Bandit Cantik

Chapter 351



Chapter 351

"Aku…."     

"Bagaimana bisa seorang pria dewasa gagap?" Yan Jinyi tampak bersimpati, "Lupakan saja. Aku tanya padamu, apa kamu tahan dengan pukulan?"     

"Apa?"     

Yan Jinyi memasukkan sepotong permen karet ke dalam mulutnya, bersandar di bagian belakang sofa dengan menyilangkan kedua kakinya, seraya menatap lurus ke arah Liang Fanfan.     

"Jika kamu ingin menjadi anggota Keluarga Huo, kamu harus memenuhi aturan keluarga kami terlebih dahulu. Tidak rumit, hanya dua kata, yakni tahan pukulan."     

'Pu … pukulan?'     

Peng Wusheng dan sang istri ikut tercengang.     

'Apa ada aturan seaneh itu di dalam sebuah keluarga!'     

Wajah Liang Fanfan terlihat tidak enak dipandang. Tanpa peduli lagi status orang yang ada di hadapannya, ia mengarahkan telunjuknya ke Yan Jinyi, "Kamu juga menikah dengan Keluarga Huo. Apa kamu juga tahan pukulan?"     

Yan Jinyi mengangkat alisnya, "Pertanyaan yang bagus."     

Liang Fanfan mendengus.     

Kemudian suaranya terdengar lagi, "Tidak ada seorang pun di Keluarga Huo yang mampu mengalahkanku."     

"..."     

Huo Qingyuan dan Huo Zixing saling membisu.     

'Kakak Ipar Kedua, harusnya kamu sadar diri, tidak semua orang bisa menjadi lawanmu.'     

'Begitu kemoceng keluar, memangnya siapa yang akan bisa bersaing denganmu?'     

"Kamu…."     

"Kemari. Biar aku lihat apa kamu tahan pukulan atau tidak."     

Yan Jinyi mengangkat kemoceng di tangannya dengan posisi siap untuk membunuh orang, membuat semua orang yang ada di sana merasa ketakutan dalam sekejap.     

Peng Wusheng buru-buru berlari menghentikannya, "Nyonya Muda Kedua, dengar, Fanfan kami dan Tuan Muda Ketiga adalah teman, bukan sepasang kekasih. Lagi pula, Fanfan adalah seorang pria, bagaimana bisa dia menjadi menantu Keluarga Huo?"     

Jelas bukan itu yang dia katakan tadi.     

Yan Jinyi tersenyum pada Liang Fanfan, "Oh, ternyata aku salah paham. Kupikir Tuan Liang mencintai Huo Sanshao kami dan tidak ingin melepaskannya!"     

Sampai di sini, Yan Jinyi menggelengkan kepala, "Huo Sanshao sudah kekurangan kasih sayang sejak dia kecil. Keluarga kami juga bukanlah orang yang kolot. Tapi, karena Tuan Liang tidak bermaksud begitu, jadi kamu…." Senyum Yan Jinyi lenyap, matanya berubah dingin, lalu menunjuk ke arah pintu menggunakan kemocengnya, "Zhang Guoquan, tolong antarkan tamu-tamu ini pergi."     

Akhir-akhir ini, Zhang Guoquan sudah semakin pintar, dia mencoba mengurangi kehadirannya di depan Yan Jinyi.     

Lagi pula, tulangnya sudah tua, kalau sampai kemoceng itu mendarat pada tubuhnya….     

"Ekhem, silahkan."     

Peng Wusheng segera membungkuk pada Yan Jinyi, "Saya akan membereskan semua berita di luar sana. Maafkan saya Nyonya Muda Kedua, hanya karena mendengar fitnah, saya kira Anda…."     

Yan Jinyi mengibaskan tangannya, wajahnya sudah terlihat tidak sabar.     

Sedangkan Liang Fanfan mengatupkan giginya, ia tiba-tiba bergegas mendekati Huo Zixing sambil menatapnya dengan penuh cinta, "A Xing, aku mencintaimu! Sejak kecil aku sudah memutuskan untuk terus bersamamu tidak peduli sesulit apapun itu! Aku selalu membenci kedua orang tuaku karena mereka tidak melahirkanku sebagai wanita…"     

'Kenapa dia keras kepala sekali?'     

Yan Jinyi melotot. Sementara Huo Qingyuan buru-buru mengambil buah apel dan duduk di sebelah Yan Jinyi.     

'Wow, berani sekali!'     

Wajah Huo Zixing sudah pucat, sedangkan Liang Fanfan tidak melihatnya dan terus mengungkapkan cintanya.     

"A Xing, aku tahu kamu juga menyukaiku. Kalau tidak, kamu tidak akan mau menghabiskan waktu bersamaku setiap aku kembali. A Xing, jangan pedulikan tatapan-tatapan mengadili orang lain. Beberapa negara telah mendukung pernikahan sesama jenis, kita…."     

Huo Zixing semakin melangkah mundur, melindungi dadanya dengan kedua tangan sambil menatap waspada pada Liang Fanfan, "Liang Fanfan, apa kamu gila? Aku adalah pria lurus, jangan bawa-bawa aku kalau kamu memang belok!"     

Liang Fanfan tertegun, air matanya mulai menetes, "A Xing, jangan menolakku. Aku tidak bisa hidup tanpamu…."     

Yan Jinyi masih memasang raut wajah datar sambil terus mengunyah permen karet, "Wanita tidak ada apa-apanya dibandingkan seorang pria yang centil."     

Huo Qingyuan menimpali, "Kakak Ipar Kedua, itu bukan centil. Itu menggali lubang kubur sendiri."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.