Bandit Cantik

Membantu Orang Lain



Membantu Orang Lain

0Mendukung Huo Qingyuan?     
0

Ada keraguan yang terpancar di mata Huo Xishen.     

Yan Jinyi meliriknya, "Dia berkelahi di kampus."     

"Oh."     

Melihat ekspresi tenang Huo Xishen, pria itu tampak tidak terkejut.     

***     

Huo Qingyuan sudah berdiri dengan gelisah di sudut ruangan sejak dia tahu bahwa dekan telah memberitahu Yan Jinyi tentang masalah ini.     

Rambutnya acak-acakan, dan salah satu kancing di mantelnya telah terlepas.     

Kali ini dia sangat ceroboh. Dia hanya seorang diri, sementara Zhao Xinyue memiliki beberapa orang yang membantu.     

Jika dia tidak tahu cara berkelahi, pasti akibatnya akan lebih buruk.     

Tapi kali ini dia membantu orang lain!     

Katanya, Zhao Xinyue dan gengnya mengganggu gadis kecil itu juga karena masalah seorang pemuda.     

Pemuda itu adalah target baru Zhao Xinyue, dan gadis yang dipukuli itu kebetulan adalah teman sebangku sang pemuda.     

"Saya telah memberitahu keluarga kalian. Huo Qingyuan, Zhao Xinyue, ini adalah kampus. Ini adalah salah satu universitas terbaik di negara kita. Namun karena perbuatan kalian, reputasi itu akan hilang!"     

Dekan terlihat sangat marah.     

"Terutama kamu, Huo Qingyuan. Bukankah kamu telah berubah menjadi lebih baik akhir-akhir ini? Kakak Ipar Keduamu yang mengurus semuanya. Tetapi kali ini kamu harus menyusahkannya lagi untuk mengatasi kekacauan yang kamu lakukan. Apa kamu tidak takut?"     

Dia masih ingat saat terakhir kali Kakak Ipar Kedua Huo Qingyuan bertindak kasar di kantor ini.     

Sangat mengerikan. Dia bahkan merasa takut ketika mengingatnya lagi.     

Tubuh Huo Qingyuan gemetar. Bahkan Zhao Xinyue pun ikut merasa takut.     

'Tidak. Kupikir tadi adalah saat yang tepat untuk membalas dendam pada Huo Qingyuan. Kenapa aku bisa lupa kalau dia memiliki Kakak Ipar Kedua yang sangat kuat?'     

Huo Qingyuan mengutuk sang dekan dalam hatinya.     

'Dasar pak tua yang tidak bisa membedakan siapa yang baik dan jahat. Kenapa dia masih menghubungi Kakak Ipar Kedua kalau takut? Apa dia tidak menyimpan nomor Huo Zixing?'     

'Apakah salah untuk membantu orang lain?'     

Tiba-tiba pintu kantor dibuka dari luar, kemudian Yan Jinyi bergegas masuk.     

"Huo Qingyuan, hanya itu yang bisa kamu lakukan?"     

Orangnya masih belum terlihat, namun suaranya sudah terdengar lebih dahulu.     

Huo Qingyuan seketika gemetaran.     

Yang pertama Jinyi cari adalah kemoceng.     

"Huo Qingyuan, aku bertanya padamu!"     

Sang Dekan tersentak. Dia sangat takut Yan Jinyi akan berbuat kasar lagi di kantornya. Dia mulai membuka suara untuk menenangkan, "Qingyuan masih muda, jadi wajar jika dia sedikit bandel. Kali ini tujuannya sangat mulia, Nyonya Muda Kedua, jangan marah dulu!"     

Yan Jinyi tidak bisa menemukan kemoceng, jadi dia mengambil koran di atas meja dan menggulungnya, "Huo Qingyuan, apa kamu tuli?"     

Huo Qingyuan berkata dengan suara bergetar, "Kakak, Kakak Ipar, aku di sini."     

Yan Jinyi membalikkan tubuh dan melihat Huo Qingyuan yang berdiri di antara rak buku dan dinding.     

Alis cantiknya menukik. Dengan kening berkerut dia berujar keras, "Hanya itu yang bisa kamu lakukan? Apa yang kamu lakukan dengan bersembunyi di sana?"     

'Kalau tidak bersembunyi, aku takut kamu pukul!'     

Ratap Huo Qingyuan dalam hati.     

Yan Jinyi memukul gulungan koran itu ke atas meja, "Kemari."     

"Kakak Ipar, kali ini aku benar-benar tidak bersalah. Zhao Xinyue dan gengnya yang bertindak kelewatan dan melakukan kekerasan di area kampus…"     

Sebenarnya, Zhao Xinyue agak takut pada Yan Jinyi. Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun saat melihat penampilannya yang garang.     

"Lihat permainanmu. Bersikaplah layaknya Nona Muda Huo. Zhao Xinyue hanyalah anak haram, dia tidak bisa dibandingkan denganmu!"     

Zhao Xinyue seperti ditikam pisau tajam. Raut wajahnya langsung berubah muram.     

Huo Qingyuan sedikit berpikir, Kakak Ipar Keduanya…     

"Si*lan, apakah hukum kerajaan masih berlaku di sini?" Yan Jinyi tiba-tiba berjalan mendekati para mahasiswi yang ada di samping Zhao Xinyue.     

Dia mengangkat tangan, lalu menganyunkannya dengan keras. Koran yang ada di tangannya pun mendarat di tubuh mahasiswi tersebut.     

Dipukul menggunakan koran sebenarnya tidak sakit, hanya saja suaranya sangat menakutkan.     

Tubuh mahasiswi itu bergetar hebat.     

"Huo Qingyuan, berapa kali aku harus mengajarimu? Lain kali jangan biarkan orang menarik rambutmu saat berkelahi. Lingkaran merah yang digambar di kerangka bukan hanya hiasan saja, kan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.