Bandit Cantik

Belum Pernah Jatuh Cinta Sejak Lahir



Belum Pernah Jatuh Cinta Sejak Lahir

0Begitu tiba di Kediaman Huo, tak disangka ternyata kapten tampan dari tim pengawal, Qin He juga ada di sana.     
0

Dia mengenakan jaket, wajahnya terlihat babak belur. Pria itu terlihat tidak sehat.     

Melihat keduanya masuk, dia pun segera menyapa dengan hormat.     

"Apa misinya sudah beres?"     

Huo Xishen bertanya dingin saat melihat penampilannya.     

Qin He mengepalkan tangannya, tanpa sadar menatap Yan Jinyi.     

Huo Xishen duduk di sofa, "Tidak apa-apa, katakan saja."     

"Ya, kami sudah membantu Interpol untuk menangkap orang-orang itu. Tapi kami kehilangan dua anggota."     

Huo Xishen terdiam sejenak, "Cari keluarga mereka dan beri mereka hadiah."     

Yan Jinyi bisa menyadari sesuatu dari obrolan mereka.     

Pengawal Keluarga Huo tidak hanya melindungi Keluarga Huo, tapi juga bekerja sama dengan kepolisian.     

Kali ini misi mereka pasti sangat darurat sehingga membuat mereka kehilangan dua anggota.     

Tatapan Yan Jinyi menggelap. Dia mengerti bagaimana rasanya kehilangan anak buah.     

Terutama saat melihat mereka jatuh di hadapannya langsung, sementara dia tidak bisa melakukan apapun untuk membantunya.     

Yan Jinyi tiba-tiba menghela napas dan menepuk bahu Qin He, "Aku turut berduka. Ajak aku bersamamu dalam misi berikutnya, agar aku dapat memastikan kalian semua tidak terluka."     

Qin He mengulas senyum seraya berkata acuh tak acuh, "Nyonya Muda Kedua mungkin tidak tahu pekerjaan kami. Pekerjaan kami tidak cocok untuk Nyonya Muda Kedua."     

Ck ck~~     

Apa yang belum pernah dia lakukan saat menjadi seorang bandit?     

'Bilang saja kalau kamu sedang meremehkanku!'     

"Kamu sedikit menyebalkan. Pasti kamu belum pernah jatuh cinta sejak lahir, kan?"     

Ucap Yan Jinyi sinis, kemudian berjalan ke atas sambil menenteng tasnya.     

Qin He terlihat kebingungan, 'Jadi, apa aku secara tidak sengaja menyinggung Nyonya Muda Kedua?'     

Tapi dia mengatakan yang sebenarnya. Misi mereka penuh dengan baku tembak, dan nyawa merekalah yang selalu menjadi taruhannya…     

"Qin He, beristirahatlah. Jangan terima misi apapun dari siapa pun yang meminta bantuan."     

Qin He mengambil sikap hormat, "Siap, Tuan Muda Kedua."     

Yan Jinyi mengutuk Qin He dalam diam. Dia beralih membuka Wechat dan melihat pesan Qin Peipei di layar.     

[Qin Peipei: Kak Jin, aku tidak punya pilihan lain. Du Xian adalah seniorku. Aku tidak bermaksud menghubungimu untuk itu.]     

[Qin Peipei: Kak Jin, mungkin Du Xian ingin Nyonya Muda Kedua merawatnya dan membantunya menangani skandal yang ada saat ini….]     

'Qin Peipei ini berisik sekali!'     

Yan Jinyi tidak membalasnya, dia beralih ke Wechat Dong Xu.     

[Bandit Wanita: Bagaimana kabar gunungku?]     

Dong Xu belum membalas untuk waktu yang lama.     

'Bocah ini sudah berani?'     

Setelah mandi dan main game lagi, Yan Jinyi kembali membuka Wechat. Akhirnya Dong Xu membalasnya, tapi balasannya tidak masuk akal.     

[Dong Xu: Kak Jin, apa Tuan Zhao menghubungimu kemarin? Dia telah membantumu mengawasi gunung itu. Semalam dia menyuruhku menghubunginya, tapi aku belum bisa menghubunginya.]     

Tuan Zhao?     

Zhao Xinchen?     

Bukankah ayahnya juga tertarik pada gunung itu? Tampaknya Zhao Xinchen memilih untuk berdiri di pihaknya!     

Yan Jinyi sedikit terkejut mengetahui ini.     

Keesokan harinya, begitu Yan Jinyi selesai bekerja dan sampai di gerbang masuk City Wall, dia melihat Dong Xu bersandar di pohon yang ada di seberangnya dengan sebatang rokok di bibirnya. Pemuda itu tampak sedikit gelisah.     

Apa pemuda itu mencarinya?     

Dia menekan ujung topinya ke bawah dan ingin menyelinap pergi. Namun, baru berjalan dua langkah, Dong Xu sudah menyadari keberadaannya dan langsung berlari mendekat.     

"Kak Jin, bisakah kamu ikut pergi ke rumah sakit denganku?"     

"Untuk apa pergi ke rumah sakit?"     

"Tuan Zhao dipukuli habis-habisan. Sekarang dia sedang terbaring di rumah sakit. Kudengar dia dipukuli karena Kak Jin."     

'Zhao Xinchen dipukuli?'     

"Kak Jin, kamu…."     

Yan Jinyi mengerutkan kening, "Ayo ke rumah sakit."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.