Bandit Cantik

Bagaimana Bisa Ada Sampah Sepertimu di Masyarakat



Bagaimana Bisa Ada Sampah Sepertimu di Masyarakat

0"Aku tahu Keluarga Huo. Katanya Kakak keduamu sangat pandai berbisnis. Dialah yang membangun kerajaan bisnis Keluarga Huo. Kakak tertuamu juga seorang dokter yang terkenal. Tapi kenapa bisa kamu malah menjadi begitu bodoh dan tidak kompeten?"     
0

Seorang kakek tua menunjuk Huo Zixing seolah-olah dia cucunya sendiri.     

"Kamu telah mempermalukan Keluarga Huo kalian sendiri. Gadis ini begitu baik. Terlepas karena miskin, kupikir bagaimanapun juga dia bahkan lebih baik baik darimu. Kamu lari dari tanggung jawabmu. Bagaimana bisa ada sampah sepertimu di masyarakat?"     

Gedung TG Entertainment terletak di pusat Kota Shengjing yang ramai, tempat berkumpulnya para selebriti internet. Dan saat ini, beberapa selebriti internet kebetulan juga lewat di sini. Melihat hal ini, mereka pun akhirnya memutuskan untuk mendatangi tempat kejadian dan melakukan siaran langsung.     

"Kakek jangan bicarakan hal ini, Tuan Muda Ketiga pasti juga kesulitan. Dia memang tidak menyukaiku sejak awal, hanya aku yang terlalu bermimpi." Yan Xin menggigit bibir bawahnya dan berusaha menahan air mata, "Jangan salahkan Tuan Muda Ketiga, aku melakukan ini atas kemauanku sendiri."     

Kakek tua itu menepuk pundak Yan Xin dan menjadi lebih marah, "Gadis kecil, aku punya seorang cucu yang belum menikah, apa kamu menikah dengan cucuku saja. Meskipun dia agak miskin, tapi dia memiliki hati yang baik. Tidak seperti pria tak punya hati itu." Kakek tua itu melirik Huo Zixing, "Tidak peduli seberapa kaya dan berkuasanya dirimu, aku percaya semua orang memiliki mata yang tajam. Huo Sanshao, cepat atau lambat kamu pasti akan mendapatkan hukuman!"     

Keributan ini mulai tidak terkendali, bahkan ada yang menghubungi kantor polisi terdekat.     

Yan Xin menatap Huo Zixing, masalahnya sudah mencapai titik ini, Yan Xin yakin pria itu tidak akan bisa mengelak lagi.     

Wajah tampan Huo Zixing memerah karena marah, dia melangkah mundur dan berdiri di hadapan Yan Jinyi, "Kakak Ipar Kedua, bagaimana caramu membantuku selanjutnya?"     

Bagaimana?     

Tentu saja ini adalah siksaan pertama sebelum mereka mengumumkan kebenaran yang terjadi.     

Si*lan, sudah lama dia tidak mengalami insiden konyol seperti ini.     

Di depan mata semua orang, Yan Jinyi berkata dengan angkuh, "Nona, apa menurutmu anak dalam kandunganmu itu benar-benar darah daging Huo Sanshao?"     

Yan Xin baru menyadari keberadaan Yan Jinyi.     

Tatapannya menajam. Orang-orang ini tidak ada yang tahu identitas aslinya, jadi …     

Yan Xin menyeringai, namun segera merubah ekspresinya menjadi sok polos lagi, "Ya, benar."     

"Apakah ada buktinya?"     

"Apa?"     

Yan Jinyi mengulang pertanyaannya dengan tidak sabar, "Aku tanya apa kamu memiliki bukti kalau anak itu memang anak Huo Sanshao?"     

Yan Xin mengepalkan tangannya diam-diam dan mulai merencanakan bagaimana membuat Yan Jinyi menjadi sasaran hujatan selanjutnya.     

"Oh, apa yang kamu lakukan di sini kalau tidak memiliki bukti? Apa kamu tidak tahu kalau artis perusahaan kami begitu mahal? Tidak tahu kalau kita butuh istirahat? Aku sedang beristirahat di ruang tunggu, tapi malah dibangunkan oleh raungan ibumu yang sudah seperti rubah betina itu. Jika aku menunda waktu tidurku, maka aku juga menunda menjaga kulitku. Jika aku menunda menjaga kulitku, maka kulitku akan mengalami penuaan dini. Dan kalau aku mengalami penuaan dini, maka aku tidak akan mendapat tawaran kerja nanti. Jika aku tidak punya pekerjaan, maka aku akan mati kelaparan. Bagaimana caramu mengatasi hal ini?"     

Yan Xin benar-benar bingung dengan pernyataan Yan Jinyi.     

Ibu Yan lah yang pertama kali kembali ke kesadarannya, dia menatap Yan Jinyi dengan galak, "Siapa yang kamu panggil rubah betina? Ck, ck, kurasa kamu pasti kekasih baru Huo Sanshao ya. Tsk, tsk, dengan wajah centil seperti itu, aku tidak tahu sudah berapa banyak orang yang masuk ke dalam permainanmu. Putriku bahkan lebih baik darimu …"     

Ibu Yan Xin terkenal dengan mulut pedasnya di desa mereka. Karena hal itu lah hampir tidak ada warga yang mau bergaul dengan mereka.     

Dan saat ini, dia tidak peduli tengah berada di mana dan siapa saja yang ada di dekatnya. Melihat Yan Jinyi yang mencoba mempermalukannya, dia tidak akan segan-segan memaki wanita itu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.