Bandit Cantik

Pantas Saja Kamu Selalu Malas dan Buruk dalam Belajar



Pantas Saja Kamu Selalu Malas dan Buruk dalam Belajar

0Anna menjawab dengan begitu serius, "Kakak Ipar Kedua, nama margaku bukan An. Anna adalah nama Inggrisku."     
0

Yan Jinyi langsung merasa kesal.     

'Apa untungnya memiliki nama asli yang indah kalau dia menggunakan nama Inggris.'     

Menyadari Yan Jinyi yang tampak tersinggung, Huo Qingyuan segera menyenggol Anna, "Cepat pergi sana. Ibu pemuda itu sudah mencari masalah dengan Kakak Ipar Keduaku, jadi sekarang ayo kita bekerja sama membantu Kakak Ipar untuk membalas dendam."     

Tatapan Anna berbinar begitu mendengar jika dia dimintai bantuan untuk membalas dendam. Ia segera berdiri dan berjalan ke arah sudut bar dengan menenteng tas mahal dan sepatu hak tingginya.     

Li Ankang tampak sedang mengobrol dengan seorang wanita cantik dan seksi.     

Anna langsung mendekat dan duduk di sampingnya, "Beri aku segelas jus jeruk."     

Saat mendengar suara seorang wanita muda dari arah sampingnya, tatapan Li Ankang langsung tertuju pada tas bermerek mahal di atas meja bar. Ia tanpa sadar menoleh. Matanya berbinar cerah begitu melihat wajah Anna dengan jelas.     

"Nona, apa kamu sendirian?"     

"Sendiri ataupun tidak, apa itu penting bagimu?"     

Anna selalu memandang rendah orang kaya palsu seperti Li Ankang ini, sehingga nada bicaranya terdengar arogan.     

Selama ini Li Ankang telah banyak menjalin hubungan dengan orang kaya, tapi karakter wanita cantik ini terlihat sangat berbeda dengan yang lainnya. Apalagi dia memakai pakaian dan aksesoris dengan merek terkenal. Dia pasti putri dari keluarga konglomerat.      

"Tentu saja. Kalau kamu sendirian, aku bisa mentraktirmu minum, Nona Cantik."     

Anna mendengus dingin, "Begitukah caramu untuk mencari mangsa biasanya?"     

"Tidak, aku bersungguh-sungguh. Hanya saja aku merasa agak asing denganmu, Nona. Aku akan memperkenalkan diri terlebih dahulu. Namaku Li Ankang. Aku adalah sepupu dari Nyonya Muda Kedua Keluarga Huo."     

Anna pura-pura terkejut, "Kamu benar-benar sepupu dari Nyonya Muda Kedua?"     

Melihat perubahan sikap Anna, Li Ankang pun mengangguk dengan bangga, "Tentu saja."     

Yan Jinyi duduk tidak jauh dari sana sambil memperhatikan Anna yang sedang 'merayu' Li Ankang.     

"Kakak Ipar, Anna adalah seorang master cinta. Tunggu saja, Li Ankang pasti akan memakan umpannya dengan cepat."     

"Pantas saja kamu selalu malas dan buruk dalam belajar. Lihat betapa kacaunya pergaulanmu."     

"Kakak Ipar, Anna itu sangat setia. Aku sudah mengenalnya sejak TK. Ayahnya memiliki bisnis yang bergerak di bidang perawatan kulit. Dia memberiku banyak produk unggulan mereka!"     

'Bisnis perawatan kulit, ya?'     

Yan Jinyi langsung merasa tertarik. Harga benda-benda semacam ini bisa mencapai ratusan ribu yuan, dan itu semua adalah uang!     

"Kak Jin, apa kamu menyukai produk-produk perawatan kulit? Aku juga bisa memberimu semua itu. Kebetulan aku kenal banyak orang yang bisa membelinya dari luar negeri."     

Yan Jinyi melirik Zhao Xinchen, "Apa produk dalam negeri tidak bagus sampai kamu harus membelinya dari luar negeri?"     

Dia tidak mengerti kenapa orang-orang di zaman ini suka menggunakan barang-barang impor dan bangga dengan hal itu.      

Pada zamannya dulu, orang-orang asing justru menganggap barang-barang dari negara mereka sebagai harta karun!     

'Tunggu saja sampai aku punya uang untuk membeli gunung. Hal yang kulakukan pertama kali adalah bercocok tanam sendiri dan hidup mandiri.'     

Yan Jinyi masih tenggelam dalam khayalannya menjadi pemimpin gunung lagi di masa depan saat Huo Qingyuan menyadarkan lamunannya dengan begitu bersemangat, "Kakak Ipar, Li Ankang sudah meletakkan tangannya di tubuh Anna. Lihatlah, tangan Li Ankang ada di bahu Anna."     

Yan Jinyi segera menatap Zhao Xinchen, "Sekarang giliranmu."     

Zhao Xinchen tampak kebingungan. Jadi dia harus bagaimana? Apa yang harus dia lakukan?     

"Kak Jin… Aku… Bagaimana caranya aku muncul di sana?"     

Raut wajah Yan Jinyi tampak jengkel, "Dasar bodoh. Tentu saja kamu harus cepat ke sana untuk menghajar Li Ankang. Katakan kalau dia telah berani menggoda kekasihmu. Lebih baik lagi kalau kamu membuat keributan besar, lalu buat Li Ankang merusakkan arlojimu hingga uangnya habis untuk menggantinya."     

Hah?     

Meskipun Zhao Xinchen tidak mengerti alasannya, namun tatapan Yan Jinyi terlihat sangat mematikan.      

Bukankah dia hanya harus berakting sebagai seorang buaya darat? Ah, itu sih keahliannya!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.