Bandit Cantik

Memecahkan Batu Bata di Dada



Memecahkan Batu Bata di Dada

0"Lumayan. Tapi semua itu bergantung pada spesifikasi dan reputasi majalah."     
0

Yan Jinyi mulai tertarik, "Apa sampai puluhan ribu?"     

"Tentu saja. Pasti sampai puluhan ribu."     

Yan Jinyi kemudian membalikkan badan dengan tegas, kemudian berjalan pergi, "Kalau rekamannya sudah akan dimulai, cari aku di taman."     

Setelah keluar dari ruang tunggu, dengan tidak sabaran dia mengeluarkan ponselnya lalu mulai menelepon Huo Zixing.     

Huo Zixing yang sedang rapat segera mengambil ponselnya dan berdiri saat melihat ID penelpon, "Tunggu sebentar, saya harus menerima telepon dulu."     

Sekelompok eksekutif senior itu saling memandang.     

'Perempuan j*lang mana lagi yang sudah merayu Sanshao?'     

Huo Zixing buru-buru menjawab telpon itu, " Aku sedang rapat, aku sangat sibuk sekarang."     

"Huo Zixing, apakah ada majalah yang mengundangku melakukan pemotretan sebelumnya?"     

Huo Zixing tercengang, "Ada. Kenapa?"     

"Br*ngsek! Apa yang kamu lakukan? Pergi dan bilang kalau aku akan melakukannya!"     

Raut wajah Huo Zixing terlihat kebingungan, "Ha?"     

"Lain kali, jika ada undangan seperti itu lagi, aku akan menerima semuanya."     

Yan Jinyi sudah menutup teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Huo Zixing lagi.     

Pria itu menatap layar ponselnya dengan alis berkerut. 'Yan Jinyi kambuh lagi gilanya. Bukannya dia sendiri yang mengatakan tidak ingin menerima undangan apapun?'     

'Siapa sebenarnya yang menjadi bos di sini?'     

***     

Pembukaan acara itu dibagi menjadi tiga sesi yakni: para kru utama memperkenalkan diri, menunjukkan bakat pribadi mereka, dan memainkan game kecil secara kolektif.     

Semua orang tahu jika Zhuang Heng tidak memiliki bakat selain berakting. Tapi karena wajahnya yang menjual itu, maka tidak ada penggemar yang tidak menyukainya.     

Namun Yan Jinyi …     

"Jinyi, bakat apa yang akan kamu tampilkan selanjutnya" Pembawa acara menyerahkan mikrofon kepada Yan Jinyi.     

Yan Jinyi tidak akan pernah mengakui bahwa dia merasa sedikit gugup di hadapan banyak penonton.     

Satu-satunya cara untuk menyembunyikan kegugupannya adalah dengan berlagak keren.      

Dengan wajah mungilnya yang cantik, dia meraih mikrofon. Melihat penonton di sekelilingnya, dia menjawab dengan dingin, "Memecahkan batu bata di dada."     

Apa-apaan ini?     

Pembawa acara yang merasa telah salah mendengar pun mulai menggaruk telinganya. "Jinyi, coba katakan sekali lagi apa yang akan kamu lakukan?     

Yan Jinyi melirik sang pembawa acara dengan dingin, lalu mulai mengulang ucapannya sekali lagi dengan sabar, "Memecahkan batu bata di dada."     

Para penonton terbelalak.     

Si*lan!     

Apa sekarang masih ada orang yang benar-benar melakukan hal semacam ini?     

Tao Wei pikir Yan Jinyi tengah bercanda. Dalam sekejap dia dapat merasakan bahwa suasana rekaman menjadi tegang. Akhirnya dia mulai membuka suara sambil tersenyum, "Jinyi memang mudah gugup. Tapi sebenarnya dia sangat pandai membuat lelucon remeh."     

Alis Yan Jinyi yang sudah dilukis dengan begitu indah kini berkerut. Dia menimpali dengan serius, "Aku tidak bercanda."     

Haa...?     

Tiba-tiba saja Zhuang Heng bertepuk tangan sendiri, "Keren! Seperti yang bisa diharapkan dari seorang Yan Jinyi!"     

'Kak Heng, itu tidak penting. Kamu bahkan tidak bisa memecahkan batu besar. Lalu bagaimana bisa kamu mengharapkan seorang gadis mungil yang lembut untuk…' Batin Manajer Zhuang Heng.     

Yan Jinyi melakukan peregangan tulang, "Cari batu batanya."     

Melihat Yan Jinyi yang bersikeras, pembawa acara segara memikirkan sebuah rencana. Jika ini memang sebuah lelucon nanti, maka dia akan mengatakan bahwa ini sengaja diatur oleh staff acara agar sesuai dengan tema dari bandit wanita.     

Batu bata itu segera didapatkan. Yan Jinyi menimbangnya menggunakan tangan, lalu menyerahkannya pada sang pembawa acara, "Coba periksa."     

"Apa?"     

"Jangan bilang aku berbohong."     

Pembawa acara itu merasa jika dia sepenuhnya berada dalam kendali Yan Jinyi. Da mengangguk dengan ekspresi konyol. "Oh, oke, oke."     

Batu bata itu kemudian ditunjukkan kepada para penonton yang ada di studio, lalu dikembalikan pada Yan Jinyi.     

Tatapan mata wanita itu tiba-tiba tertuju pada Zhuang Heng. "Kamu, berbaringlah."     

Zhuang Heng mengedipkan matanya dengan malu-malu. "Sayang, kita masih rekaman. Ini tidak pantas dilihat orang!"     

"Cepat."     

"Oke!"     

Keduanya berkata hampir bersamaan.     

Zhuang Heng segera melepas jasnya dan berbaring di atas lantai studio, "Aku siap, sayang."     

Batin para penggemar Zhuang Heng di studio saat ini: 'Kak Heng-ku benar-benar berbeda."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.