Bandit Cantik

Bajingan yang Bernilai Seratus Ribu Seperti Dirimu Ini



Bajingan yang Bernilai Seratus Ribu Seperti Dirimu Ini

0Yan Jinyi tidak memikirkan apa-apa lagi. Dia mengulurkan tangannya dan dan mendorong pintu itu hingga terbuka.     
0

Hal pertama yang ia lihat adalah tempat tidur besar berwarna putih salju.     

Seorang pria muda yang bertubuh kekar dan berwajah tegas tampak tengah terbaring di atas tempat tidur itu.     

Sebenarnya dia cukup tampan. Hanya saja saat ini dia tampak sedang kesakitan. Tubuhnya sedikit gemetar, bibirnya sudah pucat pasi, dan dahinya telah dipenuhi oleh titik-titik keringat.      

"Struktur keluarga konglomerat tidak sesederhana seperti yang dibayangkan oleh orang-orang. Ada hal yang memang bisa diekspos ke publik, dan ada hal yang memang harus dilakukan secara rahasia. Aku yakin kamu sudah bisa menebak kalau ini adalah kamp konsentrasi pengawal pribadi Keluarga Huo."     

Yan Jinyi mengalihkan tatapannya ke arah Huo Chengyu. Ia menganggukan kepala setuju.      

"Dia kepala pengawal, Qin He. Tulang lengannya mengalami dislokasi yang parah, tapi dia tidak mau dibius."     

"Akhir-akhir ini sangat jarang ada orang yang lebih suka menahan rasa sakit daripada dibius. Tapi itu justru menunjukkan kalau mereka adalah pria yang tangguh."     

Qin He jelas tidak menyangka jika Huo Chengyu akan membawa seorang wanita ke sini. Wajah kesakitannya menunjukkan kewaspadaan. "Tuan Muda, siapa dia?"     

"Adik Iparku."     

Adik ipar?     

Qin He tertegun, "Tuan Muda Ketiga sudah menikah?"     

"Ini istri Xishen."     

Sebenarnya banyak pengawal yang sudah tahu mengenai pernikahan Huo Xishen, tapi mereka tidak terlalu ambil pusing perihal Nyonya Muda Kedua itu.      

Mereka kira dia adalah seorang wanita semacam Nyonya Muda Pertama, yakni tipe wanita muda sosialita yang manja.     

Qin He terlihat keberatan dengan kedatangan Yan Jinyi ke tempat ini.      

"Tuan Muda, ini adalah tempat tinggal para pria kasar seperti kami. Sebaiknya Anda menyuruh Nyonya Muda Kedua untuk pulang."     

Huo Chengyu mendorong bingkai kacamata yang ia pakai, lalu duduk di sofa tunggal yang ada di sampingnya. "Adik Iparku datang ke sini untuk membantu mengobati tulangmu."     

Tulang?     

Qin He memandang Yan Jinyi. Harus ia akui, Nyonya Muda Kedua ini memang sangat cantik. Tetapi apa benar dia bisa mengobati dislokasi tulang?     

"Tuan Muda, apa Anda sedang bercanda?"     

Huo Chengyu tidak menjawab. Dia menatap Yan Jinyi dengan penuh arti.     

"Terus terang saja, apa kamu sedang meremehkanku?"     

Tanpa disangka Yan Jinyi bertanya secara blak-blakan. Membuat mereka berdua merasa sedikit terkejut.     

Qin He tumbuh bersama beberapa Tuan Muda dan Nona Muda Keluarga Huo, jadi mereka memiliki hubungan yang cukup dekat. Selain itu, dia sangat memandang rendah Yan Jinyi dan bahkan tidak menaruh rasa hormat pada wanita itu.      

"Nyonya Muda lebih baik menonton drama saja di rumah. Mengajak teman-teman Anda pergi berbelanja juga boleh. Anda tidak perlu datang ke tempat seperti ini."     

Yan Jinyi meliriknya tajam, "Kalau bukan karena baj*ngan yang bernilai seratus ribu yuan seperti dirimu ini, aku juga tidak mau repot-repot datang ke sini."     

Seratus ribu yuan?     

"Tuan Muda, saya percaya pada kemampuan Anda. Sebaiknya Anda saja yang mengobati tulang saya. Saya tidak menyangka jika Menantu Kedua Keluarga Huo yang bermartabat bahkan masih kekurangan uang seratus ribu yuan."     

Yan Jinyi seketika meradang, "Memangnya kenapa kalau aku kekurangan uang seratus ribu yuan? Apa kamu bisa menyuruh Huo Ershao yang br*ngsek itu untuk tidak memblokir black card-ku? Penampilanmu seperti orang yang punya tata krama, tapi ternyata … ckck~. Andai saja kamu jelek, aku pasti tidak akan sudi membantumu. Apa aku harus menyanjungmu dulu supaya kamu puas?"     

Huo Chengyu menatap Yan Jinyi dengan mata menyipit, 'Apa Yan Jinyi memang seorang yang pemarah?'     

Qin He menyentuh wajahnya secara refleks, 'Sepertinya Nyonya Muda Kedua terasa sangat berbeda sekarang?'     

Tanpa mempedulikan itu semua, Yan Jinyi mengambil langkah lebar mendekati ranjang. Ia kemudian menekan lengan Qin He menggunakan satu tangannya, sedangkan tangan yang lain mengepal kuat. Tatapan dinginnya membuat punggung Qin He seketika merinding.      

Tiba-tiba, Yan Jinyi menekan keras lengan pria itu menggunakan kedua tangannya.     

"Aaah!"     

Rasa sakit yang hebat langsung menyergap seluruh tubuh Qin He, membuatnya semakin berkeringat, "Hei, apa yang kamu lakukan?"     

Yan Jinyi tidak menghiraukannya. Jari-jarinya masih menekan titik-titik syaraf yang ada di lengan pria itu, lalu mulai meraihnya dan menariknya kuat.      

'Klik~~'     

Suara gesekan tulang tiba-tiba terdengar nyaring di ruangan itu.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.