Bandit Cantik

Aku Takut Tidak Bisa Menahan Diri Saat Bertemu Dengannya



Aku Takut Tidak Bisa Menahan Diri Saat Bertemu Dengannya

0"Akan lebih baik kalau dia tidak kembali."     
0

Yan Jinyi berkata dengan dingin, "Aku takut tidak bisa menahan diri saat bertemu dengannya."     

Bola mata Huo Zixing dan Huo Qingyuan langsung melebar. Mereka paham kenapa Kakak Ipar Kedua sangat membenci Kakak Keduanya.     

Kakak Kedua juga kelewatan. Investasi yang dilakukan Kakak Ipar Kedua sukses besar dan menghasilkan banyak uang, tapi kenapa black card-nya masih dihentikan?     

Huo Qingyuan bahkan lebih menyedihkan karena Kakak Keduanya juga ikut menghentikan kartu ATM-nya.     

Dia benar-benar miskin sekarang. Dia seharusnya memberitahu Kakak Ipar Keduanya lebih awal kalau uang hasil investasi dimasukkan ke rekening lain saja.     

Tiba-tiba gerbang yang tertutup itu terbuka, lalu beberapa mobil mewah berwarna hitam pun mulai masuk.     

Yang pertama turun adalah Qin He, lengannya tampak masih disangga oleh secarik kain.      

Qin He berjalan ke mobil belakang dan membuka pintu mobil itu dengan penuh hormat.      

Huo Chengyu keluar dari mobil. Dia mengenakan jas putih yang membuatnya tampak seperti baj*ngan yang tampan. Setelah sepenuhnya keluar dari mobil, dia membalikkan badannya lalu sedikit membungkuk.     

"Kakek, sudah sampai."     

Akhirnya Yan Jinyi dapat bertemu dengan Tuan Besar Keluarga Huo yang begitu legendaris itu.     

Pemilik asli tubuh ini tidak memiliki ingatan yang dalam mengenai satu orang ini. Pria tua ini selalu menyendiri. Katanya dia tinggal di sebuah pulau pribadi untuk proses penyembuhan.     

Tuan Besar Huo ini bernama Huo Xian, saat masih muda, ia adalah seorang bos besar yang begitu populer di seluruh negeri. Dia berasal dari keluarga bangsawan yang memiliki latar belakang panjang.     

Sekarang Huo Xian sudah menginjak usia delapan puluh tahun. Kalau bukan karena uban yang memenuhi rambutnya, dia masih terlihat kuat dan energik.     

Dia mengenakan pakaian tradisional berwarna putih dengan tongkat di tangannya. Alisnya tebal, berada tepat diatas sepasang mata tua yang tajam. Tampak dia sedang berdiri dengan tegap.     

Aura Tuan Besar Huo sama dengan para jenderal kuat pada masa kehidupan Yan Jinyi sebelumnya.     

Huo Xian berjalan perlahan ke arah orang-orang yang berdiri di pintu masuk dengan bantuan Huo Chengyu.     

"Kakek, tehnya sudah siap. Silahkan masuk." Shen Yan berjalan mendekati Huo Xian dan memeluknya.     

Huo Zixing sedikit gugup, namun dia tetap membungkuk hormat, "Selamat datang di rumah, Kakek."     

Sedangkan Huo Qingyuan yang tidak terlalu gugup, tersenyum cerah sembari berkata, "Kakek sudah kembali. Kakak Ketiga sering menggangguku di rumah."     

Huo Zixing langsung memelototinya.     

Huo Xian mengangguk. Tatapannya beralih pada Yan Jinyi.     

Yan Jinyi masih tidak membuka suara. Dia menatap pria itu dengan serius. Kedua tangannya dia kaitkan di belakang tubuhnya.     

"Jinyi, apa kamu tidak ingin bertemu Kakek?"     

Huo Xian-lah yang pertama kali membuka percakapan.     

Yan Jinyi tersenyum dan menatap mata Huo Xian lekat-lekat, "Tidak, aku hanya merasa Kakek jauh lebih kuat."     

Cucu menantunya yang satu ini terasa sangat berbeda. Dulu dia bahkan tidak berani menatapnya.     

"Aku dengar kamu membintangi sebuah film, dan kamu sendiri yang menjadi investornya. Apalagi film itu juga meraih kesuksesan besar di box office. Bagus sekali."     

"Kakek terlalu memuji. Aku lelah berdiri di luar, ayo kita masuk saja."     

Yan Jinyi membuat isyarat 'tolong' dengan tangannya.     

Huo Xian memperlakukannya dengan cukup baik. Pria tua itu bahkan memintanya duduk di sampingnya sesaat setelah mereka masuk.      

"Huo Xishen, bocah ingusan itu, belum menghubungimu?"     

Yan Jinyi berpikir sejenak, "Aku rasa dia sudah menghubungiku."     

"Bagus kalau begitu. Jika dia memperlakukanmu dengan buruk, beritahu Kakek saja."     

Huo Xian selalu memiliki aura yang menakutkan. Sebagian besar anggota Keluarga Huo begitu takut dan segan padanya. Mereka bahkan berbicara sangat hati-hati pada pria itu.      

Tapi Yan Jinyi ...     

"Kakek benar-benar perlu memberi pelajaran pada cucu keduamu itu. Dia sangat pelit. Kalau saja Huo Qingyuan dan Zhao Xinchen tidak menyumbangkan dana, maka film itu tidak akan bisa berhasil."     

"Oh? Kamu berhubungan baik dengan putra Keluarga Zhao?"     

Mendengar hal ini, Huo Xian menunjukkan keingintahuannya.     

"Dia memohon perlindungan dariku, jadi dia membayar biaya perlindungan itu."     

Ini luar biasa, cucu menantunya ini bahkan dulu tidak bisa melindungi dirinya sendiri. Lalu sejak kapan dia mulai melindungi orang lain?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.