Bandit Cantik

Bukankah Suami Istri Sudah Seharusnya Melakukan Ini



Bukankah Suami Istri Sudah Seharusnya Melakukan Ini

0"Tuan Huo, jangan malu-malu lah. Kita adalah suami istri. Bukankah suami istri sudah seharusnya melakukan ini? Aku akan melakukannya dengan lembut."     
0

Ucapnya sambil mengulurkan tangan untuk mengangkat dagu Huo Xishen.     

Ketika ujung jari Jinyi yang dingin menyentuh dagunya, Huo Xishen langsung menggigil.     

Yan Jinyi semakin tersenyum sensual saat melihat tatapan pria itu mulai goyah, "Oh, apa Tuan Huo takut? Aku tahu ini pertama kalinya untukmu. Aku juga. Kita bisa saling belajar. Setelah memiliki pengalaman, pasti nanti akan lebih mudah melakukannya."     

Semakin Jinyi berbicara, ia pun semakin mengikis jarak di antara keduanya.     

Melihat bibir merah itu akan mendarat ke wajahnya, Huo Xishen langsung mendorong Yan Jinyi menjauh. Ia merapikan kerah kemejanya yang berantakan dan berbalik menuju kamar mandi. "Aku akan tidur di sofa lantai bawah, dan kamu akan beristirahat di sini."     

'Si*l, kalau saja tahu lebih awal tentang ini. Aku pasti tidak akan menyuruh orang untuk memindahkan sofanya.' Umpat Huo Xishen dalam hati.      

Huo Xishen telah berkecimpung di dunia bisnis selama bertahun-tahun. Dia menjadi sosok yang disegani dan ditakuti kemanapun dia pergi. Ini adalah kali pertama baginya dibuat malu oleh seseorang.     

Yan Jinyi pikir Huo Xishen pasti melarikan diri. Dia tidak bisa menahan tawa.     

'Mengapa Huo Eranj*ng bisa begitu imut!'     

'Belum lagi, wajah malu Huo Eranj*ng barusan. Astaga, aku benar-benar ingin tidur dengannya.'     

Huo Xishen selalu menganggap kata 'menidurinya' yang dikatakan Yan Jinyi di telepon sebagai lelucon. Dia tidak pernah berpikir kalau wanita itu serius ingin tidur dengannya.     

Yan Jinyi tidur dengan sangat nyenyak malam ini, sedangkan Huo Xishen yang tengah berbaring di sofa lantai bawah bahkan hampir tidak bisa memejamkan matanya sepanjang malam.     

Darahnya berdesir hebat saat mengingat bagaimana wanita itu sengaja menggodanya dengan terang-terangan.     

Tubuhnya jelas sangat menolak. Sekujur tubuhnya pun berkeringat. Tapi…     

***     

Yan Jinyi bangun saat hari sudah siang.     

Dia turun ke bawah dengan piyama dan sandal rumahan.     

Saat dia sampai di ujung tangga, mata tajamnya langsung tertuju pada sosok Huo Xishen sedang duduk di sofa.     

Ada dua pria berdiri di hadapannya.     

Salah satunya sepertinya berasal dari Negara Z. Dia memegang sebuah dokumen dan memberikan laporan kerja pada Huo Xishen dengan sungguh-sungguh.     

Satu lagi berambut pirang, tipikal orang barat.     

Mereka berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris yang tidak dimengerti Yan Jinyi.     

"Hei, aku lapar. Apa ada makanan?"     

Suara seorang wanita tiba-tiba terdengar. Kedua pria itu menoleh bersamaan. Mereka melihat ada wanita cantik dan asing di dalam rumah Bos Huo mereka yang agung. Ekspresi mereka seperti sedang melihat sesosok hantu.     

'Dan yang paling penting, wanita ini bertanya pada Tuan Huo apa ada makanan?'     

Huo Xishen sangat benci diganggu saat sedang bekerja. Mereka pikir wanita itu pasti akan mati. Tapi…     

"Masakan Asisten Wen cukup enak. Istriku, kamu bisa mencobanya."     

Istri?     

Pria dari Negara Z itu adalah asisten Wen yang disebut Huo Xishen. Mendengar ucapan bosnya, dia bisa menebak siapa sebenarnya Yan Jinyi.     

Ada kalanya Tuan Huo sangat sibuk, jadi Paman Zhang akan memberitahunya tentang situasi yang terjadi di kediaman Huo. Oleh karena itu, dia sudah mendengar sedikit tentang Nyonya Muda Kedua yang katanya sangat kejam dan kasar itu.     

Asisten Wen segera membungkuk hormat pada Yan Jinyi, "Halo, Nyonya Muda Kedua. Anda ingin makan apa? Saya bisa membuatkannya untuk Anda."     

Yan Jinyi langsung berjalan menuju sofa tunggal dan duduk. la bersandar di bagian belakang sofa seraya menggoyangkan kakinya, "Steak."     

"Baik."     

Pria asing tampan itu tidak mengerti bahasa Mandarin. Dia hanya menatap kosong pada Yan Jinyi.     

Melihat Asisten Wen hendak pergi, dia buru-buru menghentikannya.     

Yan Jinyi mendengar dua orang itu mengobrol dengan bahasa burung lumayan lama. Tiba-tiba pria asing tampan itu memberi hormat padanya.     

"Ini direktur perusahaan Huo yang ada di Negara M, Jenny."     

Huo Xishen mulai mengenalkan.     

"Oh, suruh dia pergi kalau tidak bisa bahasa Mandarin."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.