Bandit Cantik

Mungkin Kalian Pikir Aku Mudah Digertak



Mungkin Kalian Pikir Aku Mudah Digertak

0Ia memasang anak panah pada busur lebih dulu, dan langsung melepaskannya dengan mata tertutup.     
0

Wushh~~     

Untuk waktu yang lama, arena panahan itu menjadi sunyi.     

Yan Jinyi membuka matanya perlahan tanpa melihat ke arah papan sasaran. Dia menoleh dan menatap Huo Xishen, "Suamiku, lingkaran ke berapa?"     

Huo Xishen berkata dengan suara dalam, "Lingkaran ke-sepuluh."     

Mata Yan Jinyi membulat, ia kemudian melompat tinggi, "Lingkaran ke-sepuluh! Aku benar-benar jenius!"     

Nyonya Wang terlihat sangat marah, 'Bagaimana mungkin?'     

'Bagaimana bisa wanita ini berhasil mengenai lingkaran ke-sepuluh?'     

Tidak bisa. Dia juga harus mengenai lingkaran ke-sepuluh setelah ini.     

Kali ini, Nyonya Wang butuh waktu lama untuk bersiap menembakkan anak panah.     

Menang atau kalahnya mereka berada di tangannya. Semua orang menahan napas dan menatap lurus ke arah anak panah.     

Duk~~     

Hanya kena lingkaran keenam.     

Akhirnya, Yan Jinyi mengalahkan Nyonya Wang dengan skor tipis 1 poin.     

Raut wajah Nyonya Wang terlihat keruh. Dia bahkan bisa merasakan kemarahan dari suaminya.     

Nyonya Li dan yang lainnya tampak tercengang.     

Sebaliknya, Yan Jinyi bergegas mendekat dengan penuh semangat dan hendak mengalungkan lengannya ke leher Huo Xishen. Namun begitu ia mengulurkan tangan, gerakannya langsung terhenti di udara, dan beralih melakukan peregangan.     

"Ah, aku menang!"     

Dia sungguh senang. Dia mendapatkan sebuah apartemen dengan gratis. Bisakah dia tidak merasa bahagia?     

Huo Xishen tersenyum melihat ada binar di mata istrinya, "Istriku ternyata sangat hebat."     

Suaranya bisa membuat orang merasa lelah saat mendengarnya.     

Alis Yan Jinyi terangkat, 'Omong kosong, memangnya kamu tidak tahu aku siapa!'     

Jika bukan karena fakta bahwa para nyonya kaya ini mungkin masih berguna di masa depan, dia bahkan tidak akan repot-repot memainkan drama ini. Dia pasti akan mengenai lingkaran kesepuluh di setiap tembakan.     

Yan Jinyi menggosokkan tangannya, "Nyonya Wang, kapan Anda akan memberikan sertifikat apartemen itu kepada saya? Mari kita selesaikan prosesnya sesegera mungkin, hm?"     

Nyonya Wang mengatupkan gigi. Ia berkata ragu, "Saya…"     

"Kenapa? Mungkinkah Nyonya Wang mau bertaruh tapi tidak mau mengakui kekalahan? Sebenarnya saya bukanlah orang yang rumit, hanya saja saya tidak tahu ternyata Direktur Wang…"     

Yan Jinyi tidak melanjutkan perkataannya.     

Direktur Wang tanpa sadar melirik Huo Xishen. Dia langsung gemetar saat melihat tatapan membunuh pria itu.     

"Tentu saja saya bersedia mengaku kalah. Kamu…" katanya sambil menunjuk Nyonya Wang dengan ekspresi serius, "...carilah waktu untuk mengurus proses pindah tangan apartemen. Apa kamu dengar?"     

Nyonya Wang dengan enggan mengangguk, "Ba…baik."     

'Si*l, kenapa wanita ini sangat beruntung?'     

Dia berhasil mendapatkan apartemen yang bernilai lebih dari enam juta yuan!     

Itu adalah satu-satunya rumah yang menjadi atas namanya sendiri, dan dia baru saja kehilangannya!     

Lalu, yang paling penting, Nyonya Li yang baru saja menyanjung tinggi dirinya, sekarang berbalik menjatuhkan. Dia telah berusaha begitu keras untuk bisa menikah dengan Direktur Wang.     

Karena hal ini, bukankah para tetua Keluarga Wang akan semakin membencinya?     

Memikirkan ini, Nyonya Wang mengepalkan tangannya. Bahunya bergetar karena amarah.     

"Nyonya Wang, apa Anda baik-baik saja? Kenapa anda gemetar hebat?"     

Tanya Yan Jinyi berlagak polos.     

"Tidak, tidak apa-apa," Nyonya Wang berkata dengan gigi terkatup, "Nyonya Muda Kedua sangat hebat."     

Yan Jinyi menahan senyumnya.     

Ia tiba-tiba berbalik dan duduk menyilangkan kaki. Kemudian ia menundukkan kepala sambil memainkan kukunya.     

"Mungkin menurut kalian aku mudah digertak."     

Suara Yan Jinyi terdengar begitu dingin, membuat orang-orang tanpa sadar menatapnya.     

"Aku adalah orang yang pendendam. Siapapun yang membuatku tersinggung, aku pasti akan membalasnya ribuan kali lipat. Dan…," tiba-tiba dia mendongak, tatapannya begitu dingin, "Aku memiliki temperamen yang buruk. Aku tidak ingin bersikap kasar di pertemuan pertama kita hari ini. Lain kali, siapapun yang masih ingin menyinggungku…"     

Dia bangkit, mengambil anak panah dari keranjang dan melemparkannya. Anak panah itu pun langsung menembus papan sasaran hingga ke dinding belakang.     

"Mungkin, tidak akan kuberi ampun."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.