Bandit Cantik

Sayang, Aku Tahu Kamu Sedang Butuh Uang



Sayang, Aku Tahu Kamu Sedang Butuh Uang

0Dahi Yan Jinyi mengernyit, "Kenapa aku harus melakukan pemotretan bersamamu?"     
0

Zhuang Heng mengerlingkan mata, "Pemimpin redaksi majalah ini adalah teman baikku. Aku memberinya saran yang menguntungkan. Dia juga berpikir lebih baik ada dua pria tampan untuk menemani seorang wanita cantik."     

"..."     

Zhuang Heng memang beracun.     

Khayalan Yan Jinyi buyar seketika.     

Zhuang membalikkan badan ke arah Yan Jinyi, "Sayang, kamu terlihat sangat cantik memakai ini. Sudah lama aku tidak bertemu denganmu, apa kamu merindukanku? Hmm, sayangnya aku baru-baru ini diculik untuk syuting di pegunungan. Aku baru dibebaskan dua hari yang lalu."      

Zhuang Heng menyentuh wajahnya yang agak menghitam, "Tapi, begitu aku kembali ke Shengjing, aku langsung mencari tahu tentang keberadaan sayangku. Demi kamu, aku rela melakukan pemotretan ini tanpa dibayar. Sayang, apa kamu tersentuh?"     

Zhuang merentangkan tangannya, "Kalau kamu tersentuh, aku bisa meminjamimu dadaku."     

"Pergi."     

'Si*l, apa pria ini gila?'     

Kalau tidak mau, kenapa tidak berikan saja uang itu padanya!     

"Sayang, aku tahu kamu sedang butuh uang. Sayang, aku punya banyak uang. Kenapa tidak membiarkanku menjagamu saja? Kamu tinggal duduk cantik di rumah, dan aku yang akan bertanggung jawab mencari nafkah!"     

Pria itu lalu mengeluarkan kartu ATM-nya seolah-olah tengah menawarkan harta karun.     

Melihat bahwa Zhuang Heng akan mengatakan kata sandi rekeningnya, manajernya segera maju ke depan dan merebut kartu itu, "Bos, sebaiknya kita mulai pemotretannya lebih dulu. Kamu tidak bisa mengatakan kata sandi kartu ATM-mu di depan umum. Apa kamu tahu makna dari 'jangan mengekspos kekayaanmu'?"     

Zhuang Heng memamerkan giginya, "Apa ada orang yang berani mencuri uangku?"     

Yan Jinyi hanya berdiri di samping sambil mendengarkan. Dialah seseorang yang benar-benar berani merampoknya.     

Dia berani.     

Dia sangat membenci mereka yang selalu pamer kekayaan.     

Bagaimanapun juga, Zhuang Heng adalah seorang aktor. Dia hanya bisa menjual wajahnya untuk mencari makan. Postur tubuhnya bahkan jauh lebih buruk daripada model pria tadi.     

Latar belakang pemotretan tersebut adalah atap menara yang tinggi.     

Yan Jinyi sedang duduk di atap menara, dengan Zhuang Heng dan model pria tadi berdiri di kedua sisinya.     

Sang fotografer menghela nafas saat mengambil gambar.     

Sesi foto kedua bahkan lebih panas.     

Pemotretan dilakukan di kolam renang.     

Yan Jinyi berusaha menahan diri untuk waktu yang lama. Akhirnya, saat dia sudah ingin sekali menghajar seseorang, pihak majalah mau berkompromi dan membiarkannya mengenakan pakaian renang bergaya rok.     

Zhuang Heng sudah memakai celana renang yang menurutnya sangat bagus. Dia berbaring di kursi pantai dengan gaya yang sangat menggoda.     

Matanya berbinar begitu melihat kedatangan Yan Jinyi. Namun, pria itu langsung merasa jengkel melihat apa yang dikenakan Yan Jinyi, "Sayang, kenapa kamu tidak memakai bikini yang aku pilihkan untukmu? Kamu pasti akan menjadi wanita paling seksi sedunia jika memakainya. Wanita paling sempurna dan cantik."     

Dasar idiot.     

Apa mereka begitu kekurangan kain saat mendesainnya?     

Kalau kurang ya jangan membuat baju. Sama saja seperti tidak memakai baju kalau mengenakannya.     

"Kak Jin, nanti kamu berbaring di tepi kolam sambil minum anggur merah, lalu buatlah interaksi dengan Kak Heng dan model pria-nya. Senyamanmu saja."     

Melirik pada model pria yang sedang dirias lagi, Yan Jinyi akhirnya mulai tersenyum.     

Tidak masalah, tinggal jadikan Zhuang Heng sebagai orang ketiga saja.     

Tidak ada yang tahu, bahwa di belakang orang-orang itu, ada seorang pria bersetelan hitam tengah mengambil gambar dengan cepat.     

Begitu Huo Xishen tiba di kantor, dia langsung menerima kiriman kumpulan foto.     

Dalam foto tersebut, Yan Jinyi mengenakan pakaian renang di kolam renang bersama dua orang pria. Mereka terlihat mengobrol dan tertawa.     

Salah satu pria itu sangat familiar di matanya, si biksu jelek di film 'Bandit Wanita'.     

'Kenapa biksu itu juga datang ke sini?'     

"Asisten Wen."     

Asisten Wen bergegas mendekat begitu namanya dipanggil, "Tuan Huo, apa yang bisa saya lakukan?"     

"Berapa lama lagi pemotretan Istriku akan berakhir?"     

Asisten Wen melihat arlojinya, "Kira-kira sepuluh menit lagi."     

Ia langsung mematikan komputer dan mengambil jasnya yang tersampir di sandaran kursi, "Siapkan mobil, kita jemput dia."     

'Nyonya Muda Kedua sungguh luar biasa, Tuan Huo sampai cemburu saat melihat foto-foto itu.'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.