Bandit Cantik

Apa Lagi yang Disukai Nyonya Muda Kedua Selain Uang?



Apa Lagi yang Disukai Nyonya Muda Kedua Selain Uang?

0Sekretaris Tang Qing terbelalak mendengarnya.     
0

'Tuan Tang, apa Anda gila?'     

'Nyonya Muda Kedua sudah pernah menipu Anda, dan saat ini Anda justru berinisiatif untuk memberinya uang?'     

Setelah barang lelang terakhir dibawa ke panggung, Tang Qing pun berjalan ke atas panggung.     

Entah sejak kapan dia berganti memakai jas berwarna putih, rambutnya disisir rapi dan tampak berkilau. Dia seperti baj*ngan yang sopan.     

Begitu juru lelang melihat kehadiran Tang Qing, dia pun langsung menyerahkan mikrofon pada pria itu.     

Tang Qing memasukkan satu tangannya ke dalam saku celananya dan mengambil mikrofon dengan tangan lainnya, "Aku membeli lukisan ini."     

Seluruh hadirin langsung heboh setelah mendengarnya.     

'Bukankah Tang Qing adalah pemilik rumah lelang ini?'     

'Kenapa dia harus membelinya?'     

Tatapan Tang Qing jatuh pada Yan Jinyi, "Lukisan ini aku persembahkan untuk Nyonya Muda Kedua. Nilainya sebesar satu juta yuan. Semoga Nyonya Muda Kedua menyukainya."     

Yan Jinyi yang sedang bersandar di bahu Huo Xishen pun seketika duduk dengan tegak dan menatap lukisan itu dengan mata berbinar, bibirnya mengulas sebuah senyum, "Tuan Tang sangat baik hati. Bagaimana aku bisa menolaknya?"     

Tang Qing melirik Huo Xishen dengan sorot menantang, "Bagus kalau Nyonya Muda Kedua menyukainya. Aku punya banyak hal seperti ini, jika Nyonya Muda Kedua suka, pintu kediaman Tang selalu terbuka untuk Nyonya Muda Kedua."     

Yan Jinyi mengangguk, kemudian menatap jijik pada Huo Xishen seraya berbisik, "Lihat betapa baiknya Tuan Tang. Sebagai seorang pimpinan Grup Huo, apa kamu tidak malu?"     

"Dunia luar itu berbahaya."     

Yan Jinyi berkata dalam hati, 'Apa mereka lebih kejam daripada dirimu?'     

Siapa yang tidak tahu seberapa berbahayanya Huo Xishen. Bukankah dirinya sangat identik dengan kata kejam?     

"Jinyi, lukisan itu dilukis oleh seniman terkenal di luar negeri. Lukisan ini tidak dipuji saat dia masih hidup, tapi tiba-tiba dianggap sebagai sebuah mahakarya setelah kematiannya." Ungkap Shen Yan sambil menatap lukisan di atas panggung, "Persaingan komersialnya sangat berat. Tapi karena Tuan Tang sudah memberikannya padamu, ada baiknya kamu terima saja."     

Yan Jinyi mengangguk. Terlepas dari persaingan komersialnya, selama itu memiliki harga, maka itu bagus.     

Seusai acara lelang, seorang staf yang memakai cheongsam mendatanginya seraya tersenyum, "Nyonya Muda Kedua, Tuan Tang meminta Anda ke ruangannya."     

Yan Jinyi langsung bangkit, baru saja akan melangkah, suara Huo Xishen perlahan terdengar, "Memang ada sebidang tanah kosong di lereng gunung itu, Istriku…."     

Tanah kosong?     

Yan Jinyi langsung kembali duduk dengan seulas senyum manis yang terukir di wajahnya, "Terima kasih atas kebaikan Tuan Tang, tapi suamiku tidak menyukai lukisan yang dia beri. Jadi tolong bantu aku … menolaknya."     

Setelah mengatakan itu, Yan Jinyi merasakan sebuah cubitan besar di hatinya, seolah-olah sepotong dagingnya telah hilang.     

Shen Yan yang ada di sampingnya diam-diam tertawa, 'Sifat mata duitan Jinyi diatasi dengan baik oleh Adik Kedua.'     

Staf tersebut mengangguk, dia menghela napas, 'Orang kaya memang beda, mereka bahkan tidak menyukai hadiah senilai satu juta! Aku iri…'     

Raut wajah Tang Qing menggelap begitu mendengar keseluruhan cerita sekaligus percakapan antara Yan Jinyi dan Huo Xishen yang disampaikan stafnya.     

'Huo Xishen, rubah licik ini benar-benar. Jangan panggil aku Tang Qing jika tidak bisa merebut istrimu!'     

'Si*l, dasar sampah.'     

"Apa lagi yang disukai Nyonya Muda Kedua selain uang?" Tanya Tang Qing dingin pada sekretarisnya yang berdiri di dekat pintu.      

Sekretaris tersebut menyeka keringat dingin di dahinya dan menjawab, "Bertarung."     

"..."     

Saat tiba-tiba mengingat sesuatu, sekretaris itu pun menambahkan, "Nyonya Muda Kedua memiliki kerabat di desa. Sebelum menikah dengan Tuan Huo, dia sangat baik kepada neneknya. Entah karena apa, dia sudah tidak pernah pergi melihat neneknya lagi."     

Tang Qing mengangkat alisnya, "Maksudmu, kamu memintaku untuk membantu neneknya?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.