Bandit Cantik

Dia Benar-benar Tidak Keberatan Menjadi Janda



Dia Benar-benar Tidak Keberatan Menjadi Janda

0Sate kambing di zaman ini sangat enak, tidak seperti di zamannya dulu yang tidak dibumbui apa-apa selain garam.     
0

Jika dia bisa kembali ke Desa Heiyun, mungkin dia bisa menemukan jinten dan menjualnya untuk menghasilkan uang.     

Dalam sekejap, makanan yang memenuhi kantong kresek tersebut pun dihabiskan oleh Yan Jinyi. Dia bersendawa sejenak dan bersiap melanjutkan makannya, namun sosok seorang bocah laki-laki tiba-tiba muncul di hadapannya.     

Yan Jinyi rasa tatapan anak laki-laki itu tertuju pada sate kambing yang ada di tangannya.     

Dengan kening berkerut, ia mendongak dan berkata ketus, "Hei, kamu siapa?"     

Anak laki-laki itu mengerjapkan mata belonya dengan polos, dan berkata dengan suara selembut lilin, "Mama Jinyi, aku Mumu!"     

Sekujur tubuh Yan Jinyi menggigil seketika, "Jangan, jangan panggil aku Mama. Aku masih lajang!"     

Mumu menunjuk sate kambing yang ada di tangan Yan Jinyi, "Mama Jinyi, Mumu lapar sekali. Bisakah kamu memberikannya pada Mumu?"     

Yan Jinyi buru-buru menyerahkan sate kambing yang ia pegang ke Mumu, ia seperti mendapatkan masalah yang sulit.     

Mumu menjilati mulutnya sendiri, kedua matanya berbinar dan mulai mengambil satu gigitan.     

Tangannya kecil dan gemuk, dan terlihat sangat lucu saat memegang tusuk sate kambing itu.     

Yan Jinyi menatapnya sebentar, lalu menyerahkan selembar tisu dengan ramah, "Di mana ibumu?"     

"Mommy mencari berita bagus dan pergi untuk syuting. Saat aku melihat Mama Jinyi, aku langsung menghampirimu."     

Mendengar ini, alis cantik Yan Jinyi terangkat, "Tan Sangsang meninggalkanmu di pinggir jalan?"     

"Tidak, Mami memintaku untuk bermain bola laut dan menunggunya kembali. Aku lari ke sini karena melihat Mama Jinyi."     

Yan Jinyi berkata, "Mumu, ayo kita bahas hal penting, hm?"     

Yan Jinyi menepuk-nepuk bahu Mumu, namun begitu menyadari bahwa bahu anak-anak sangat rapuh, maka ia dengan cepat menarik tangannya.     

"Lihat betapa muda dan cantiknya aku, dan sekarang aku adalah seorang artis wanita yang sangat populer di dunia hiburan. Kamu tidak pantas memanggilku Mama Jinyi. Bagaimana kalau mulai sekarang kamu panggil aku Kak Jinyi saja?"     

Ucap Yan Jinyi sambil membuka kantong kresek besar dan tersenyum layaknya seorang bibi, "Lihat, ada banyak makanan enak di sini. Panggil aku Kak Jinyi, maka aku akan memberikan semuanya padamu, oke?"     

Mumu memiringkan kepalanya dan mulai memikirkan kata-kata Yan Jinyi dengan sangat serius.     

"Tapi Mama Jinyi dan Mami adalah saudara baik. Kalau aku memanggil Mama Jinyi sebagai Kakak, kalau begitu Mama Jinyi akan menjadi teman sebayaku. Apa kamu akan memanggil Mami dengan sebutan Mami seperti Mumu?"     

"..."     

Pintar sekali logikanya.     

Yan Jinyi seperti bola kempis dan sudah bersiap untuk menyerah.     

Terserah, Mama Jinyi tetaplah Mama Jinyi…     

Untungnya, anak ini sangat lucu.     

"Hei, siapa ayahmu?"     

Dia merasa ragu saat ingin menanyakannya pada Tan Sangsang. Mustahil bukan kalau anak ini keluar dari celah batu?     

Mumu menghabiskan suapan terakhir sate kambingnya. Ia menyeka mulut dan tangannya yang berminyak dengan tisu, lalu menjawab dengan polos, "Oh, Daddy! Kata Mami, Daddy dipanggil oleh raja neraka untuk bekerja di sana, dan tidak bisa pulang dalam sepuluh tahun setengah!"      

Yan Jinyi menghela nafas, 'Bukankah Tang Sangsang itu reporter di laman sosial dan hiburan?     

'Kenapa dia membuat cerita fantasi seperti itu?'     

"Kalau begitu Daddy-mu tinggal di…"     

"Oh, Daddy tinggal di makam. Rumput di makamnya sekarang mungkin…" Mumu mengukur tinggi badannya sendiri, "Rumput di makam Daddy kira-kira setinggi dua pohon!"     

'Siapapun ayahmu, pasti dia benar-benar bernasib buruk!'     

'Ugh, aku ingin sekali membuat Huo Eranjing menemani ayah Mumu!'     

Dia benar-benar tidak keberatan menjadi janda, selama dia bisa mewarisi ratusan miliar harta Huo Eranjing.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.