Bandit Cantik

Apakah Istriku Tidur Nyenyak Semalam



Apakah Istriku Tidur Nyenyak Semalam

0Huo Xishen melihat sekilas saat kerangka itu ditendang ke lantai.     
0

"Apakah Istriku tidur nyenyak semalam?"     

Yan Jinyi masih belum tahu kalau dia jatuh dari tempat tidur kemarin dan digendong Huo Xishen kembali ke atas tempat tidur.     

Entah kenapa saat melihat Huo Xishen yang berdiri di depannya saat ini, tiba-tiba saja mimpi liarnya semalam kembali muncul dalam pikirannya. Yan Jinyi merasa malu sendiri, wajahnya bahkan sudah merona, "Tentu saja tidurku nyenyak. Kenapa? Tidur Tuan Huo tidak nyenyak?"     

Huo Xishen mengangguk dalam, "Ya tidak terlalu nyenyak."     

"Apa Tuan Huo merasa tidak nyaman karena berada dalam satu ruangan yang sama denganku? Jangan-jangan Tuan Huo …"     

Yan Jinyi menghentikan ucapannya. Sepasang matanya menatap waspada pada Huo Xishen.     

"Tidurku tidak nyenyak bukan karena aku harus tidur dalam satu kamar dengan Istriku." Ucap Huo Xishen tenang. Matanya masih memandang lurus Yan Jinyi, "Hanya saja sangat disayangkan sekali karena aku tidak bisa berbagi tempat tidur dengan Istriku."     

???     

'Huo Eranjing, jangan berani-berani kamu mengambil kesempatan dariku!'     

'Begitu uang yang diberi oleh Tuan Besar Huo ada di tanganku, maka saat itu juga ucapkan selamat tinggal untuk kita!'     

Ugh, masalahnya kapan Tuan Besar Huo akan pergi? Pria tua itu tinggal di sini, dan dia sudah menjadi mertuanya. Ini membuat Jinyi menjadi takut dan berhati-hati dalam bersikap sepanjang hari, karena khawatir membuat pria tua itu marah.     

Setidaknya dia masih harus tinggal di Kediaman Keluarga Huo sekarang walau terpaksa. Dia masih makan dan memakai pakaian milik Keluarga Huo karena dia tidak punya uang untuk membeli rumah, membeli pakaian, dan juga membeli makanan yang enak sendiri!     

Akan sangat buruk baginya jika Tuan Besar Huo mengusirnya dari sini.     

"Istriku tampaknya tidak terlalu menyukai kerangka ini."      

Yan Jinyi mengambil kerangka yang ada di lantai itu, kemudian memeluknya, "Kata siapa? Itu karena gaya tidurku saja yang berantakan."     

Rasanya ingin sekali Huo Xishen mencibirnya. Gaya tidurnya benar-benar berantakan. Untungnya bukan dia yang tidur di samping istrinya semalam.     

"Saat Kakak Sulung memberikan kerangka ini pada Istriku, apa dia menceritakan kisahnya padamu?"     

Yan Jinyi melirik kerangka yang ada di dalam pelukannya sebelum menggeleng, 'apa benda bodoh ini memiliki cerita?'     

Bukankah benda ini diproduksi oleh pabrik?     

Huo Xishen tiba-tiba membuat ekspresi pura-pura terkejut, "Pantas saja Istriku berani tidur dengannya."     

Jadi?     

'Sebenarnya cerita apa yang ingin kamu katakan!'     

"Kalau kamu penasaran, tunggu aku selesai mandi dulu. Setelah itu aku akan memberitahumu."     

Setelah itu, tanpa menunggu respon Yan jinyi dia segera mengambil piyamanya dan masuk ke dalam kamar mandi.     

Yan Jinyi mengerjap polos. Setelah duduk selama beberapa saat, ia kemudian meninju tempat tidurnya.     

'Br*ngsek!'     

'Sombong sekali dia. Apa dia merasa lebih hebat dariku?'     

Meskipun begitu…     

Dalam mimpinya, dia benar-benar …     

Hmm, cukup hebat.     

Astaga~     

Yan Jinyi malu.     

'Dia tidak akan keluar hanya dengan memakai celana lagi kan?'     

Sebenarnya, Jinyi tidak terlalu memperhatikannya semalam. Dia bahkan hampir melupakan bentuk tubuhnya, jadi dia harus lebih bisa menyenangkan dan memanjakan matanya nanti.     

Saat membayangkannya, Huo Xishen tiba-tiba membuka pintu kamar mandi dan keluar.     

Yan Jinyi duduk tegak dengan kerangka yang masih ada dalam pelukannya. Tatapannya langsung tertuju ke arah kamar mandi.      

Dan hasilnya …     

Si*lan, ternyata dia keluar dengan mengenakan baju dan celana lengkap.     

"Istriku, apa pakaian yang aku kenakan terlalu banyak?"     

Melihat ekspresi kekecewaan di wajahnya, Huo Xishen tidak bisa menahan diri untuk tidak menggodanya.     

Awalnya dia pikir Yan Jinyi akan malu, tapi Huo Xishen tampaknya terlalu meremehkannya.     

"Ya, bukankah aku menikahi seorang pria hanya agar bisa saling mengagumi keindahan masing-masing. Kamu itu sudah pelit, aku tidak berharap lagi untuk mendapat uangmu. Jadi tidak bisakah aku menikmati wajah dan tubuhmu sepuasku?"     

Huo Xishen melongo.     

Dia pikir apa yang dikatakan wanita ini masuk akal juga.     

"Oke, ceritakanlah kisah tentang kerangka ini."     

Huo Xishen berbalik dan duduk di sofa dengan tangan yang terlipat di belakang kepalanya. Dia berujar santai, "Apa kamu lihat nomor yang tertulis di tengkoraknya?"     

"Bukankah itu hanya angka 14. Kenapa?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.