Bandit Cantik

Aku Datang Untuk Menjemput Istriku Pulang



Aku Datang Untuk Menjemput Istriku Pulang

0Rasanya Yan Jinyi sangat ingin memukul seseorang.     
0

Tapi dia sadar di mana tempatnya saat ini.     

Paling tidak, dia harus keluar dari sini dulu untuk memukul mereka.     

Mata cantiknya menyipit, menatap beberapa orang di depannya dengan tenang.     

"Zhao Xinchen, kembalilah ke rumah sakit."     

Zhao Xinchen balas menatap Yan Jinyi dengan tidak percaya, "Kak Jin, aku datang ke sini untuk mendukungmu. Kenapa kamu malah mengusirku?! Dan lagi, kamu telah memukul Jiang Zhao untukku!"     

Yan Jinyi memainkan rambutnya dengan santai dan menjawab acuh, "Apa kamu pikir aku membutuhkanmu dukunganmu?"     

Zhao Xinchen mengerjapkan mata, dan tiba-tiba teringat jika selain Kak Jin-nya memang sangat pandai berkelahi, wanita itu juga seorang Nyonya Muda Kedua Keluarga Huo!     

'Memangnya seorang Nyonya Muda Kedua Keluarga Huo akan takut pada keluarga Jiang?'     

Zhao Xinchen langsung merasa tenang. Di tengah tatapan bingung Jiang Hai dan lainnya, dia memilih berbalik dan duduk di sebelah Yan Jinyi.     

Begitu duduk, dia tiba-tiba meringis kesakitan.     

"Shh~~"     

Dia terlalu bersemangat sampai lupa jika dirinya terluka. 'Si*l, ini sakit sekali!'     

Jiang Hai kira Zhao Xinchen akan menyerah karena takut pada ayahnya.     

"Kalau begitu, Wakil Kepala, bisakah kita menghukum Yan Jinyi sesegera mungkin atas kasus penyerangan putraku hingga harus dirawat di rumah sakit?"     

Begitu Jiang Hai selesai bicara, Zhao Xinchen tidak tahan untuk menyela, "Hei, aku sarankan agar kalian bisa memikirkannya lagi. Jangan sampai kalian menyesalinya, terutama untuk keluarga Jiang."     

'Menyesal?'     

'Kenapa aku harus menyesal?'     

'Huh!'     

"Nona Yan, apa kamu mengakui kesalahanmu?" Tanya Wakil Kepala Kepolisian seraya menatap Yan Jinyi.     

'Aku masih merasa kalau wanita ini terlihat familiar.'     

'Mungkin aku pernah melihat iklannya saat di luar?'     

Yan Jinyi bersandar di dinding dengan kaki menyilang, raut wajahnya sudah terlihat begitu kesal, "Jika ingin menahanku, tahan saja. Jangan berbelit-belit."     

"Hmm, kalau begitu, Nona Yan, silahkan pergi ke ruang penahanan dulu…."     

Saat borgol itu akan mengunci pergelangan tangan Yan Jinyi, suara Huo Zixing tiba-tiba terdengar.     

"Mau kalian apakan Kakak Ipar Keduaku?!"     

Semua orang berbalik.     

Inilah pertempuran yang sebenarnya.     

Mungkin ada tujuh hingga delapan orang yang ikut dengan Huo Zixing.     

Orang yang menjadi pemimpin mengenakan mantel berwarna hitam dengan aura bangsawan yang terpancar kuat. Wajah tampannya terlihat begitu dingin.     

Dia menipiskan bibirnya seraya memasukkan kedua tangannya ke dalam saku mantel. Setiap langkahnya berhasil membuat semua orang berdebar hebat.     

Di belakangnya, ada sosok Huo Sanshao yang begitu terkenal. Sementara di belakang Huo Sanshao, ada seorang pria berpenampilan rapi dengan membawa setumpuk dokumen di tangannya. Sedangkan sisanya adalah pengawal.     

Sebagai kepala Yayasan amal Tianxiang, Jiang Hai cukup beruntung karena sudah pernah bertemu dengan Huo Xishen, jadi dia langsung mengenalinya begitu melihatnya.     

Kakinya gemetar, dia bergegas maju dan menyambutnya dengan senyuman, "Kenapa Tuan Huo dan Tuan Muda Ketiga datang ke kantor polisi selarut ini?"     

'Tuan Huo?'     

'Tuan Muda Ketiga?'     

Wakil Kepala langsung bisa menebak siapa mereka sebenarnya. Tiba-tiba dia merasa merinding.     

'Untuk apa Tuan Huo datang ke kantor polisi?'     

'Apa untuk Zhao Xinchen?'     

Huo Xishen mengabaikan Jiang Hai dan mengalihkan pandangannya pada Yan Jinyi.     

Yan Jinyi memakai setelan kasual, wanita itu duduk seperti seorang preman jalanan, wajah polosnya masih terlihat cantik.     

'Sepertinya dia tidak terluka.'     

Huo Xishen bahkan tidak menyadari bahwa hatinya yang tegang kini sudah merasa lega.     

Dia menutupi bibirnya dan berdehem. Kemudian berjalan mendekati Yan Jinyi sambil terus menatap wanita itu.     

Yan Jinyi tanpa sadar mendongakkan kepala dan bertemu tatap dengan Huo Xishen.      

"Kamu…."     

Baru saja membuka mulut, Huo Xishen tiba-tiba mengulurkan tangan padanya.     

Tangannya terlihat sempurna, tulangnya tegas dengan jari yang panjang dan ramping. Mata Yan Jinyi berkilat begitu mengingat jika pria ini fobia pada wanita.     

"Aku datang untuk menjemput istriku pulang. Apa Tuan Jiang keberatan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.