Bandit Cantik

Bertemu Orang-orang yang Perlu Diberi Pelajaran



Bertemu Orang-orang yang Perlu Diberi Pelajaran

0Setelah mengatakan itu, Yan Jinyi melirik pada Huo Qingyuan, "Terjemahkan pada mereka."     
0

Huo Qingyuan mengangguk cepat. Ia menelan ludah terlebih dahulu. Suaranya bahkan bergetar.     

Dia tahu kalau Kakak Ipar Keduanya kuat, tapi dia tidak menyangka kalau Kakak Ipar Keduanya ternyata sangat amat kuat!     

Setelah menerjemahkan ucapan Yan Jinyi pada para pemuda asing itu, Yan Jinyi kemudian membungkuk dan meraih kerah pemuda yang paling dekat dengannya. Dia berkata dengan sangat angkuh, "Cepat pergi dari hadapanku jika tidak mau kujadikan saus daging sekarang. Kalau sampai aku melihat kalian menindasnya lagi, aku pasti akan memotong burung kalian."     

Kali ini Huo Qingyuan menerjemahkan atas inisiatifnya sendiri.     

Chen Zhongjie dan gengnya tidak menyangka bahwa Yan Jinyi, seorang wanita yang terlihat lembut dan tidak mampu menjaga dirinya sendiri, ternyata begitu kuat.     

Lagipula mereka masih seorang mahasiswa, dan mereka biasanya hanya berani melakukan ini pada teman sekolahnya. Ketika mereka benar-benar bertemu dengan orang yang lebih kuat, maka nyali mereka segera menciut dan tidak berani muncul lagi.     

Baru saja akan pergi, Yan Jinyi tiba-tiba membuka suara lagi, "Tunggu."     

Satu tangan Chen Zhongjie memegangi perutnya, sedangkan tangan yang lain ia gunakan untuk bersandar pada dinding. Dahinya sudah penuh keringat, "Kami salah. Kami tidak akan menindasnya lagi."     

"Kalian meremehkan Negara Z?"     

Tanya Yan Jinyi.     

Chen Zhongjie langsung menggelengkan kepala, "Tidak, tidak, kami selalu mengagumi dan menghormati Negara Z. Itu adalah negara leluhur kami…"     

Sebelum ia menyelesaikan ucapanya, Yan Jinyi sudah memberikannya tamparan, "Tutup mulut s*almu itu. Negara Z bukan tanah airmu."     

"Ya, ya, itu bukan tanah airku. Bukan."     

Chen Zhongjie hanya mengikuti kata-kata Yan Jinyi. Dia tidak tahu bahwa dia akan disambut dengan tamparan lagi.     

"Si*l, bukankah nenek moyangmu berasa dari Negara Z? Terserah kalau kamu tidak mau mengenali negara asalmu sendiri, tapi dapat keberanian dari mana kamu untuk menggertak orang dari negara asalmu sendiri?"     

"Ya, ya, mengerti." Chen Zhongjie menggigil ketakutan melihat Yan Jinyi.     

Yan Jinyi menyipitkan mata, "Hm?"     

"Aku tidak tahu. Tidak tahu."     

"Katakan sekali lagi?     

"Mengerti…tidak…aku tidak tahu…"     

'Bibi, sebenarnya kamu ingin aku menjawab seperti apa!'     

Yan Jinyi menunjuk pada pemuda yang masih meringkuk di tanah, "Kamu satu sekolah dengannya?"     

"Ya, benar."     

"Bagus. Kalian akan menjaga keselamatannya mulai dari sekarang. Kalau aku tahu dia diganggu lagi di Negara M, bahkan jika dia kehilangan satu jarinya…"     

Yan Jinyi melihat para pemuda yang ada di sekeliling Chen Zhongjie, lalu memusatkan padangannya pada benda yang ada di antara kedua kaki mereka.     

"Aku akan membuat kalian menjadi seorang kasim dalam hitungan detik. Lalu membuang burung kalian ke toko daging!"     

Chen Zhongjie merapatkan kakinya tanpa sadar, "Aku mengerti, aku mengerti. Aku pasti akan melakukannya."     

Yan Jinyi mendengus dingin. Ia menatap pemuda yang masih meringkuk di tanah dengan setengah membungkuk, "Sebagai seorang laki-laki, kamu terlalu lemah. Jika kamu dipukuli di negaramu sendiri, aku pasti akan berbaik hati menyelamatkanmu."     

Pemuda itu tampak malu, "Aku, aku mengerti. Terima kasih."     

Yan Jinyi tidak memperhatikannya lagi. Ia berdiri lagi seraya melirik Chen Zhongjie dan gengnya, "Sekarang, larilah di jalan ini selama dua putaran. Berteriaklah sambil lari, tambahkan kata 'sampah dan pengkhianat' di belakang nama kalian masing-masing."     

"Apa? Bisakah kamu tidak…"     

Yan Jinyi langsung mengangkat tinjunya, "Mau kupukul?"     

"Tidak, tidak, kami akan melakukannya sekarang."     

"Teriakkan itu menggunakan dua bahasa, cepat!"     

Ketika Huo Xishen menutup telepon dan kembali, dia melihat ada sekitar empat sampai lima pemuda dari Negara Z sedang berlari di jalan. Mereka mengumpati dirinya sendiri sambil berlari.     

Yan Jinyi duduk di batu pinggir jalan layaknya seorang bos. Sementara itu, Huo Qingyuan sedang merekam semua kejadian itu di ponsel.     

"Apa kamu yang melakukan semua ini?"     

Huo Xishen melirik para pemuda itu dan bertanya dengan suara beratnya.     

Yan Jinyi mengangkat kepalanya, "Aku bertemu dengan orang-orang yang perlu diberi pelajaran, jadi aku membantu tanah airku untuk memberi mereka pelajaran."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.