Bandit Cantik

Aku Jamin Orang Itu Tidak Akan Pernah Bangun Lagi



Aku Jamin Orang Itu Tidak Akan Pernah Bangun Lagi

0Setelah berhubungan selama beberapa hari, Huo Chengyu merasa jika Adik Iparnya ini tidak buruk juga.     
0

Dia tidak selembut kelihatannya, bahkan bisa dikatakan sangat kasar.     

Huo Chengyu adalah orang yang sangat sibuk. Dia bahkan masih dihantui oleh pekerjaannya saat berada di rumah.     

"Zhang Guoquan, dimana Huo Chengyu?"     

Yan Jinyi sedang menonton film zombie. Dia turun dari lantai atas dengan mengenakan sandal dan bandana berbentuk jambul ayam.     

Zhang Guoquan tersentak begitu melihat Yan Jinyi, "Tuan Muda sedang menghadiri seminar kedokteran."     

"Oh. Lalu dua orang yang lain?"     

"Tuan Muda Ketiga sepertinya sedang di kantor. Kalau Nona Muda sedang mengambil hasil ujiannya. Sepertinya beliau akan segera kembali."     

Huo Qingyuan sekarang sudah kuliah. Apakah masih harus pergi ke kampus secara langsung untuk mengambil hasil ujiannya?     

Yan Jinyi melirik Zhang Guoquan curiga.     

Sesaat setelah ia duduk, suara Huo Qingyuan yang begitu bersemangat terdengar dari luar pintu.      

"Kakak Ipar, Kakak Ipar! Aku lulus ujian di semua mata kuliah!"     

Huo Qingyuan begitu senang layaknya seorang bocah. Satu tangannya memegang transkrip nilai yang baru saja dicetak, lalu melambaikannya di hadapan Yan Jinyi.     

Yan jinyi mengusap rambutnya sendiri. Ia meletakkan tabletnya dan duduk di sofa dengan tenang.     

"Kakak Ipar, lihatlah. Ini adalah transkrip nilaiku untuk semua mata kuliah semester ini. Aku lulus di semua mata kuliah."     

Yan Jinyi mengambil transkrip nilai itu dan melihatnya dengan serius. Tidak lama kemudian dia mulai mengangguk-angguk, "Yah, cukup bagus. Ini layak dipuji."     

Tuhan tahu seberapa keras Huo Qingyuan berusaha selama ini. Dia bahkan sampai mendaftar beberapa kursus sekaligus!     

Huo Qingyuan masih berdiri di tempatnya dan menunggu dengan lama. Melihat Yan Jinyi yang tidak mengatakan apa-apa lagi, dia mulai menggosokkan tangannya, "Kakak Ipar, bukankah kamu mengatakan…"     

"Hmm?"     

Yan Jinyi beralih menatapnya lagi.     

"Bukankah kamu mengatakan kalau aku lulus semua ujian, kamu akan memberiku hadiah?"     

'Apakah aku pernah mengatakan itu?'     

Yan Jinyi berkedip polos.     

Melihat ekspresi penuh harap di wajah Huo Qingyuan, mau tidak mau perasaan keibuannya mulai muncul, "Oh oke. Kamu tunggu sebentar. Aku sudah menyiapkan hadiahnya, akan kuambil di atas dulu."     

'Kakak Ipar Kedua sangat manis!' Pikir Huo Qingyuan senang.     

'Dia bahkan telah menyiapkan hadiah untukku!'     

Memikirkan hadiah kemoceng yang diberikan Yan Jinyi kepada Huo Zixing, dan hadiah kejutan yang telah Yan Jinyi siapkan sejak awal untuknya, Huo Qingyuan dengan cepat mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Huo Zixing.      

'Kakak Ketiga adalah pencuri yang paling menyebalkan. Dia selalu minta dipuji oleh Kakak Ipar Kedua. Kali ini akan aku tunjukkan pada dirimu, siapa yang sebenarnya lebih disukai Kakak Ipar!' Batinnya.     

Huo Zixing kebetulan sedang dalam perjalanan pulang saat ia mendengar Huo Qingyuan mengatakan bahwa Yan Jinyi telah menyiapkan hadiah kejutan untuk gadis itu.     

Sesampainya di rumah, dia melihat Yan Jinyi yang turun dari lantai atas.     

Wanita itu memegang sesuatu yang besar di tangannya, terbungkus dalam tas kulit besar. Dia tidak dapat menebak benda apa itu sebenarnya.      

Yang ada dipikiran Huo Qingyuan pertama kali adalah, 'Kakak Ipar memberiku hadiah yang begitu besar!'     

"Huo Qingyuan, ini hadiah untukmu."     

Huo Qingyuan segera berlari mendekat untuk mengambilnya. Ketika ia memegangnya, entah kenapa dia mendadak merasakan perasaan yang aneh.     

Sentuhan ini…     

Tekstur ini…     

Huo Zixing merasa sedikit iri. Dia bahkan lebih tua daripada Huo Qingyuan, tapi kenapa hadiah Huo Qingyuan harus lebih besar darinya!     

"Buka dan lihatlah. Hadiah ini begitu berharga hingga aku merasa berat untuk memberikannya padamu."     

Yan Jinyi mendesaknya.     

'Benarkah?'     

Huo Qingyuan semakin bersemangat. Tanpa mengucapkan apapun ia segera membuka tas kulit itu.     

Tiba-tiba saja, tulang tengkorak berwarna putih salju mulai terlihat.     

'Apa?'     

'Si*lan!'     

Raut wajah Huo Zixing dan Huo Qingyuan pun berubah dalam sekejap.     

"Kakak Ipar, ini, ini …"     

Yan Jinyi menunjuk tulang tengkorak itu, "Ini hadiahmu. Apa kamu melihat lingkaran yang digambar dengan pena merah di bagian atasnya? Lain kali, jika kamu berkelahi lagi dengan teman kampusmu, pukul saja tepat di bagian ini. Aku jamin orang itu tidak akan pernah bangun lagi."     

" ... "     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.