Bandit Cantik

Apa Itu Malu



Apa Itu Malu

0Chen Yulian menatap Yan Jinyi geli, "Yan Jinyi, apa kamu tidak tahu malu?"     
0

Yan Jinyi menyahut dengan acuh, "Apa itu malu? Apa itu bisa membuatku menghasilkan banyak uang? Apa itu bisa membuatku makan dan bermain-main?"     

"Kamu …"     

"Memangnya kamu siapa? Orang idiot macam apa yang berani meminjam uang dariku? Aku khawatir kamu belum bangun dari tidur."     

Chen Yulian begitu berang. Dadanya sudah tampak naik turun, "Aku peringatkan kamu, jangan kelewatan. Kamu bisa menikah dengan anggota Keluarga Huo juga berkat perjanjian Kakekmu dan Tuan Besar Huo. Kalau tidak, kamu tidak akan pernah bisa memenuhi syarat untuk menjadi Nyonya Muda Huo!"     

Yan Jinyi kembali menyesap anggurnya. Dia hanya menganggap Chen Yulian angin lalu.     

"Jinyi, jangan terlalu sombong kamu. Ada begitu banyak wanita hebat yang mengelilingi Tuan Huo. Yah, tidak ada yang tahu, begitupun juga aku. Sepertinya Tuan Huo masih belum menerimamu sama sekali. Kalau tidak, bagaimana bisa dia membiarkanmu menempati gudang sebagai kamar."     

"Lalu?"     

"Bagaimanapun juga aku adalah bibimu. Kerabat terdekatmu. Selama aku mau membuka mulut dan mengatakan hal buruk tentangmu di hadapan Keluarga Huo, apa kamu tidak berpikir Tuan Huo akan semakin membencimu nantinya?"     

Berani-beraninya wanita tua ini mengancamnya.     

"Kalau begitu lakukan."     

"Kamu… Apa kamu tidak takut Keluarga Huo akan mengusirmu dari sini?"     

'Itu yang kuharapkan!' pikir Yan Jinyi.     

Selama ada uangnya, dia bisa mengemasi barang-barangnya hanya dalam semalam.     

Chen Yulian baru menyadari kalau Yan Jinyi sekarang sangat keras kepala.     

'Sejak kapan j*lang kecil ini menjadi sangat sulit dihadapi?'     

Dia tidak luluh sama sekali.     

"Kamu benar-benar tidak mau meminjami kami uang?"     

Yan Jinyi sedikit kehilangan kesabaran, "Tidak."     

"Kamu …"     

Baru saja akan membuka mulut lagi, Chen Yulian tiba-tiba melihat beberapa Nyonya Kaya sedang berjalan dari arah belakang Yan Jinyi. Dia pun segera menepuk lututnya menggunakan tangan lalu menjatuhkan tubuhnya ke atas tanah dengan sengaja, "Apa dosaku! Kalau kamu memang tidak mau membantuku tidak apa-apa, tapi jangan mendorongku. Bagaimanapun juga aku adalah Bibimu. Aku bahkan selalu menemanimu dan menghiburmu saat orang tuamu baru meninggal dulu …"     

Beberapa Nyonya Kaya yang awalnya hanya ingin berjalan-jalan dan melihat-lihat kediaman Keluarga Huo pun berhenti saat melihat Nyonya Muda Kedua yang tampaknya sedang berselisih dengan seseorang.     

Mereka merasa begitu penasaran.     

"Ayo kita lihat!"     

"Iya, ayo lihat."     

Saat mereka sudah semakin dekat, Chen Yulian pun langsung mengeraskan tangisnya.     

"Aduh, aduh pinggangku. Aku baru saja menjalani operasi pinggang. Jinyi padahal kamu juga tahu kalau pinggangku sakit, tapi mengapa kamu mendorongku begitu keras? Aku tahu kamu ingin memutuskan hubungan keluarga di antara kita setelah menikah dengan Keluarga Huo. Kami hanyalah rakyat jelata yang tidak pantas bersanding dengan Keluarga Kaya seperti kalian, hanya saja, biaya kuliah Adikmu begitu mendesak sekarang, dan aku terpaksa datang untuk meminjam uang padamu …"     

Chen Yulian meraung keras, tapi Yan Jinyi masih duduk dengan tenang di kursinya.     

Para Nyonya Muda Kaya itu pun mulai mengerti kalau Nyonya Muda Kedua memutuskan hubungan dengan Keluarganya sendiri setelah menjadi menantu dari keluarga konglomerat ini.     

Orang macam ini adalah orang yang patut dibenci.     

Selain itu, dia juga dengan tidak tahu malunya baru saja merayu Tuan Tang di hadapan Tuan Huo sendiri!     

"Ya ampun, apa yang terjadi?"     

"Aku baru saja mendengar kalau Kakak ini adalah Bibi dari Nyonya Muda Kedua. Bagaimana bisa Nyonya Muda Kedua menyakiti Bibinya sendiri?"     

"Mungkin dia tidak ingin mengakui kalau dia berasal dari kalangan rakyat jelata sebelumnya?"     

Beberapa orang mulai berbisik-bisik dan menggosip dengan nada yang penuh sarkasme.     

Chen Yulian semakin meraung keras. Satu tangannya menyangga pinggang dan tangan lain menyeka air matanya, "Jangan berkata seperti itu Nyonya-Nyonya. Jinyi hanya takut kembali menjalani kehidupan yang sulit. Mungkin dia teringat masa lalu kami saat melihatku. Jangan menyalahkannya."     

"Anda harus menerima kenyataan dari keluarga seperti apa Anda berasal. Bahkan jika Anda masuk menjadi bagian keluarga konglomerat sekarang, Anda juga tidak bisa mengubah fakta bahwa Anda dulunya adalah orang susah. Benar bukan?" Cibir salah seorang Nyonya kaya yang lebih muda darinya. Wanita itu juga memandang jijik pada Yan Jinyi.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.