Bandit Cantik

Kakek Lebih Kejam Daripada Kakak Ipar Kedua!



Kakek Lebih Kejam Daripada Kakak Ipar Kedua!

0Saat jarak Huo Zixing sudah mencapai sekitar satu meter dari posisi Huo Xian, tiba-tiba saja Huo Xian mengangkat tongkatnya dan hendak melemparkannya ke arah pria itu.     
0

Spontan saja Huo Zixing langsung mundur selangkah. Namun tindakannya tersebut semakin membuat Huo Xian marah.     

"Baj*ngan, berani sekali kamu menghindar. Cepat berdiri kemari, kalau kamu menghindar lagi maka aku akan menyuruh Kakak Keduamu untuk menghentikan semua kartu kreditmu dan menyita semua mobil dan propertimu. Kamu juga tidak perlu menjadi CEO TG Entertainment lagi."     

'Si*l, Kakek kejam sekali!'     

Huo Zixing berjalan mendekat dan berdiri dengan lunglai.     

Dan tepat saat itu juga, tongkat yang ada di tangan Huo Xian mengayun ke arahnya. Membuatnya meringis seketika saat merasakan sakit yang begitu luar biasa. Wajahnya pun berubah merah dalam sekejap.     

'Kakek lebih kejam daripada Kakak Ipar Kedua!'     

Segera setelah itu, tongkat lain pun terlempar juga. Suaranya terdengar sangat keras. Bahkan Yan Jinyi pun terbelalak melihatnya.     

'Tuan Besar Huo garang sekali, dia bahkan benar-benar menghajar cucunya sendiri!'     

Shen Yan yang tidak tega melihatnya pun buru-buru mendekat untuk menenangkan Huo Xian, "Kakek, berhenti memukulnya. Tenanglah, sudah sangat jelas kalau Yan Xin berbohong. Meskipun Adik Ketiga senang bermain-main, tapi setidaknya dia masih punya hati."     

"Terlepas dari baik atau tidaknya gadis itu, kalau bocah ini tidak bermain wanita di luaran sana, apa semua ini akan terjadi?"     

"Benar apa kata Kakek." Yan Jinyi sepakat, "Jika Huo Santua tidak bermain wanita di luaran sana, apakah kasus Yan Xin ini akan terjadi? Terakhir kali seorang model wanita datang mencari Huo Santua untuk memintanya mengakui anak wanita itu, dan aku mengusirnya."     

Raut wajah Huo Xian perlahan melunak saat melihat Yan Jinyi, "Jinyi melakukan hal yang tepat. Kudengar dari Paman Zhang, kamu juga memukul wanita itu?"     

"Benar, kita harus memukulnya. Karena anggota Keluarga Huo harus kebal terhadap pukulan, jadi kita harus memukul orang-orang itu agar mereka tahu."     

Huo Xian setuju, "Ya, anggota Keluarga Huo harus kebal terhadap pukulan."     

Batin Huo Zixing, 'Kakak Ipar Kedua, sejak kapan kamu menjadi begitu sadis?'     

Pukulan dari kedua tongkat Huo Xian terasa jauh lebih kuat daripada kemoceng ayam. Huo Zixing merasakan sakit di sekujur tubuhnya, terutama di punggungnya. Kulitnya pasti robek!     

Tapi dia hanya bisa berdiri di tempatnya. Untuk bergerak pun dia tidak berani.     

Untung saja, saat masih kecil dulu, dia dipaksa berlatih bela diri dengan para pengawal untuk beberapa saat. Kalau tidak, dia pasti sudah tamat!     

Huo Zixing masih berdiri di sana, sedangkan Yan Jinyi dan Shen Yan sedang mengobrol dengan Huo Xian. Huo Qingyuan bahkan diperlakukan lebih baik darinya.     

Dalam sekejap mata, waktu makan malam pun akhirnya tiba.     

"Tuan Besar, apakah Anda ingin makan malam sekarang?" Zhang Guoquan berjalan dengan tablet di tangannya, lalu membungkuk hormat pada Huo Xian.     

Setelah mengobrol sebentar dengan kedua cucu menantunya, Huo Xian merasa suasana hatinya menjadi sedikit lebih baik, "Ya, kita makan sekarang. Ini juga sudah larut."     

Ketika orang-orang itu sudah duduk, Huo Zixing pun hendak pergi ke ruang makan. Namun suara Huo Xian menghentikan niatnya, "Siapa yang menyuruhmu ikut? Apa kamu pantas untuk ikut makan?"     

Huo Zixing berusaha keras menahan air matanya. Tidak lama kemudian, suara Yan Jinyi menimpali, "Benar. Kamu sudah menimbulkan banyak masalah. Apa kamu masih merasa pantas untuk ikut makan dengan kami?"     

'Yan Jinyi, kamu!'     

Pria itu hanya bisa mengatupkan giginya seraya memalingkan wajah, 'Ya sudah kalau tidak boleh makan. Siapa yang peduli!'     

Entah sengaja atau tidak, biasanya kakek tua itu hanya makan makanan yang relatif ringan, tapi hari ini koki yang bertugas memasak hot pot.     

Begitu hot pot disajikan, aromanya langsung menyeruak memenuhi lantai pertama.     

Apalagi Yan Jinyi dan Huo Qingyuan selalu memekik nikmat dalam setiap suapan.     

Huo Zixing tidak bisa menahan diri untuk meliriknya. Yan Jinyi terlihat baru saja mencelupkan usus bebek ke dalam kuah dan bersiap menyuapnya ke mulut.     

Glek~~     

Jakunnya bergerak naik turun. Matanya sudah hampir menatap lurus pemandangan itu.     

Sebenarnya dia ingin makan juga. Dia lapar sekali. Apalagi, sudah hampir sebulan dia tidak makan hot pot!     

'Apa aroma hot pot memang seharum ini?'     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.