Bandit Cantik

Kakak Kedua Juga Bisa Malu?



Kakak Kedua Juga Bisa Malu?

0"..."      
0

Kakak Ipar Keduanya sangat berani. Wanita itu benar-benar menggoda Kakak Kedua di hadapannya sendiri.     

'Astaga Kakak Kedua, apa yang mau kamu sembunyikan lagi, ha? Aku tidak akan membocorkan hal ini pada siapa pun.'     

Huo Xishen merapikan kerah bajunya, dia masih terlihat menahan diri, "Masih ada Huo Qingyuan di sini. Istriku, tolong berhati-hatilah."     

Yan Jinyi bersiul seraya berkata dengan nada menggoda, "Aku mengerti. Jadi maksud Tuan Huo, begitu pintu kamar tertutup di malam hari, maka kita akan berguling-guling di setiap sudut ruangan."     

Huo Qingyuan melongo dan diam-diam berkata 'wow' tanpa suara.     

'Kakak Ipar Kedua sangat keren!'     

Sedangkan Huo Xishen berpikir bahwa istrinya sangat liar.     

"Istriku, pesawatmu akan berangkat sore ini."     

Yan Jinyi duduk di sofa tunggal dengan tangan yang terentang di sandaran sofa dan kaki yang ia silangkan. Mendengar itu, tangannya mencolek-colek Huo Xishen sambil berkata, "Apa Tuan Huo sudah tidak sabar? Tidak apa-apa, masih ada waktu empat jam, kita bisa berguling-guling sebanyak yang kita bisa."     

Huo Qingyuan yang biasanya begitu ekspresif pun kini sudah tidak tahu harus berekspresi seperti apa.      

Huo Xishen mengepalkan tangannya di depan mulut dan terbatuk, ada rona merah mencurigakan yang muncul di kedua pipinya.     

"Kamu harus datang dua jam sebelum jadwal keberangkatan, jadi aku akan mengantarmu sekarang, hm?"     

Yan Jinyi menunjukkan raut kecewa, "Sayang sekali aku tidak bisa tidur dengan Tuan Huo. Aku sangat sedih, apa Tuan Huo benar-benar tidak mau melakukan olahraga panas denganku dulu?"     

'Kalau orang lain berani, maka Kakak Ipar Kedua lebih berani dan perkasa!'     

Ya ampun!     

"Maaf harus mengecewakan Istriku."     

Shhh~~     

Yan Jinyi menyadari penyakit aneh yang diderita Huo Xishen, yang tidak memungkinkan pria itu untuk melakukan apapun dengannya…     

Jadi dia harus mengendalikan dirinya terlebih dulu.     

'Menyenangkan sekali menggoda si Huo Eranj*ng!' Gumamnya dalam hati.     

"Sulit sekali untuk memiliki anak dengan Tuan Huo," Yan Jinyi mengusap perutnya yang rata, "Atau ayo kita lakukan program bayi tabung saja? Lagi pula, Tuan Huo, punyamu…"     

Sampai di sini, Yan Jinyi melirik ke salah satu bagian tubuh Huo Xishen, "sepertinya tidak akan berhasil."     

Sorot mata Huo Xishen meredup, ia menyipitkan mata ke arah Yan Jinyi.     

Kamu bisa bertanya apa saja pada seorang pria, kecuali tentang hal yang satu itu.     

Awalnya ia pikir Huo Xishen akan marah, tapi…     

"Karena kopernya sudah dikemas, ayo kita berangkat sekarang." Ucap pria itu lalu bangkit dan pergi mengambil kunci mobil.     

Yan Jinyi mencebik, dan saat melewati Huo Qingyuan dia mencibir, "Kakak Keduamu sangat membosankan."     

Benar-benar membosankan, kalau tidak, kenapa dia begitu tak tersentuh?     

Huo Xishen mengantar keduanya ke bandara. Begitu tiba di bandara, dia langsung menyuruh sopir pergi tanpa mengatakan apapun lagi.     

Huo Qingyuan menatap mobil yang telah melaju pergi itu dan berkata marah, "Kakak Kedua keterlaluan, dia bahkan tidak mengucapkan selamat tinggal pada Kakak Ipar!"     

Yan Jinyi mengusap dagunya menggunakan satu tangan, "Mungkin dia hanya sedang malu."     

'Malu?'     

'Kakak Kedua juga bisa malu?'     

Yan Jinyi benar-benar tidak menganggapnya serius, dia baru merasa aneh kalau Huo Eranj*ng sampai meminta kehangatan padanya.     

Namun, saat baru saja masuk bandara, tiba-tiba ada notifikasi pesan masuk.     

Begitu dia buka, ternyata itu dari Huo Xishen.     

[Huo Eranjing: Aku akan berusaha mengendalikan ketidaknyamanan yang kurasakan dan berharap Istriku bisa berhasil secepat mungkin.]     

Berhasil apa?     

Berhasil menidurinya?     

'Aku tidak menyangka kalau Huo Eranj*ng tetaplah seorang pria yang penuh gairah, ck ck.'     

Saat keduanya bersiap masuk melewati koridor VIP, tatapan Yan Jinyi tiba-tiba tertuju pada orang yang ada di sebelahnya.     

Di sana berdiri seorang wanita dengan penampilan mewah dan elegan, penampilannya benar-benar terlihat mahal. Dia seorang wanita paruh baya yang begitu berkelas, dilihat dari sikap maupun penampilannya.     

Di sedang menelepon, tas dan kopernya ada di belakang.     

Sementara itu, seorang pria jangkung dan kurus bertopi tengah mondar-mandir di sekitar koper tersebut.     

Yan Jinyi melihat pria itu memasukkan tangannya ke dalam tas milik sang wanita.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.