Bandit Cantik

Oh, Aku Marah Sekali



Oh, Aku Marah Sekali

0"Apa yang kamu takutkan? Aku tidak akan memukul perutmu. Jangan katakan Keluarga Huo kami kejam karena seperti ini! Ini adalah tradisi keluarga kami."     
0

Yan Jinyi masih memegang kemoceng itu sambil mengayunkannya di udara.     

Yan Xin mengalihkan pandangannya kepada Huo Xian, "Tuan Besar Huo, apa Anda akan membiarkan Nyonya Muda Kedua melakukan hal yang sembrono semacam itu?"     

"Nona Yan, hanya karena sedang mengandung segumpal daging, beraninya kamu berbicara seperti itu pada Kakek, ha?"     

Yan Jinyi bertanya retoris. Senyum di wajahnya sudah lenyap.     

Yan Xin segera merubah ekspresinya menjadi polos dan menyedihkan, "Saya… bukan itu maksud saya. Hanya saja jika Nyonya Muda Kedua memang membenci saya dan tidak bisa menerima anak yang ada di dalam kandungan saya, mengapa Anda tega membuat alasan seperti itu."     

Yan Jinyi menyipitkan matanya. Dia merasa agak kesal. Ternyata orang ini masih mempertahankan aktingnya.     

"Saya tahu kalau Nyonya Muda Kedua ingin saya mundur. Kalau bukan karena anak ini pun, saya tidak akan berani menemui Keluarga Huo. Saya adalah anak yatim." Suara Yan Xin mulai tersendat, "Oleh karena itu, saya tidak ingin anak saya juga menjadi yatim piatu saat lahir."     

Yan Jinyi segera menyanggah, "Kamu belum mati. Jadi anak itu tidak akan menjadi yatim piatu."     

'Kakak Ipar Kedua benar!'     

Rasanya Huo Zixing dan Huo Qingyuan ingin sekali bertepuk tangan.     

Raut wajah Yan Xin perlahan menggelap, 'Ada apa dengan Menantu Kedua Keluarga Huo ini? Bukankah dia adalah orang yang lemah dan tidak bisa apa-apa seperti orang kampung kebanyakan?'     

Sebelum datang ke sini. Dia sudah mempersiapkan diri dan bahkan menyelidiki Keluarga Huo terlebih dahulu. Namun sayangnya dia hanya memperoleh sedikit informasi mengenai Nyonya Muda Kedua.     

Dikatakan bahwa keberadaannya dirahasiakan karena tidak diterima baik oleh Keluarga Huo. Tapi sekarang sepertinya …     

Binar mata Yan Xin meredup. Dia merasa wanita ini sangat familiar. Di mana dia pernah bertemu dengannya?     

"Jangan diam saja. Diammu membuatku kesal. Bersiap-siaplah, buktikan padaku bahwa kamu dapat menahan pukulan sehingga kamu bisa menjadi bagian Keluarga Huo, atau mungkin justru pergi jauh-jauh dengan perut besarmu itu."     

"Nyonya Muda Kedua. Saya tidak peduli berapa kali pun akan dipukuli, tapi anak dalam kandungan saya… Nyonya Muda Kedua, dia sudah berusia tujuh bulan. Jika itu menyakitinya, saya… saya …"     

Yan Xin menangis tersedu-sedu, seolah-olah Yan Jinyi adalah seorang penjahat yang tengah marah kepada Dewa.     

"Menangis saja yang kamu bisa. Ugh, aku marah sekali!" Yan Jinyi membalikkan badannya seraya berkacak pinggang, 'Gadis j*lang licik ini benar-benar menyebalkan.'     

Si*l. Di masa depan nanti dia akan membentuk sebuah aliansi untuk memberantas para gadis j*lang licik yang manipulatif seperti ini!     

"BERHENTI MENANGIS!"     

Yan Jinyi menendang meja yang ada di hadapannya. Bahkan Huo Xian dan Shen Yan pun dibuat terkejut karenanya.     

"Kamu ibunya, dan kamu belum mati, apa yang kamu tangisi? Karena ini adalah benih dari Keluarga Huo-ku, jadi dia pasti bisa menahan beberapa pukulan, kan? Kalaupun dia terbunuh, berarti itu sudah menjadi konsekuensimu karena telah berani datang ke sini dan membuat keributan."     

"Nyonya Muda Kedua sudah kelewatan!"     

Yan Jinyi sudah tidak tahan lagi. Dia mengangkat kemoceng itu dan mengayunkannya. Saat benda itu sudah akan menyentuh Yan Xin, sosok bertubuh tinggi tiba-tiba muncul di pintu.     

"Ramai sekali di rumah, ada apa ini?"     

Huo Chengyu melangkah mendekat dengan jas putih yang dikenakannya. Dia hanya melirik Yan Xin. Tatapannya tertuju pada Yan Jinyi, "Adik Ipar tampaknya sangat marah?"     

'Aku sangat marah dan hampir kembali ke neraka untuk mengantri lagi!'     

Yan Jinyi menarik nafas dalam seraya menatap Huo Chengyu. Kemudian tatapannya kembali tertuju pada perut Yan Xin. Dia berkedip ringan sebelum meledakkan sebuah tawa yang terdengar aneh, "Kakak Sulung, seharusnya kita sudah bisa melakukan tes DNA pada janin berusia tujuh bulan, bukan?"     

Yan Xin baru menyadari kalau orang yang datang adalah Tuan Muda Pertama Keluarga Huo yang begitu terkenal di bidang medis.     

"Bisa. Apa perlu dilakukan sekarang juga?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.