Bandit Cantik

Ingin Membuatnya Selalu Berada di Sisinya



Ingin Membuatnya Selalu Berada di Sisinya

0Huo Xishen tengah memetik sayuran dan mengolahnya, sementara Yan Jinyi hanya berdiri mengawasi di pintu.     
0

Kelihatannya pria itu terlihat sangat terampil.     

"Bagaimana kamu bisa memasak?"     

"Aku dulu pernah pergi melakukan sebuah misi bersama para pengawal Keluarga Huo."     

Keberadaan Tim pengawal Keluarga Huo memang sangat magis. Mereka sering membantu urusan negara, dan karena hal itulah, tim pengawal keluarga Huo memiliki reputasi yang sangat tinggi.     

"Apa kamu suka makanan pedas?"     

Huo Xishen tiba-tiba bertanya.     

"Lumayan."     

"Aku tidak terlalu bisa makan pedas. Bisakah aku membuatnya terasa agak ringan?"     

"Seorang bandit tidak pernah pilih-pilih makanan." Yan Jinyi merasa tidak terima.     

Selama ada daging, dia tidak akan pilih-pilih makanan.     

Huo Xishen pikir dia tengah berbicara dengan pemeran utama film 'Bandit Wanita."     

Huo Xishen membuat tiga jenis hidangan dan satu sup. Yang dua olahan daging sedangkan yang satu satu sayur.     

Hidangan yang dibuat oleh Huo Xishen benar-benar terlihat menggiurkan.     

Yan Jinyi sudah tidak sabar mencobanya.     

"Apa kamu mau minum anggur?"     

"Anggur merah oke juga."     

Huo Xishen mengangguk. Ia memandang Yan Jinyi yang sedang menatap lurus ke arah makanan yang ia buat. Hal ini membuat sudut bibirnya sedikit terangkat, "Istriku, tolong bantu aku mengambil anggurnya."     

"Oh, oke."     

Masakan Huo Xishen bukan hanya tampilannya saja yang terlihat enak, rasanya bahkan lebih enak.      

Yan Jinyi seperti orang yang belum makan selama sepuluh tahun. Tanpa terasa, ia sudah menghabiskan dua mangkuk nasi dalam waktu singkat.     

Namun Huo Xishen, pria jangkung dengan tinggi hampir dua meter itu, bahkan tidak bisa menghabiskan setengah mangkuk nasi.     

Ketika mangkuk ketiganya hampir habis, Yan Jinyi memandang Huo Xishen yang tengah meminum anggur dengan begitu elegan, "Apa boleh kumakan saja sisa makanan di mangkukmu?"     

Huo Xishen terkekeh ringan, "Makanan adalah sebuah berkah. Kamu bebas mau makan apa saja."     

"Masakanmu jauh lebih enak daripada masakanku."     

Ujar Yan Jinyi sambil mengunyah makanan di mulutnya.     

Mendengar ini, Huo Xishen mengangkat sedikit alisnya, "Apa kamu sudah pernah masak?"     

"Ya, aku pernah membuatkan Huo Santua mie. Dia hampir menangis terharu saat itu."     

Huo Sanshao yang berada jauh di Shengjing berujar, "Aku tidak begitu! Kakak Ipar, jangan membuatku kesulitan!"     

Ujung alis Huo Xishen menukik begitu mendengar bahwa Yan Jinyi pernah memasak mie untuk Huo Zixing, "Adik Ketiga sangat beruntung."     

Yan Jinyi menyedot ingusnya dan bertanya, "Apa kamu tidak merasa kalau suhunya tiba-tiba agak dingin?"     

Huo Xishen tersenyum dalam, "Tidak, itu mungkin karena kamu baru saja turun dari pesawat, jadi belum bisa beradaptasi dengan suhu di sini."     

"Mungkin saja."     

Yan Jinyi telah meninggalkan semua makanan di atas meja, dan Huo Xishen mulai membersihkan piring-piring kotor.     

Saat sedang beres-beres, dia tiba-tiba berkata, "Bagaimana rasa mie buatan Istriku?"     

"Tentu saja enak. Sebandinglah dengan buatan koki istana!"     

Yan Jinyi begitu percaya diri.     

Huo Xishen menganggukkan kepala, "Apa kamu mau membuatkanku mie itu sekarang?"     

Masak mie?     

Yan Jinyi kebingungan.     

'Bukankah kamu baru saja makan?'     

"Aku tidak terlalu ingin makan nasi. Aku sangat ingin mencoba mie saat mendengar istriku pandai memasak mie."     

Yan Jinyi merasa terpana.     

Apalagi, orang yang membuatnya terpana kali ini adalah pria setampan Huo Xishen.     

"Tidak masalah. Apa aku dibayar untuk itu?"     

"Seratus ribu."     

Tanpa menunggu Huo Xishen selesai bicara, Yan Jinyi langsung berbalik menuju dapur lagi.     

***     

Mata Huo Xishen berbinar ketika melihat Yan Jinyi membawa semangkuk mie.     

Di dalam mangkuk, selain mie dan beberapa sayuran, hanya ada air.     

Tampilan mie Yan Jinyi seperti mie instan yang baru saja dituangkan air yang bahkan tidak sempat diberi bumbu.     

"Kamu kekurangan persediaan bumbu. Aku juga memasaknya karena seratus ribu… maksudku, aku memasaknya demi membuat makan malam untukmu."     

Sebenarnya, mie buatan Yan Jinyi benar-benar tidak ada rasanya. Bahkan bisa disebut hambar.     

Tapi Huo Xishen merasa mie itu enak karena beberapa alasan.     

Sangat amat lezat sehingga dia ingin wanita itu selalu berada di sisinya, dan membuatkannya mie setiap hari.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.