Bandit Cantik

Suamiku Adalah Ayam Potong Putih



Suamiku Adalah Ayam Potong Putih

0"Istriku, tidak enak jika kamu menatapku seperti ini di hadapan orang luar." Huo Xishen tersenyum tipis dan berucap dengan suara rendah.     
0

Yan Jinyi menatap Tang Qing dengan arogan sebelum berkata, "Kamu adalah suamiku. Kenapa kalau aku melihatmu begitu, apa Tuan Tang pikir itu akan mempengaruhi citraku?"     

Tan Qing berjalan dan duduk di sofa, mengupas jeruk kecil dan memasukkannya ke dalam mulut, "Itu menunjukkan bahwa Nyonya Muda Kedua sangat berbakti. Namun sayang Tuan Huo memandangnya rendah. Kalau tidak, Nyonya Muda Kedua bisa mempercayakan perasaan Nyonya padaku, aku pasti akan memanjakanmu."     

Chen Yulian tidak bisa menahan diri untuk tidak menatap Tang Qing.     

Sekilas saja dia sudah tahu kalau pria ini berada di level yang sama dengan Huo Xishen. Dan lagi, nama belakangnya adalah Tang. Pasti dia adalah Tuan Tang, pimpinan dari Grup Tang.     

Hanya saja….     

Chen Yulian sedikit kaget, 'Bagaimana Yan Jinyi bisa begitu beruntung? Kenapa Tuan Tang bisa menyukainya juga?'     

"Tuan Tang jika kamu ingin merebut istriku, kamu bisa mempertimbangkan untuk menyukai wanita lain saja."     

Tan Qing menjawab dengan arogan, "Aku tidak mau!"     

'Aku naksir pada istrimu, dan dia adalah satu-satunya wanita yang akan kunikahi dalam hidup ini.'     

"Istriku hanya mendambakan tubuhku."     

Begitu mendengar kata-kata Huo Xishen, Huo Zixing dan Huo Qingyuan pun saling bergosip melalui isyarat mata.     

'Bagus, Kakak Kedua!'     

'Sejak kapan Kakak Kedua menjadi begitu genit? Dia begitu berani mengatakan hal-hal seperti itu!'     

Bahkan Yan Jinyi pun merasa agak malu sekarang.     

"Apa yang bisa didambakan dari dirimu. Kamu pasti terlihat lemah seperti ayam." Kata Tang Qing. Dia kemudian melepas jaket olahraganya, memperlihatkan singlet bagian dalamnya yang memamerkan otot-ototnya. "Aku sangat suka berolahraga karena aku suka kebugaran. Nyonya Muda Kedua, apa kamu ingin mencobanya? Aku yakin kamu akan puas."     

Seperti yang semua orang tahu, Yan Jinyi ingin melindungi kelemahan Huo Xishen.     

Apalagi, dia memang benar-benar mendambakan tubuh Huo Xishen.     

Setidaknya, dia tidak akan mungkin merasa bosan sampai dia bisa mendapatkannya.     

Wanita itu melipat tangan di dada seraya mengerutkan kening, "Tuan Tang, ini adalah kediaman Huo. Tolong jaga ucapanmu. Jika diibaratkan, suamiku adalah ayam potong putih, sedangkan kamu hanyalah bebek krispi."     

Bebek krispi?     

Raut wajah Tang Qing menggelap seketika.     

Sebaliknya, Huo Xishen sangat senang.     

Dia menatap Tang Qing dengan mata menyipit, 'Dia benar-benar seperti bebek krispi.'     

"Sepertinya Nyonya Muda Kedua memang tidak ingin tahu tentang keberadaan nenekmu."     

Nenek?     

Sekarang Chen Yulian juga sedikit bersemangat, "Tang, Tuan Tang. Apakah Anda tahu keberadaan ibu mertua saya?"     

Baru saat itulah perhatian Tang Qing beralih pada Chen Yulian, dan akhirnya dia memutuskan untuk berpindah sofa dengan ekspresi jijik, "Siapa bola gendut ini?"     

Bola gendut?     

Chen Yulian menarik roknya dengan canggung, sementara hatinya sudah terbakar amarah.     

Yan Jinyi tak bisa menahan diri untuk bertepuk tangan pada Tang Qing.     

'Bukankah dia memang seperti bola gendut…'     

'Kata orang gadis gendut pasti menggemaskan dan baik hati.'     

'Aku ingat Tan Sangsang juga cukup gemuk saat di universitas. Tapi dia menggemaskan seperti boneka.'     

'Sedangkan Chen Yulian tidak, dia tidak hanya gendut, tapi hatinya juga jahat."     

"Saya, saya adalah Bibi Yan Jinyi. Neneknya adalah ibu mertua saya."     

"Untungnya, hanya bibinya."     

Yan Jinyi berdehem, "Tuan Tang, apa Nenekku sedang ada di tempatmu?"     

"Nenek suka memujiku karena dia bisa makan dan minum enak di tempatku. Dia juga mengatakan bahwa alangkah baiknya jika kamu menikah denganku."     

Huo Xishen menatap Tang Qing, tatapannya berubah gelap, "Terima kasih atas keramahan Tuan Tang kepada nenek istriku. Istriku merindukan neneknya, jadi aku harap Tuan Tang dapat membawanya kembali pada kami."     

Yan Jinyi tidak bodoh. Tang Qing pasti membawa neneknya pergi karena dia, bukan karena rumah leluhur itu.     

Sayangnya, pemilik asli tubuh ini bahkan tidak memiliki kesan apapun pada neneknya. Apalagi dirinya.     

Tapi, demi rumah leluhur…     

"Tang Qing, menculik orang tua tanpa izin itu bentuk pelanggaran hukum. Kembalikan nenekku, atau aku akan memukulmu dan menjebloskanmu ke penjara. Membuat dirimu menangis kesakitan di balik jeruji besi. Silahkan pilih."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.