Bandit Cantik

Bukankah Itu Wanita yang Kamu Goda



Bukankah Itu Wanita yang Kamu Goda

Huo Xishen memberi hormat kepada Huo Xian terlebih dahulu, "Sudah, Huo Zixing yang akan menyelesaikannya sendiri."     

Huo Xizing tersentak. Raut wajahnya tampak tak percaya, "Tidak. Kakak Kedua, bagaimana bisa aku menyelesaikannya sendiri?"     

'Mana wujud kasih sayangmu untuk adikmu?!'     

Huo Xishen menatapnya dingin, "Bukankah itu wanita yang kamu goda?"     

" ... "     

"Karena kamu yang menggodanya, maka kamu sendiri yang harus menyelesaikannya. Memangnya siapa yang kamu harapkan untuk menyelesaikannya?"     

'Meskipun apa yang kamu katakan sangat masuk akal, tapi Kakak Kedua …'     

Bisakah dia menyelesaikan masalahnya sendiri dengan posisinya yang sangat tersudut sekarang?     

Kadang-kadang, seorang wanita, apalagi wanita yang berada dalam posisi lemah, akan sangat mudah untuk mendapatkan simpati orang.     

"Kalau Huo Santua yang harus menyelesaikannya, maka namaku pasti tidak akan terseret di sini. Bagaimana mungkin kamu begitu tidak berguna sebagai saudaranya?"     

Yan Jinyi melotot nyalang. Wajahnya sudah terbakar amarah.     

"Bukankah Istriku memukul wanita itu karena ingin menarik keluar orang-orang yang ada di belakangnya?"     

Huo Xishen balik bertanya. Dia menatap Yan Jinyi dengan ekspresi yang sulit dijelaskan.     

" ... "     

Pantas saja dia dikenal sebagai pebisnis bertangan dingin. Dia bisa menebak segalanya dengan tepat.     

"Sebenarnya tes DNA adalah cara termudah untuk membuktikannya. Mengapa kita tidak mendiamkan Nona Yan terlebih dahulu …"     

Yan Jinyi segera menggelengkan kepalanya, "Kakak Sulung, aku tidak bisa mendiamkan orang seperti itu. Aku hanya ingin tahu apakah orang itu ada hubungannya dengan dia."     

Saat mengatakannya, mata cantiknya memicing tajam. Seluruh tubuhnya memancarkan aura yang menakutkan.     

Jika memang dugaannya benar, dia akan membuat orang itu tahu betapa indahnya dunia ini!     

"Orang yang Jinyi maksud adalah …"     

"Nanti kalian akan tahu sendiri saat waktunya sudah tiba."     

Dia bangkit dan merapikan beberapa bagian bajunya yang kusut, "Huo Qingyuan, besok temani aku pergi ke rumah sakit tempat Yan Xin dirawat."     

"Kakak Ipar Kedua, bukankah sebaiknya kita tidak pergi ke rumah sakit dalam keadaan seperti ini? Bagaimana kalau saat itu identitasmu akan terungkap? Dan lagi, kenapa kita harus menemuinya?"     

Yan Jinyi membelai bulu kemoceng yang dipegangnya sambil berkata santai, "Siapa bilang kita ke sana untuk menemuinya?"     

Suara berat Huo Xishen tiba-tiba terdengar lagi, "Kenapa bukan aku yang menemani Istriku kesana?"     

Yan Jinyi memutar bola matanya, "Tidak usah. Aku takut mati muda."     

Apa pergi bersamanya bisa membuatnya mati muda?     

Huo Xishen menatap wajah cantik Yan Jinyi dengan senyum di wajahnya, "Aku harus kembali ke Negara M besok, dan hari ini aku tidak menghabiskan banyak waktu dengan Istriku. Aku bahkan tidak tahu apakah kita bisa bertemu lagi untuk beberapa bulan ke depan."     

Mata Yan Jinyi berbinar seketika, "Kamu harus pergi, ya? Itu bagus …"     

Sebelum dia menyelesaikan ucapannya, Yan Jinyi kemudian menutup bibirnya dan berdehem. Dia memperhatikan ekspresi Huo Xian, "Ah sayang sekali. Padahal aku ingin sekali menggunakan kesempatan ini untuk memperbaiki hubungan kita, agar Kakek tidak mengkhawatirkan kita lagi di masa tuanya. Ugh…"     

Ucap Yan Jinyi sambil menggelengkan kepalanya dramatis.     

"Bagus kalau Yan Jinyi memiliki pemikiran seperti itu. Xishen, sudah dengar tidak? Dia ingin memperbaiki hubungan dan memupuk cinta di antara kalian. Bagaimana denganmu? Kamu lebih mementingkan pekerjaan atau istrimu sendiri?"     

Huo Xishen berkata dengan sangat deklamatis, "Jika aku tidak bekerja, dari mana aku bisa mendapat uang untuk menghidupi istriku. Istriku, bukankah begitu maksudmu?"     

Alis Yan Jinyi mengkerut, 'Kalau begitu kenapa kamu tidak memberi istrimu uang?'     

'Kenapa kamu tidak berhenti memblokir black card-ku?'     

"Istriku?"     

Melihat Yan Jinyi yang tidak menjawab, Huo Xishen bertanya lagi.     

Yan Jinyi tersenyum sambil menjawab, "Haha."     

"Hei Huo Santua. Kamu juga tahu kalau kamu terlalu banyak menghabiskan waktu di luar. Kurasa kejadian ini bisa menjadi pelajaran yang berharga bagimu!"     

Huo Zixing mengangguk. Dunia luar terlalu menakutkan. Wanita di luaran sana terlalu menakutkan.     

Mulai sekarang, jika dia berani mengacau lagi, dia pasti akan kehilangan anak cucunya!     

Saat malam hari, Yan Jinyi dan Huo Xishen masih menempati kamar yang sama.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.