Bandit Cantik

Jinyi, Bisakah Aku Meminjam Uang?



Jinyi, Bisakah Aku Meminjam Uang?

0Huo Xishen mengusir beberapa orang yang datang untuk menyambutnya. Sembari mengulurkan tangan dan memijat pelipisnya, dia melihat Tang Qing yang sedang duduk di sofa sambil minum anggur dengan tenang.     
0

"Xishen, ada apa antara Tang Qing dan Adik Ipar?" Tanya Huo Chengyu dengan suaranya yang dalam. Dengan mengernyitkan dahi, dia melanjutkan pertanyaannya, "Sejak kapan Tang Qing tertarik pada Adik Ipar?"     

Huo Xishen menyesap anggurnya dengan tenang. "Kakak, kenapa tidak kamu tanyakan pada Huo Sanshao dan Huo Qingyuan saja."     

Huo Zixing dan Huo Qingyuan yang disebut namanya pun langsung menunjukkan ekspresi polos mereka.      

'Kami tidak tahu apa-apa!'     

'Mana berani kami mencampuri urusan Kakak Ipar Kedua!'     

Shen Yan tampak sedang dikelilingi para Nyonya Muda Kaya, sedangkan Huo Xian mengajak ketiga Tuan Muda Keluarga Huo tersebut mengobrol dengan beberapa petinggi. Sementara Huo Qingyuan sendiri juga sedang mengobrol dengan sekelompok Nona Muda kaya.     

Namun, Yan Jinyi tampak berkeliaran di antara orang-orang sambil makan kue, 'Membosankan sekali!'     

'Perjamuan para keluarga kaya sangat membosankan!'     

Setelah berpikir sejenak, dia memutuskan untuk membuat rencana balas dendam pada Tang Qing. Namun langkahnya terhenti saat Zhang Guoquan datang mendekatinya dengan hati-hati, "Nyonya Muda Kedua, ada seseorang di luar yang mencari Anda. Dia mengaku sebagai bibi Anda."     

Bibi?     

Apa dia punya seorang bibi?     

Yan Jinyi tampak bingung dan mulai berusaha menggali potongan ingatan di dalam otaknya, 'Oh benar, sepertinya pemilik asli tubuh ini punya seorang bibi.'     

"Ada urusan apa dia mencariku?"     

"Saya tidak tahu. Hanya saja dia menangis. Pasti ada sesuatu yang mendesak."     

Apa bibi itu wanita yang menikah dengan pamannya yang duda itu? Bukankah wanita itu sangat mata duitan? Apa tujuannya mencarinya?     

Huo Eranjing telah membuatnya begitu kesal, dan sekarang seseorang tengah mencarinya. Oke, dia akan melampiaskan amarahnya pada orang itu.     

Dia memang peri kecil yang diberkati Tuhan!     

"Suruh dia menemuiku di taman belakang."     

Zhang Guoquan pun berlalu. Yan Jinyi masih berkeliaran di taman. Dia memasukkan kue ke dalam mulutnya, mengambil segelas anggur, lalu berjalan menuju taman belakang.      

Kediaman Keluarga Huo begitu besar. Taman belakang ini terhubung dengan sebuah kebun sayur. Saat ini, semua pelayan sedang berada di depan untuk membantu keberlangsungan acara, jadi tidak ada siapa-siapa di sini.     

Yan Jinyi melihat sebuah kursi lalu mendudukinya. Dia meneguk anggurnya dengan santai.     

Tidak berselang lama, Zhang Guoquan datang bersama seorang wanita paruh baya.     

Wanita itu sedikit gemuk, tapi dia mengenakan gaun ketat berwarna hijau. Ditambah dengan sebuah ikat pinggang emas yang menyilaukan mata, wanita itu terlihat… sangat menarik.     

Wanita itu juga dengan hati-hati memeluk sebuah tas bermerek. Ketika melihat Yan Jinyi, dia segera mencangklong tas itu seraya berjalan dengan kepala terangkat.     

Dia adalah Bibi Chen Yulian.     

Melihat Yan Jinyi, Chen Yulian dengan cepat memasang ekspresi penuh kasih sayang padanya, "Jinyi, lama sekali tidak bertemu. Kamu semakin cantik saja."     

Yan Jinyi hanya menatapnya datar, "Zhang Guoquan, kamu bisa pergi sekarang."     

Zhang Guoquan tahu bahwa Nyonya Muda Kedua tidak menyukainya, jadi tanpa menunda-nunda waktu lagi dia segera berbalik pergi.     

Chen Yulian menatap sekitar terlebih dahulu. Sorot matanya tampak begitu takjub, "Kediaman Keluarga Huo sangat luas, apa kamu tidak pernah tersesat saat tinggal di sini?"     

Yan Jinyi masih tidak mengatakan sepatah kata pun.     

"Sekarang pamanmu juga memulai sebuah usaha kecil sendiri. Tapi sayangnya perekonomian negara sedang tertekan akhir-akhir ini, jadi dia tidak bisa balik modal. Kebetulan adikmu ingin pergi kuliah ke luar negeri dan berharap dapat mengangkat derajat keluarga saat kembali nanti."     

Ini dia. Wanita ini akhirnya memulai pertunjukannya.     

Melihat Yan Jinyi yang masih bungkam untuk waktu yang lama, Chen Yulian diam-diam merutuk dalam hati, 'Kamu hanyalah seekor burung gereja yang tiba-tiba berubah menjadi burung phoenix. Apa yang bisa dibanggakan olehmu?'     

"Jinyi, apa kamu bisa meminjami kami uang? Adikmu ingin belajar tentang arsitektur di luar negeri. Dia sangat berbakat dalam bidang itu. Dan saat pamanmu sudah bisa balik modal nanti, kami akan segera mengembalikannya padamu, hm?"     

Yan Jinyi menyesap anggurnya, "Apa putramu berprestasi di sekolah?"     

Dia ingat kalau putra wanita ini bodoh dan sangat tidak kompeten. Nilainya bahkan jauh lebih buruk daripada Huo Qingyuan, lalu bagaimana bisa dia mau mengangkat derajat keluarga?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.