Bandit Cantik

Bukankah Sebaiknya Kita Melakukan Ciuman Perpisahan



Bukankah Sebaiknya Kita Melakukan Ciuman Perpisahan

0Huo Xishen mengerutkan keningnya samar.     
0

Yan Jinyi masih terus menatapnya. Dapat wanita itu lihat dengan jelas bahwa pria itu tengah menghindari tatapannya.     

"Tuan Huo akan segera pergi. Karena kita masih menjadi sepasang suami istri, bukankah sebaiknya kita melakukan ciuman perpisahan?"     

Ucapnya sambil mulai mendekati Huo Xishen dengan perlahan.     

Melihat bibir wanita itu yang akan menabrak bibirnya, raut wajah Huo Xishen tiba-tiba membeku, ia spontan mengambil langkah mundur, "Istriku, tolong jaga harga dirimu."     

"Kamu adalah suamiku, apa salahnya kalau aku menciummu? Aneh sekali kalau kita membicarakan harga diri di sini."     

Yan Jinyi sepertinya sudah bertekad untuk menaklukan suaminya, Huo Xishen. Dia menekan segala rasa enggan dan penolakan dalam hatinya.      

Saat ini Huo Xishen tampak masih mempertahankan ekspresi tenangnya, "Kamu adalah Menantu Kedua Keluarga Huo, bukan bandit atau berandalan. Istriku harus belajar pada Kakak Ipar bagaimana cara beretika."     

Setelah itu, dia pun pergi tanpa menoleh ke belakang lagi.     

Hanya begini?     

Apa Huo Eranjing memiliki pertahanan yang kuat?     

Atau justru pria itu malah membencinya?     

Setelah masuk ke dalam mobil, Huo Xishen segera menginjak kencang pedal gas, sampai akhirnya ia bisa merasa agak lega saat kediaman Keluarga Huo sudah tidak tampak lagi di kaca spionnya.     

Ia memandang ke arah tangannya sendiri yang masih gemetar, bibir tipisnya mengatup erat, dan ada kilat kekesalan dalam bola matanya.     

Setelah menggendongnya malam itu, dia merasakan reaksi itu lagi dari dalam tubuhnya, dia bahkan harus berendam lama di kamar mandi untuk meredakan rasa itu.     

Dan barusan …     

***     

"Huo Eranjing, kamu pasti ditakdirkan untuk tidak memiliki wanita dalam hidupmu. Hidup saja sana dengan tangan kananmu itu!"     

Yan Jinyi menghentakkan kakinya marah, untuk pertama kalinya dalam hidup, ia berinisiatif lebih dulu menggoda seorang pria, dan dia ditolak?     

Pria itu benar-benar menolak seorang pimpinan bandit paling terhormat?     

Tanpa alasan.     

Tapi …     

Apa mungkin Huo Eranjing menderita penyakit aneh?     

Tidak bisa, ia harus menanyakan ini pada seseorang.     

Huo Zixing sedang di kantor, Huo Qingyuan keluar dengan para Nona Muda lainnya, Huo Chengyu menenggelamkan diri di laboratorium, bahkan Huo Xian pun pergi bertemu temannya.     

Dalam Kediaman Keluarga Huo yang megah itu hanya ada Shen Yan yang tengah membaca buku di sofa.     

Dia memakai pakaian rumahan berbahan sutra satin, rambut hitam panjangnya dicepol asal kebelakang, dia sedikit menunduk dengan mata yang tertuju pada buku di tangannya. Shen Yan tampak sangat serius membaca buku tersebut.      

'Kakak Ipar sangat cantik.'     

Yan Jinyi mencengkram dadanya, dia merasa jantungnya berdebar begitu cepat, apa ia sedang kasmaran?     

Dia mengambil langkah kecil lalu duduk di sebelah Shen Yan, bibirnya mengulas sebuah senyum yang terkesan cabul, "Kakak Ipar sedang membaca apa?"     

Shen Yan menutup buku tersebut, lalu menunjuk tulisan yang ada di sampulnya, "Catatan perjalanan yang ditulis oleh seorang penulis asing. Ini cukup bagus. Apa Jinyi ingin melihatnya?"     

Yan Jinyi mengangguk bersemangat.     

Di kehidupan sebelumnya, putri perdana menteri juga memaksanya untuk belajar, yang kemudian membuatnya takut sendiri.     

"Kakak Ipar, apa Huo Chengyu sadar kalau kamu itu sangat cantik?"     

Shen Yan tertegun sejenak, rona merah kemudian muncul di pipi putihnya, "Jinyi, jangan bicara omong kosong."     

Yan Jinyi mengangkat tiga jarinya, "Sumpah demi Tuhan, Kakak Ipar adalah wanita paling cantik dan berkelas yang pernah kutemui. Kalau aku seorang pria, aku pasti akan merebut Kakak Ipar dari Huo Chengyu dan menguncimu di sebuah kastil, tidak ada yang boleh melihatmu kecuali aku!"     

Mengapa dia bisa lupa memberitahu raja neraka untuk menjadikannya laki-laki?     

Ugh, sayangnya dia tidak tahu apa Kakak Ipar bisa menerima kisah cinta antar wanita.     

"Jinyi, seriuslah, kamu adalah Menantu Kedua Keluarga Huo."     

Kakak Ipar sangat mudah tersipu malu, seharusnya seorang wanita itu ya seperti ini, tidak seperti Huo Qingyuan yang sangat kasar seperti seperti laki-laki.     

"Di mana Xishen?"     

"Dia sudah pergi."     

Shen Yan agak terkejut, "Secepat itu?"     

"Dia sangat mencintai pekerjaannya, jadi biarkan saja."     

Yan Jinyi mengibaskan tangannya acuh, lalu tiba-tiba teringat ada sesuatu yang ingin ia tanyakan pada Shen Yan, "Kakak Ipar, Huo Eranjing… maksudku Huo Xishen, apa dia sakit?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.