Bandit Cantik

Zhao Xinchen Berada Dalam Lindunganku



Zhao Xinchen Berada Dalam Lindunganku

"Tidak perlu berterima kasih padaku."     

Ucap Yan Jinyi sebelum berbalik pergi.     

Zhao Xinchen menatap punggungnya sambil menduga-duga. Akhirnya, dia buru-buru menelepon dua anak buahnya untuk melindungi Yan Jinyi.     

Meskipun, Kak Jin-nya mungkin … tidak membutuhkan perlindungan.     

Dong Xu menunggu di gerbang rumah sakit. Melihat Yan Jinyi yang keluar dengan penuh amarah, dia pun bergegas mendekat, "Kak Jin sudah keluar. Apa Kak Jin mau kuantar pulang?"     

Yan Jinyi terlalu malas untuk menatapnya, dia berkata dengan dingin seraya menatap lurus ke depan, "Bawa aku menemui Jiang Zhao."     

Dong Xu menggigil seketika, "Ka-Kak Jin, untuk apa kamu menemui Jiang Zhao?"     

"Bawa saja aku ke sana."     

Dong Xu dapat merasakan aura membunuh yang dipancarkan Yan Jinyi.     

Samar memang, tapi cukup untuk membuat orang ketakutan.     

Lapangan Golf terbesar di Shengjing     

Jiang Zhao sedang duduk santai di kursi bersama para wanita cantik.     

"Tuan Muda Jiang, kudengar kamu mengalahkan Zhao Xinchen. Apa kamu tidak takut keluarga Zhao akan membalasmu?"     

Jiang Zhao mengambil segelas bir, sementara satu tangannya membelai pipi wanita di sebelahnya. Dia tersenyum cabul, "Untuk apa membahas si pecundang itu. Zhao Xinchen hanya berani di kandangnya saja. Ayahnya meminta sesuatu pada keluarga kami. Bahkan jika aku membuatnya cacat sekalipun, ayahnya tak akan berani berkutik."     

Lingkaran keluarga kaya di Shengjing sangat rumit. Status keluarga Jiang sedikit lebih tinggi daripada keluarga Zhao. Selain itu, pamannya adalah wakil direktur biro kepolisian, jadi Jiang Zhao dapat melakukan apapun yang dia mau.     

"Tuan Muda Jiang keren sekali!"     

"Tuan Muda Jiang, cobalah apel ini, aku mengupasnya sendiri. Rasanya manis!"     

Begitu Yan Jinyi tiba, dia langsung disambut dengan adegan itu.     

Hanya ada beberapa orang di lapangan luas itu. Dapat dilihat jika mereka telah menyewanya.     

Bagus, ini akan membuatnya leluasa untuk memukulnya.     

Dia mengikat rambut panjangnya yang tergerai seraya melakukan peregangan tubuh, "Tunggu di sini saja."     

Setelah Jiang Zhao selesai makan apel yang diberikan oleh wanita cantik di sebelahnya, matanya tak sengaja melihat Yan Jinyi.     

Mata Jiang Zhao menyala, dia langsung duduk tegak. Yan Jinyi terlihat sangat cantik, jauh lebih cantik daripada wanita-wanita norak yang ada di sekelilingnya sekarang.     

Penampilannya juga cukup berkelas.     

'Apa dia juga wanita pendamping baru?'     

'Tidak buruk. Mereka semakin pintar merekrut anggota.'     

Jiang Zhao bersandar di kursinya seraya menyilangkan kaki dan melihat Yan Jinyi yang semakin mendekat.     

"Gadis cantik, apakah Kak Yaya yang menyuruhmu datang?"     

Yan Jinyi mendekati Jiang Zhao dengan raut datar. Dia mengulurkan tangan dan mengambil tongkat di keranjang. Setelah berpikir sejenak, dia menendang kursi dengan sekuat tenaga.     

Jiang Zhao pun jatuh ke atas tanah dengan pose konyol yang memalukan.     

Para wanita yang ada disekelilingnya berseru sambil bergegas membantu Jiang Zhao untuk berdiri.     

"Wanita jal*ng, apa kamu tahu siapa aku?"     

Jiang Zhao meludah dan menatap Yan Jinyi sengit. Ia mengepalkan tangannya dan hendak melayangkannya pada Yan Jinyi, namun Yan Jinyi justru memegang pergelangan tangannya dengan satu tangan dan memutarnya, sampai suara retakan tulangnya terdengar. Jiang Zhao meraung kesakitan.     

"Beraninya kamu menggertak orangku. Tidak peduli siapapun dirimu, aku pasti akan memberimu pelajaran."     

Lengan Zhao Xinchen yang digips mendadak muncul dalam ingatannya. Yan Jinyi mengambil pisau buah yang ada di atas meja dan menggoreskannya ke lengan Jiang Zhao tanpa mengucapkan sepatah kata pun.     

Lukanya tidak dalam, tapi terlihat mengerikan. Para wanita itu kembali menjerit, seolah-olah Yan Jinyi adalah monster.     

"Wanita jal*ng, kamu mau mati, heh!" Dahi Jiang Zhao sudah penuh keringat karena rasa sakit yang hebat. Yan Jinyi menekuk lututnya dan membantingnya ke tanah dengan keras.     

Jiang Zhao merasa tulangnya akan patah. Dia meringis seraya memelototi Yan Jinyi, "Kamu…."     

Yan Jinyi mengangkat kakinya dan menginjak dada pria itu. "Kamu pantas mati karena telah menyakiti orangku. Aku adalah Yan Jinyi, dan Zhao Xinchen berada dalam lindunganku."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.