Bandit Cantik

Aku Hanya Senang Menumpas Kejahatan



Aku Hanya Senang Menumpas Kejahatan

0Tepat saat dia akan menembak, suara dingin Yan Jinyi terdengar.     
0

"Hei, lihat ke belakang."     

Pria paruh baya itu sontak berbalik, namun sebelum dia bisa melihat orang itu dengan jelas, tiba-tiba sebuah pukulan melayang ke wajahnya dan mengenai pangkal hidungnya.     

Pria paruh baya itu pun menjerit kesakitan dan menutupi pangkal hidungnya dengan tangan yang ia gunakan untuk menahan sang anak perempuan. Air matanya bahkan hampir keluar.     

Yan Jinyi langsung mendorong sang gadis kecil ke belakangnya, menekuk lututnya dan menendang pria paruh baya tersebut.     

"Aaa!"     

Rasa sakit yang begitu kuat di pangkal hidung dan perutnya membuat wajahnya pucat seketika.     

Sambil menggertakkan gigi, ia menatap Yan Jinyi, lalu menodongkan pisau di tangannya, "Hei wanita jal*ng! Berani-beraninya kau memukulku. Kamu mau mati, ha! Mau mati, ha!"     

Pria itu seperti orang gila. Dengan wajah garang ia mengarahkan pisau buah di tangannya ke arah Yan Jinyi.     

Semua orang yang ada di sekitar menahan nafas dan tanpa sadar menutup wajah masing-masing, takut melihat adegan berdarah.     

Tan Sangsang menutup mata Mumu dengan satu tangan, dan menatap khawatir pada Yan Jinyi.     

"Baj*ngan, sampah masyarakat. Lihat betapa anti-sosialnya dirimu, kurasa kamu perlu diberi pelajaran!"     

Gerutu Yan Jinyi sambil menghindari serangan pria paruh baya itu.     

Wanita ini seperti sedang menggodanya, ia mengaitkan tangan di belakang tubuh dan tidak berniat untuk menyerang. Dia dengan cerdik menghindar setiap pria paruh baya itu menyerangnya dengan pisau.     

Kemarahan pria paruh baya itu pun melonjak. Melihat Yan Jinyi yang selalu menghindari serangannya, membuatnya berteriak dengan mata memerah, "Aku akan bertarung denganmu!"     

Dia begitu agresif, terlihat jelas jika dia sangat kesal. Layaknya seekor singa yang marah, ia membuat penonton ketakutan.     

"Ayo, nyawa Kakak menunggumu!"     

Yan Jinyi mengepalkan jarinya, saat ujung pisau itu hanya berjarak satu kepalan tangan darinya, dia segera berbalik dan menghindar ke samping, lalu mengulurkan tangan untuk meraih kerah belakang sang pria paruh baya.     

Tangannya yang lain ia gunakan untuk menangkis pergelangan tangan sang pria dengan keras.     

Alhasil, pisau buah itu pun terjatuh.     

Orang-orang di sekitar bahkan tidak punya waktu untuk bereaksi. Yan Jinyi meraih kerah pria paruh baya itu dengan kedua tangannya, menekuk satu kakinya lagi dan menendang bagian yang ada di antara kedua kaki pria itu. Dalam jerit kesakitannya, pria paruh baya itu sudah dilumpuhkan lagi oleh Yan Jinyi.     

Brak~~     

Suara benda berat yang jatuh ke tanah tiba-tiba terdengar di malam hari.     

Yan Jinyi menepuk tangannya dan mendengus dingin, "Lihat betapa lemahnya dirimu. Berani sekali kamu membiarkan aku melihatmu menculik orang. Cari mati, hah!"     

Terdengar suara hembusan nafas di sekitar yang kemudian diikuti oleh tepuk tangan yang menggelegar.      

"Bagus! Gadis itu kuat sekali!"     

"Apa gadis itu lulusan akademi kepolisian? Kemampuannya bahkan sebanding dengan orang-orang di TV!"     

"Kak Jin-ku, itu adalah Kak Jin-ku. Aku tidak menyangka ternyata aku bisa melihat dengan mata kepalaku sendiri aksi Kak Jin saat menumpas kejahatan. Aku cinta mati padanya!"     

Yan Jinyi tersenyum sambil melambaikan tangan pada orang-orang di sekitarnya.     

"Nona, terima kasih banyak telah membantu kami menangkap penjahat itu."     

Seorang petugas polisi berjalan mendekati Yan Jinyi dan membungkuk sembilan puluh derajat padanya.     

"Ini bukan masalah besar. Aku adalah pengunjung tetap di kantor polisi kalian!" Yan Jinyi tidak lupa menyombongkan diri, "Aku tidak punya hobi. Aku hanya senang menumpas kejahatan dan membantu orang lain. Jika kalian tidak keberatan, cukup buat pernyataan di hadapan publik yang menyatakan rasa terima kasih kalian kepada Nyonya Yan sebagai warga negara yang aktif."     

Nyonya Yan si warga negara yang aktif…     

Kenapa nama ini terdengar familiar?     

Setelah membuat pernyataan di tempat dan menerima hadiah sebagai bentuk terima kasih dari kedua orang tua si anak perempuan tersebut, Yan Jinyi pun pergi bersama Tan Sangsang dengan hati yang puas.     

"Jinyi, kamu akan berada di daftar pencarian panas lagi. Ada banyak wartawan gosip yang merekam tadi!"     

Ucap Tan Sangsang sambil menggeser layar kameranya. Saat ini dia adalah penulis utama di sebuah laman hiburan. Dia pasti akan menulis berita mengenai kejadian ini dengan lebih serius.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.