Bandit Cantik

Hidup Putriku Hancur Karenamu



Hidup Putriku Hancur Karenamu

0"Huo Sanshao, apa Anda benar-benar tidak mau mengakui anak yang dikandung Yan Xin?"     
0

"Huo Sanshao, bagaimana Tuan Besar Huo menyikapi hal ini? Ini adalah keturunan dari Keluarga Huo dan juga cicit pertama Tuan Besar Huo!"     

"Sanshao, apa Keluarga Huo kalian menolak Yan Xin karena latar belakangnya yang tidak cukup baik? Kalau begitu kenapa Anda memberi Yan Xin harapan kalau Anda malah membiarkannya melahirkan dan membesarkan anak kalian sendiri?"     

Huo Zixing memiliki temperament yang gampang panas, dan dia pasti akan langsung meledak kalau hal ini terjadi sebelumnya.     

Hari ini, sebelum pergi ke kantor, Yan Jinyi sudah memintanya untuk tetap tenang dan tidak memedulikan semua yang dikatakan oleh para wartawan.     

Dia tidak boleh berbicara sepatah kata pun.     

Huo Zixing menarik nafas dalam-dalam sambil berusaha keras untuk menahan amarah di hatinya.     

Dia tiba-tiba paham bagaimana sulitnya para selebriti menghadapi para wartawan, maka dari itu kebanyakan mereka tidak punya pilihan lain selain tetap diam.      

'Ini sangat menyesakkan!'     

"Huo Sanshao, apa Anda diam karena merasa takut?"     

"Sanshao, jika Anda tidak menjawab maka kami anggap bahwa Anda membenarkan hal tersebut. Apakah anak itu benar-benar anak Anda?"     

"Sanshao, mengapa Nyonya Muda Kedua menolak Yan Xin? Apa dia takut anak yang dikandung Yan Xin akan menjadi cicit pertama dan mengancam posisi anaknya di masa depan?"     

"Sekarang masalah mengenai Yan Xin tengah bergejolak, Saham Grup Huo dan TG Entertainment pun turut anjlok sebagai imbasnya. Sanshao, Bukankah hanya dengan cara menikahi Yan Xin lah Anda dapat menstabilkan kembali harga saham?     

Sekelompok wartawan ini bahkan lebih menyebalkan daripada para janda yang tinggal di kaki gunung Heiyun.     

Yan Jinyi menatap satpam di sebelahnya sambil tersenyum, "Pak Satpam, Sanshao sedang dikepung dan membutuhkan bantuan Anda."     

Satpam itu sudah menghubungi rekan-rekannya yang lain.     

Hanya saja …     

Aneh sekali, biasanya Tuan Muda Ketiga datang ke kantor dengan asisten dan pengawalnya. Tapi kenapa dia sendirian hari ini?     

Bukankah itu sama saja seperti cari mati?     

Akhirnya, belasan petugas satpam bergegas keluar dan mengelilingi Huo Zixing. Mereka benar-benar memisahkan Huo Zixing dari para wartawan gosip itu.     

Melihat Huo Zixing yang berjalan memasuki gedung perusahaan dengan cepat tanpa memberikan jawaban yang positif, maka para wartawan panik seketika.     

Namun tiba-tiba Yan Xin berjalan perlahan dengan bantuan seorang wanita paruh baya.     

Dia mengenakan gaun longgar berwarna putih panjang dan sweater rajut sebagai atasan. Rambutnya digerai hingga menutupi sebagian bahunya, sedangkan wajahnya masih tampak pucat.     

Wanita paruh baya itu terlihat agak mirip dengannya. Dari penampilannya, sepertinya dia adalah seorang ibu yang keras.     

"Huo Sanshao, setelah menghamili putriku kamu mau pergi begitu saja? Oh, ternyata keluarga kaya raya seperti kalian ini sangat tidak bertanggung jawab ya. Cukup tahu saja." Ucap Ibu Yan dengan nada suara yang begitu sinis.     

Huo Zixing menghentikan langkahnya dan menatap tajam kedua orang yang baru datang itu dalam diam.     

Yan Xin masih menunjukkan sikap lemah lembutnya, "Bu, sudahlah. Aku tidak menyalahkan Tuan Muda Ketiga. Aku saja yang terlalu bermimpi."     

Mendengar itu, Ibu Yan semakin naik pitam dan memukul kepala Yan Xin dengan keras, "Pantas saja kamu diinjak-injak kalau sifatmu terlalu lembut seperti kesemek. Bukankah anak yang ada dalam perutmu itu adalah darah daging Huo Sanshao?"     

"Aku … aku hanya tidak ingin …"     

"Diam." Ibu Yan memelototinya sebelum mengalihkan pandangannya ke Huo Sanshao lagi, "Putriku tidak bersalah. Dia hamil besar sekarang juga karena ulahmu. Saat anak ini lahir nanti, bagaimana cara mereka untuk menghadapi orang-orang? Huo Sanshao, hidup putriku hancur karenamu. Bukankah sudah sepatutnya kamu bertanggung jawab?"     

Huo Zixing sudah tidak tahan lagi, "Tanggung jawab apa yang kamu mau? Aku saja tidak memiliki hubungan sedikitpun dengan putrimu, jadi pertanggung jawaban apa yang kamu maksud? Tidak ada yang tahu dia sedang mengandung anak siapa, dan kamu masih mau memprovokasi orang-orang untuk menyuruhku bertanggung jawab?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.