Bandit Cantik

Sayang, Apa Kamu Terkejut?



Sayang, Apa Kamu Terkejut?

0Film 'Bandit Wanita' juga populer di luar negeri berkat kekuasaan Huo Zixing untuk melakukan negosiasi. Kalau tidak, mana mungkin Yan Jinyi yang hanya seorang artis pendatang baru bisa memenuhi syarat untuk melakukan pemotretan di majalah mode MELLO?     
0

Xiao Han sudah menunggu lama di pintu masuk. Melihat Yan Jinyi turun dari mobil, ia pun segera berlari mendekat dan membantunya membawa tas.     

"Kak Jin sudah datang. Kak Jin, ayo masuk. Studionya sudah disiapkan, hanya tinggal menunggumu saja."     

Yan Jinyi memandang Xiao Han puas, "Bagus, kamu tampan dan pintar. Aku akan meminta Huo Santua menaikkan gajimu."     

Xiao Han semakin senang mendengarnya.     

Apalagi sekarang dia sudah tahu tentang identitas Yan Jinyi. Saat wanita ini mengatakan gajinya akan naik, maka gajinya akan benar-benar naik!     

Asisten Wen memperhatikan semua itu dalam diam.     

Sepertinya posisi Tuan Huo sedikit terancam.     

***     

Sudah ada banyak orang di studio. Selain Yan Jinyi dan Xiao Han, masih ada dua orang lagi yang berasal dari negara Z. Sisanya semua dari negara M.     

Fotografernya adalah pria yang sangat…unik.     

Ia berjenggot. Kulitnya putih dan gemuk. Ia mengenakan setelan payet yang bisa membutakan mata.     

Begitu melihat Yan Jinyi, pria itu langsung merentangkan tangannya dengan antusias. Sepertinya ia berniat memeluk Yan Jinyi.     

Yan Jinyi begitu terkejut. Dia mengepalkan tangan dengan posisi yang siap bertarung kapan saja.     

Melihat hal ini, fotografer itu pun mulai mengikuti Yan Jinyi dan mengoceh panjang lebar.     

Yan Jinyi menatap Xiao Han dengan bigung, "Dia siapa? Apa yang dia bicarakan?"     

"Kak Jin, ini Tuan Mikeson, kepala fotografer MELLO. Dia yang bertanggung jawab atas pemotretanmu hari ini. Dia baru saja mengatakan bahwa dia senang bertemu denganmu."     

Yan Jinyi mengerutkan kening, "Kalau senang ya sudah senang saja. Kenapa dia harus merentangkan tangannya?"     

Umm…     

'Mereka ingin memberimu pelukan karena memang itu etikanya di sini.'     

Xiao Han merasa bahwa gaya Yan Jinyi barusan adalah untuk memukul orang.     

Tema pemotretan kali ini adalah angin gelap. Riasan Yan Jinyi juga sangat aneh. Dia memakai pakaian gaya gothic, lengkap dengan eyeshadow hitam dan lipstik ungu.     

Dia berdiri di sana dengan memakai topi baret berwarna hitam layaknya penyihir istana. Penampilannya tampak misterius dan suram.     

Melihatnya, mata Mikeson berbinar. Dia lalu memberi aba-aba untuk mengambil beberapa foto close-up wajah Yan Jinyi.     

"Model utama pria-nya adalah pria blasteran, kan?"     

Yan Jinyi lebih peduli tentang ini.     

Dengar-dengar model blasteran itu sangat tampan dan postur tubuhnya pun bagus.     

Dan yang terpenting, kuat!     

Yan Jinyi sudah mulai membayangkan adegan berfoto dengan model pria.     

Saat merias wajah tadi, juru rias mengatakan bahwa sang model pria hanya mengenakan celana dan akan berfoto dengan telanjang dada…     

Astaga~     

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Yan Jinyi bisa bertemu dengan model pria yang ia pikirkan sejak tadi.     

Tingginya hampir sama dengan Huo Xishen. Mata coklatnya seperti manik-manik kaca, dalam dan menawan.     

Model pria itu juga sudah dirias, dengan tubuh bagian atas yang telanjang. Tubuhnya berbentuk segitiga terbalik yang sempurna. Perut delapan kotaknya tercetak jelas.     

Entah kenapa, Huo Xishen kembali muncul dalam benaknya.     

'Sebenarnya, tubuh Huo Eranj*ng lebih bagus daripada model pria ini…'     

Garis otot milik pria itu sangat pas, sedangkan otot model pria ini sedikit berlebihan.     

Tapi, tetap indah.     

Saat ia tengah mengagumi dalam diam, tiba-tiba suara familiar seorang pria terdengar.     

Wajah Yan Jinyi berubah muram saat melihat siapa yang datang.     

"Sayang, apa kamu terkejut? Kudengar kamu bekerja untuk majalah ini, jadi aku melepas majalahku sendiri untuk menemanimu!"     

Zhuang Heng juga telanjang. Sebenarnya dia adalah pria yang tampan, namun saat dia membuka mulut…     

Yan Jinyi memutar bola matanya, "Aku tidak menyuruhmu menemaniku."     

"Tapi aku yang mau. Sayang, kita akan melakukan pemotretan sampul majalah bersama hari ini. Nanti, menjauhlah dari pria itu. Kamu mendekat saja padaku!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.