Bandit Cantik

Mengatai Kakak Ipar Keduanya di Hadapannya Sendiri?



Mengatai Kakak Ipar Keduanya di Hadapannya Sendiri?

0Liang Fanfan bergegas mendekat dan bersiap duduk di sebelah Huo Zixing, tapi Huo Zixing dengan cepat berdiri.     
0

Saat dia masih belum tahu apa yang dipikirkan Liang Fanfan tentangnya, dia hanya berpikir jika Liang Fanfan masih kekanak-kanakan sehingga sangat bergantung padanya.     

Namun, sejak mengetahui perasaan Fanfan padanya, Huo Zixing merasa bahwa semua sel di tubuhnya langsung menolak Liang Fanfan.     

Liang Fanfan merasa sedih saat dia hanya bisa meraih udara, "A Xing, kamu … kenapa kamu menghindar?"     

Hueks~~     

Huo Qingyuan menjauh dari Liang Fanfan. 'Ngeri sekali!'     

"Ekhem. Tuan Muda Ketiga, saya Kekek Fanfan, Peng Wusheng. Anda pernah datang ke rumah kami saat masih kecil." Peng Wusheng menaruh satu tangannya di balik punggung, dan tangan lainnya menutupi bibir. Sengaja berdehem untuk memberitahu keberadaan dirinya.     

"Kakek Peng, Nenek Peng." Huo Zixing mengangguk sedikit dan menunjukkan rasa hormatnya.      

Ketika masih kecil, kakak pertama dan kakak keduanya selalu bermain bersama, mereka tidak suka padanya karena dia tidak cukup pintar, sehingga dia tidak dapat belajar dengan mereka, akhirnya dia lebih memilih bermain bersama teman-temannya.     

Dia mengenal Liang Fanfan dari temannya yang lain.     

Saat pertama kali bertemu Liang Fanfan, Huo Zixing merasa bahwa bocah laki-laki itu sangat lemah sehingga terlihat seperti seorang perempuan. Liang Fanfan bicara dengan suara rendah dan cengeng.     

Pada waktu itu, dia ingin menjadi pahlawan yang menghukum semua kejahatan dan menjadi pelindung bagi Liang Fanfan.     

Huo Zixing curiga jika itu adalah awal dari semua bencana yang terjadi sekarang.     

"Ya, ya. Sudah lama Tuan Muda Ketiga tidak berkunjung ke rumah kami. Datanglah kapan-kapan. Suatu kehormatan bagi kami bahwa Anda menjalin hubungan yang baik dengan Fanfan."     

Kemudian Peng Wusheng meletakkan sekotak hadiah di atas meja, "Kami datang ke sini untuk berterima kasih kepada Tuan Muda Ketiga karena telah menjaga Fanfan. Mulai sekarang, kami akan mempercayakan Fanfan kepada Tuan Muda Ketiga."     

Huo Qingyuan terbelalak, rasanya dia ingin sekali berteriak, 'Kakak Ipar Kedua, turun dan lihatlah drama ini!'     

"Kakek Peng, sama-sama. Aku dan Fanfan sudah seperti kakak-adik yang baik, sudah sepatutnya kami saling membantu."     

'Kakak adik?'     

Peng Wusheng dan istrinya saling melirik, mereka mengernyit samar.     

'Mungkin karena di sini ada Nona Muda Huo, jadi Tuan Muda Ketiga tidak mau mengakuinya.'     

Dia langsung mengubah topik pembicaraan, "Saya dengar Yan Jinyi adalah artis di perusahaan Tuan Muda Ketiga. Dia memiliki perangai yang buruk dan membuat masalah di pesta ulang tahun Nenek Fanfan. Dia sudah mendorong Fanfan ke kolam…."     

Huo Zixing mengangkat alisnya, 'Terus?'     

"Saya telah memboikot artis yang berperilaku buruk seperti itu. Bagaimana menurut Tuan Muda Ketiga? Saya dengar, dia juga menggertak Fanfan kami."     

Liang Fanfan ikut-ikutan, "A Xing, j*lang kecilmu itu masih mengancamku untuk membuatmu meninggalkanku, dia bilang akan memukulku!"     

'J*lang kecil?'     

Wajah Huo Zixing menggelap. Dia berani mengatai Kakak Ipar Keduanya di hadapannya sendiri?     

'Siapa yang memberimu keberanian!'     

"Aku…."     

Huo Zixing baru saja membuka suara saat suara langkah kaki terdengar dari lantai dua.     

Semua orang menoleh dan melihat Yan Jinyi yang perlahan turun dengan baju rumahan.     

Liang Fanfan terbelalak, dia menunjuk ke arah Yan Jinyi dan Huo Zixing bergantian dengan raut tidak percaya, "A Xing, kamu … kamu membawanya pulang! A Xing, dia adalah wanita j*lang, dia mau bersamamu karena dia menyukai statusmu!"     

"Fanfan, jangan bicara omong kosong!" Huo Zixing dapat merasakan dengan jelas tatapan tajam Yan Jinyi, punggungnya mulai terasa dingin.      

"Aku tidak bicara omong kosong. Menurutmu kenapa Kakek bisa memboikotnya? A Xing, jangan mau ditipu olehnya!"     

Yan Jinyi sudah sampai di bawah, dia menguap dengan malas sebelum mengulurkan tangan, "Huo Qingyuan, mana kemocengnya?"     

"Akan kuambil!" Huo Qingyuan berlari ke meja untuk mengambil kemoceng dan menyerahkannya ke Yan Jinyi dengan kedua tangannya, "Kakak Ipar Kedua, ini kemocengmu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.