Bandit Cantik

Yan Jinyi Menjadi Seorang Ibu?



Yan Jinyi Menjadi Seorang Ibu?

0"Jika kamu berkeliaran seperti ini, apa kamu tidak takut digantung dan dipukuli oleh ibumu?"     
0

Mumu menggelengkan kepala seraya tersenyum manis, "Tidak akan."     

"Huh?"     

"Karena Mama Jinyi yang membawaku pergi."     

"..."     

'Bocah ini bahkan sudah tahu bagaimana cara mengkambing hitamkan aku. Memangnya aku kenal dekat denganmu?'     

"Aku harus kembali. Kamu pergilah dan cari ibumu." Ucap Yan Jinyi tidak berperasaan.     

Ia melompat turun dari atas batu yang didudukinya, merapikan beberapa bagian pakaiannya yang kusut, mengangkat kaki dan bersiap pergi. Namun, satu ruas jarinya tiba-tiba ditarik.     

Yan Jinyi menoleh, dan melihat Mumu yang menatapnya sedih, "Mama Jinyi, apa kamu akan meninggalkan Mumu?"     

Mumu memiliki wajah yang bulat. Ia seratus persen mewarisi mata almond Tang Sangsang yang belo dan indah.     

Saat ini sudah ada air mata yang melapisi pelupuk matanya, dan daging sate di mulutnya bahkan belum sepenuhnya tertelan. Dengan sedih ia berkata, "Mama Jinyi mau meninggalkan Mumu begitu saja. Ternyata Mumu adalah anak yang tidak dicintai. Mama Jinyi tidak mau menemani Mumu di sini untuk menunggu Mami."     

Yan Jinyi menarik nafas dalam, 'Rasanya aku ingin sekali berkata kasar!'     

Dia mencoba tersenyum dan merendahkan suaranya, berusaha bersikap lembut.     

"Mumu, Mami-mu sangat mencintaimu. Hanya saja aku sibuk bekerja dan tidak punya waktu untuk menemanimu!"     

Anak-anak memang makhluk yang paling merepotkan di dunia.     

Siapapun yang berani menyuruhnya memiliki anak, maka orang itu akan berakhir mengenaskan!     

"Tapi sekarang sudah sangat larut, Mumu tidak tahu jalan pulang. Mumu takut. Apa Mama Jinyi benar-benar tidak bisa menemani Mumu?"     

Yan Jinyi menjawab dengan tanpa ekspresi, "Tidak bisa."     

Mumu langsung cemberut. Bulu mata tebalnya mengerjap. Ia menyedot ingusnya dan tanpa diduga air matanya pun mengalir.     

Yang Jinyi tercengang.      

Bocah ini bahkan lebih hebat daripada dirinya yang seorang artis!     

"Mumu benar-benar anak yang menyebalkan. Mama Jinyi tidak mau menemani Mumu."     

Ada banyak orang yang berlalu-lalang di sekitar. Melihat Mumu yang sangat lucu, rasanya hati mereka ikut hancur saat melihatnya menangis.     

"Anak itu masih kecil. Kalau dia melakukan kesalahan cukup katakan baik-baik. Kenapa kamu membuatnya menangis!"     

"Benar. Nona, sepertinya kamu juga belum terlalu tua. Kalau kamu benar-benar tidak tahu caranya menjaga anak, maka berikan saja kepada orang tuamu!"     

Jika yang ada di hadapannya bukanlah bocah si*lan ini, dia pasti akan menamparnya.     

Yan Jinyi mencoba tersenyum, "Mumu, aku akan menemanimu menunggu Mami-mu."     

Mumu yang awalnya masih menangis sedih langsung menghapus air matanya, "Terima kasih, Mama Jinyi. Mama Jinyi, aku masih ingin makan sate kambing!"     

???     

Bukankah bocah ini sangat pandai bermain drama?     

"Mama Jinyi?"     

Yan Jinyi mengatupkan giginya dan menjawab, "Oke, aku akan membelikannya untukmu."     

Di sebelah mereka adalah jalan raya yang ramai.     

"Bukankah itu Yan Jinyi?"     

Di dalam mobil jemputan berwarna hitam, Liu Ran sedang memejamkan mata dan beristirahat ketika manajernya tiba-tiba bersuara.     

"Apa yang terjadi dengan anak yang ada di sampingnya?"     

Anak?     

Liu Ran dengan cepat membuka mata, dan benar saja, dia melihat Yan Jinyi sedang mengobrol dengan seorang anak berusia sekitar empat tahunan.     

Liu Ran menatap sopir di kursi pengemudi dan tersenyum lembut, "Kakak, tolong bantu belikan aku sebotol air, dan tolong cari cara untuk mendengarkan apa yang mereka bicarakan."     

Sang sopir langsung turun tanpa mengucap sepatah kata pun.     

Tapi setelah beberapa menit, pria itu kembali lagi dengan sebotol air mineral. "Nona Liu Ran, anak itu memanggil wanita itu Mama."     

Mama?     

Liu Ran terkejut, Yan Jinyi baru berusia dua puluhan awal, dan sudah memiliki anak?     

Ada seringaian yang muncul di bibirnya, 'Ternyata kamu seperti itu.'     

Dia kemudian mengeluarkan ponselnya dan mengambil beberapa foto Yan Jinyi dan Mumu sebelum menyuruh sang sopir menjalankan mobil lagi.     

Yan Jinyi masih tidak tahu jika dia difoto secara diam-diam.     

Saat ini, dia sedang beradu mulut dengan Mumu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.