Bandit Cantik

Tuan Huo Berinisiatif Untuk Memegang Tanganku Hari Ini



Tuan Huo Berinisiatif Untuk Memegang Tanganku Hari Ini

0"Tuan Huo berinisiatif untuk memegang tanganku hari ini."     
0

Huo Xishen masih memasang ekspresi tenang, "Hmm."     

"Tuan Huo selalu memberi isyarat padaku," Yan Jinyi sengaja menghembuskan napasnya dan berkata dengan lembut, "Kamu ingin aku menghancurkan kepolosanmu secepat mungkin, kan?"     

Sudut bibir Huo Xishen berkedut.     

"Tuan Huo, aku datang!"     

Setelah mengatakan itu, Yan Jinyi mencondongkan tubuhnya, menatap bibir lembut itu, tapi saat bibirnya sudah akan menempel dengan bibir Huo Xishen, pria itu tiba-tiba menghentikannya.     

Telapak tangannya terasa panas dan lembab, seluruh tubuhnya menggigil, perasaan aneh langsung muncul secara mendadak.     

"Bukankah Tuan Huo berkata ingin menghangatkanku?" Tanya Yan Jinyi.     

Huo Xishen menatapnya dalam, seluruh tubuhnya mulai gemetar, dan kenangan masa kecilnya langsung membanjiri kepalanya.     

Apa yang berkobar-kobar itu…'     

'Dua mayat terbakar yang tidak bisa dikenali lagi…'     

Huo Xishen mengepalkan tangannya, berpura-pura terlihat tenang. Yan Jinyi jelas menyadari perubahan dalam diri pria itu, wanita itu menutup mulutnya dan kemudian berbalik menjauh.     

'Ck ck, bisa-bisanya seorang pria sempurna seperti Huo Eranjing menderita penyakit aneh ini.'     

Yan Jinyi merasa kesal sendiri. Huo Xishen dengan cepat bangkit dan pergi ke kamar mandi.     

Butuh waktu yang lama baginya untuk keluar, suhu tubuhnya sangat tinggi.     

Huo Xishen kemudian menatap Yan Jinyi yang tengah bersandar di kepala ranjang, dia perlahan berkata dengan suara seraknya, "Istriku, tidurlah lebih awal."     

"Tuan Huo tidak jadi menghangatkanku malam ini?"     

Tatapan Huo Xishen tertuju pada wajah cantiknya yang mungil, "Sudah kucoba. Tolong jangan dekat-dekat denganku saat ini."     

"???"     

'Jadi, Huo Eranjing, sebenarnya bagaimana caramu bisa mendapatkan seorang istri?'     

Yan Jinyi mencibir, "Tuan Huo, aku adalah manusia. Aku suka melakukan hal-hal yang manis dan mesra. Aku tidak tertarik untuk menjadi janda. Benar-benar tidak tertarik untuk itu. Lebih baik kita bercerai saja, aku…."     

Sebelum dia menyelesaikan ucapannya, Huo Xishen sudah berbalik dan pergi.     

Ketika sampai di pintu, pria itu baru angkat suara, "Aku tidak keberatan membiarkanmu melihat ukuranku, jadi kamu tidak akan selalu merasa seperti seorang janda."     

Yan Jinyi terlihat bingung.     

Begitu pintu ditutup, dia tiba-tiba mengerti.     

'Si*l, Huo Eranjing sedang menggodaku!'     

Dengan tangan terkepal, dia memukul keras sisi ranjang, 'Terserah, aku akan tidur dengan Kakak Ipar saja.'     

Memikirkan Shen Yan, Yan Jinyi jadi tersenyum lagi. Ia memegang bantal dan berlari ke kamar Shen Yan.     

Rutinitas Shen Yan begitu teratur. Awalnya, Yan Jinyi pikir dia sudah tertidur, tapi Yan Jinyi terkejut begitu mendapati pintu kamar Shen Yan yang masih setengah terbuka.     

Lampu di ruangan itu redup.     

Yan Jinyi membuka pintu dengan hati-hati, sekilas dia bisa melihat sosok ramping yang tengah berdiri di balkon.     

Tampaknya Shen Yan sangat menyukai warna hijau. Warna ini memang terlihat sangat cocok untuknya.     

Saat ini, Shen Yan tengah memakai gaun sutra berwarna hijau tua, dengan rambut sepanjang pinggul yang tergerai menutupi bahunya. Terlihat sedikit berantakan.     

Dia memegang segelas anggur dan bersandar dengan anggun di pagar balkon, matanya menatap kejauhan.     

Yan Jinyi merasa ragu sejenak sebelum melangkah perlahan.     

"Kakak Ipar, kamu…."     

Shen Yan tanpa sadar menoleh dan menatap Yan Jinyi heran.     

Yan Jinyi bisa melihat ada air mata yang menetes di sudut mata wanita itu.     

Shen Yan pun buru-buru menyekanya dan tersenyum dengan enggan, "Jinyi, kenapa masih belum tidur?'     

"Aku menderita insomnia. Aku membutuhkan Kakak Ipar untuk menemaniku tidur."     

"Bukankah besok masih harus syuting lagi? Memangnya kamu bisa bangun kalau tidak tidur?"     

Yan Jinyi melambaikan tangannya santai, "Jadwal syutingku sore, jadi tidak masalah. Bisakah Kakak Ipar menceritakan sesuatu padaku?"     

Shen Yan terkekeh, "Apa yang harus kuceritakan?"     

"Misalnya, masalah perasaanmu?"     

Shen Yan tertegun, matanya sedikit mengelak.     

"Kakak Ipar, kamu harus tahu, bagaimana aku bisa menikah dengan Huo Xishen."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.