Bandit Cantik

Suamiku, Bagaimana Kalau Aku Kalah?



Suamiku, Bagaimana Kalau Aku Kalah?

0Yan Jinyi menimbang-nimbang busur di tangannya. Pengerjaannya tidak buruk, tapi rasanya masih tidak sebagus buatan paman di Desa Heiyun.     
0

"Bagaimana cara menghitung skornya?"     

Melihat bahwa Yan Jinyi bahkan tidak mengetahui hal ini sama sekali, Nyonya Wang semakin yakin bahwa dia tidak dapat memanah.     

"Kita memiliki masing-masing enam anak panah. Mari kita hitung berdasarkan lingkaran yang ada pada papan, yang diambil adalah skor tertinggi dari keenam tembakan itu."     

Yan Jinyi mengerjapkan mata polos, "Oke!"     

Kemudian, dia meletakkan anak panah di tali busur dan menarik busurnya.     

Lingkaran ke-enam.     

Suara helaan nafas terdengar dari sekelilingnya.     

"Oh, kurang dua lingkaran lagi. Nyonya Muda Kedua, semangat. Kamu pasti bisa menyusul."     

Nyonya Wang semakin percaya diri, dia segera mulai menarik busur dan menembakkan anak panah.     

"Masih lingkaran ke-delapan. Nyonya Wang sangat stabil, bagus!"     

Nyonya Wang terkekeh, "Nyonya Muda Kedua, giliranmu lagi."     

Yan Jinyi tampak kecewa karena tembakannya barusan. Begitu mendengar ucapan itu, dia beralih menatap Huo Xishen.     

Huo Xishen hanya mengangguk padanya.     

Dia seperti mendapatkan semangat. Dengan mata berbinar, ia membidik target dan menembakkan anak panah lainnya.     

"Oh, lingkaran ke-lima. Sayang sekali."     

Bola mata beberapa nyonya kaya tampak memancarkan kebahagiaan.     

Dan para bos dan eksekutif senior itu pun menatap iri pada Direktur Wang.     

Melihat hal ini, ia sudah pasti mendapatkan 2% saham di TG Entertainment.     

Jika berita ini tersebar, dia juga dianggap sebagai setengah dari pemegang saham di Grup Huo. Betapa bangganya dia!     

Direktur Wang mengulas senyum, membuat dua kerutan tampak di wajahnya.     

Tembakan ketiga, Nyonya Wang hanya mengenai lingkaran ketujuh, raut wajahnya tampak kecewa.     

Tanpa sadar, ia menatap Yan Jinyi. Ia melihat wanita itu sedang menyeka keringatnya dengan nafas terengah-engah.     

'Hmm, wanita ini mungkin tidak akan mengenai lingkaran ke-lima kali ini.'     

Yan Jinyi mengangkat busurnya dengan susah payah dan memasang anak panah dengan ekspresi polos.     

Dia bahkan tidak melihat posisi target panahan dengan seksama. Ia mulai mengendurkan tangan.     

Wussh~~Mendengar suara anak panah yang tidak mengenai sasaran, Yan Jinyi memalingkan wajahnya dan memejamkan mata.     

Sudut bibir Huo Xishen berkedut di tempat duduknya saat menonton aksi Yan Jinyi.     

Pantas saja istrinya menjadi seorang aktris. Dia berakting sepanjang waktu.     

"Lingkaran ke-delapan?" Nyonya Li agak terkejut. "Nyonya Muda Kedua benar-benar mengenai lingkaran kedelapan?"     

Yan Jinyi membuka satu matanya dan membidik target panahan, lalu tiba-tiba berseru, "Astaga, benar-benar lingkaran ke-delapan. Aku sangat jenius!"     

Huo Xishen mengangguk dengan ekspresi penuh kasih sayang.     

Orang-orang di sekitar pun hanya bisa ikut-ikutan memuji.     

'Bukankah ini hanya sebuah keberuntungan? Apa yang bisa dibanggakan dari hal ini?'     

Nyonya Wang diam-diam mengatupkan giginya saat di tembakan ke-empat juga mengenai lingkaran ke-delapan.     

Diam-diam dia menghela napas dalam, dia tidak percaya Yan Jinyi masih bisa seberuntung itu.     

Akhirnya, kali ini Yan Jinyi berhasil mengenai lingkaran ke-delapan lagi.     

"Perasaan itu datang juga!"     

Yan Jinyi tersenyum cerah, kemudian mengangguk pada Nyonya Wang, "Nyonya Wang, semangat ya!"     

'Ini hanya keberuntungan. Jangan cepat puas.'     

Pada tembakan kelima, Nyonya Wang berhasil mengenai lingkaran kesembilan.     

Seluruh penonton terkejut. Bukankah Nyonya Wang terlalu stabil?     

Dia begitu mudah mengenai lingkaran kesembilan.     

Untuk sesaat, semua mata tertuju pada Yan Jinyi. Bahkan jika dia cukup beruntung mengenai lingkaran kedelapan lagi, dia tetap akan kalah.     

Yan Jinyi menggigit bibir bawahnya dan menatap sedih pada Huo Xishen, "Suamiku, bagaimana kalau aku kalah?"     

Huo Xishen menatapnya, "Tidak apa-apa. Dua persen saham itu berhak disumbangkan kepada para pengungsi."     

Menyumbangkan?     

Pengungsi?     

Semua orang langsung melihat ke arah Direktur Wang begitu mendengar kata pengungsi.     

Dia layak menjadi keluarga kaya dan berkuasa. Tuan Huo sangat kaya dan berkuasa.     

Yan Jinyi seketika merasa lega. Ia berbalik dan berteriak, "Aku bisa!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.