Bandit Cantik

Kamu Sedang Cari Mati, Ya?



Kamu Sedang Cari Mati, Ya?

0Yan Jinyi berang.     

"Kamu punya uang atau tidak, apa itu penting bagiku? Berapa usiamu? Kamu bahkan menikah lagi dengan pamanku. Kalau di zaman dulu, kamu ini sudah seperti seorang selir. Kamu tahu apa itu selir? Gundik! Kenapa aku harus bermurah hati pada seorang gundik? Apalagi, itu adalah putramu dengan mantan suamimu. Jadi jangan mengait-ngaitkannya denganku. Dia tidak memiliki hubungan darah sedikit pun dengan pamanku!"     

Diam-diam Huo Qingyuan tengah menertawakan Chen Yulian.     

'Dia pantas mendapatkannya. Salahnya sendiri kalau dia menggali lubang kuburnya sendiri.'     

'Menggelapkan uang orang lain adalah kejahatan yang serius!'     

'Apalagi itu adalah uang Kakak Ipar Kedua!'     

'Kamu sedang cari mati, ya?'     

Yan Jinyi melepaskan kaca mata hitamnya dan menatap Huo Qingyuan, gadis itu pun langsung mengerti.     

Selanjutnya adalah gilirannya!     

Huo Qingyuan menunjukkan gayanya sebagai nona muda yang nakal dan sulit diatur.     

Ia melipat tangannya di dada. Kedua matanya menatap Chen Yulian dengan sorot merendahkan. Alisnya sedikit menukik. Ekspresi wajahnya tampak jijik, "Berapa hargamu? Apa orang sepertimu ini masih layak melakukan tawar menawar dengan Kakak Ipar Keduaku? Hmm, aku rasa kamu hanyalah seorang wanita kampung yang belum pernah melihat dunia sebelumnya. Kamu terlalu menjijikkan dan serakah. Hanya karena gelang milik Kakak Ipar Keduaku sangat berharga, membuatmu bersikap semakin serakah?"     

Chen Yulian sudah pernah bertemu dengan Huo Qingyuan, jadi dia sudah tahu perangainya.     

Melihat Huo Qinyuan yang tengah mendampratnya, dia tertegun dan tidak berani berkata-kata, "Aku… aku juga melakukannya demi masa depan putraku. Aku…"     

"Tutup mulutmu. Apa aku menyuruhmu bicara? Kamu bilang demi masa depan putramu? Putramu itu telah menggoda sahabatku. Dia mencari masalah dengan putra pemilik Hengyuan Real Estate dan merusak arlojinya!"     

Huo Qinyuan berhenti sejenak sambil menatap Chen Yulian dari atas ke bawah, "Apa kamu tahu berapa harga arloji itu? Aku khawatir itu bahkan belum sepersekian dari harga dirimu sendiri. Uang satu juta itu digunakan putramu untuk membayar ganti rugi kerusakan arloji Tuan Muda Zhao. Kamu pikir itu benar-benar untuk biaya sekolah putramu?"     

Wajah Chen Yulian memerah saat menyadari tatapan orang-orang di sekelilingnya.     

Di wilayah ini, ada beberapa orang kaya yang memiliki hubungan baik dengannya.     

Mereka bahkan menyanjungnya karena keponakannya adalah Menantu Kedua Keluarga Huo.     

Orang-orang itu juga ada di sana. Saat ini, mereka juga menatap jijik dirinya.     

"Nona Muda Huo, aku…"     

"Jelas-jelas uang itu digunakan untuk ganti rugi pada Tuan Muda Zhao, dan kamu bilang itu untuk biaya sekolah putramu? Polisi masih ada di sini, dan kamu masih berani berbohong?"     

Yan Jinyi menambahkan, "Aku tidak menyangka bahwa Bibiku akan mengabaikan rekan-rekan kepolisian yang telah bekerja keras menjaga kesejahteraan masyarakat. Apa kamu telah makan hati beruang dan macan tutul sampai kamu begitu berani, Bibi?"     

'Yan Jinyi, jal*ng kecil ini!'     

Chen Yulian paham. Jika dia tidak memberikan uangnya hari ini, maka dia akan benar-benar dipenjara.     

Sambil menggertakkan giginya, dia berbalik dan mengambil sertifikat rumah barunya, "Nyonya Muda Kedua, saya bisa menggunakan rumah ini sebagai jaminan. Meskipun hanya dua lantai, tapi rumah itu juga bernilai satu juta."     

Yan Jinyi melirik sertifikat rumah itu. Ia mendengus dingin, kemudian memberi isyarat pada pengacaranya untuk memeriksa keabsahan dokumen tersebut.     

Bisnis keluarga Chen Yulian sendiri telah mengalami kerugian besar. Ditambah dengan putranya yang sangat suka berulah, selain rumah tua yang mereka tinggali saat ini, keluarga Chen Yulian bisa dikatakan bangkrut.     

Terlebih lagi, rumah tua ini bahkan tidak layak huni.     

Apa yang dipikirkan para tetangga mengenai mereka setelah masalah hari ini terjadi?     

***     

Untuk menyenangkan hati Yan Jinyi, Huo Zixing telah menebus gelang itu dengan uangnya sendiri.     

Hanya dengan tangan kosong, Yan Jinyi telah berhasil mendapatkan tabungan sebesar satu juta dan sebuah rumah secara gratis.     

Suasana hatinya begitu baik selama berhari-hari.     

"Kakak Ipar Kedua, bukankah drama barumu akan mulai syuting minggu depan? Perusahaan telah mengambil tawaran pemotretan majalah untukmu. Pemotretan itu akan dilakukan di negara M!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.