Bandit Cantik

Apakah Dia Masih Bisa Hidup Besok?



Apakah Dia Masih Bisa Hidup Besok?

0Saat ini, hanya bioskop naungan Grup Huo yang menayangkan film 'Bandit Wanita' dua kali dalam sehari, sedangkan beberapa bioskop lain hanya menayangkannya sekali dalam sehari.     
0

Begitu film itu menjadi topik hangat yang ramai diperbincangkan, banyak netizen yang mulai berebut tiket.     

Jumlah penonton 'Bandit Wanita' tentu meningkat pesat dibanding hari pertama, tetapi film 'Penguasa Pulau' pun masih penuh penonton, sehingga masih sangat sulit untuk mendapatkan tiketnya.     

Lin Chenggong sudah tidak sabar untuk mengadakan pesta perayaan lebih awal. Dia juga berniat mengundang Tang Qing untuk hadir.      

"Tuan Tang, seperti yang sudah saya katakan, kita pasti tidak akan kalah. Coba Anda lihat jumlah keuntungan film Tao Wei. Sejauh ini keuntungan yang mereka dapat hanya ratusan ribu, sedangkan kita sudah mencapai jutaan."     

Tang Qing menyandarkan punggungnya ke sandaran sofa dengan malas. Ia menggoyangkan cawan yang ada di tangannya. "Hm, lumayan."     

Ketika Lin Chenggong melihat cawan pria itu yang sudah hampir habis isinya, ia pun berinisiatif untuk menuangkan minum lagi. "Tuan Tang, saya berencana membuat film bergenre fiksi ilmiah setelah ini. Coba Anda lihat … "     

Tang Qing meliriknya. Dari matanya terpancar sorot mata yang meremehkan. "Kamu ingin aku terus berinvestasi?"     

"Hehe, saya yakin kita akan memiliki kerja sama yang menyenangkan."     

Tang Qing mengubah posisi duduknya menjadi lebih tegak. "Sutradara Lin. Aku, Tang Qing, tidak pernah melakukan bisnis yang merugikan."     

Lin Chenggong lagi-lagi mengangguk. "Ya, ya, saya tahu. Tuan Tang tidak perlu khawatir, saya sangat yakin pada naskah kami."     

"Kalau begitu tunggu sampai modal yang kuberikan untuk film ini kembali, lalu kita bicarakan lagi nanti."     

Tiba-tiba Tang Qing memikirkan sesuatu.     

Ia menyeringai jahat. Suaranya menjadi terdengar begitu menakutkan, "Tapi jangan sampai kamu membuatku rugi, kalau tidak… maka aku pasti akan melakukan sesuatu padamu untuk mengembalikan modalku."     

Lin Chenggong tidak bisa menahan gemetar tubuhnya. "Tidak, tidak akan. Tuan Tang, Anda tidak perlu khawatir."     

Seperti keluarga gangster pada umumnya, Tang Qing begitu mengerikan.      

***     

Pada hari ketiga perilisan film, semua bioskop yang menayangkan film 'Bandit Wanita' pun dipenuhi banyak penonton.     

Komentar mengenai 'Bandit Wanita' di internet tampaknya juga telah melampaui 'Penguasa Pulau'.     

[Menyedihkan sekali. Lin Conggui-ku, bandit wanitaku, dia sudah seperti cahaya putih rembulan dalam hatiku, gaun pengantin merahnya juga sangat indah.]     

[Aku suka Lin Conggui, aku suka Yan Jinyi, aktingnya sangat bagus. Aku pikir sikap kasar Yan Jinyi sebelumnya adalah usahanya untuk mendalami karakter tersebut.]     

[Ada seorang teman yang juga seorang kru film mengatakan padaku kalau karakter Lin Conggui sangat mirip dengan Yan Jinyi, dan karena hal itulah Sutradara Tao menerimanya menjadi pemeran utama wanita.]     

[Sudah lama aku tidak melihat film sebagus ini. Cang Yang bukanlah biksu yang baik, baguslah Cang Yang kembali ke dunia sekuler itu. Ah bandit wanitaku yang malang!]     

[Mau mati saja rasanya, aku sudah menontonnya dua kali. Besok aku akan menonton untuk ketiga kalinya. Aku sangat merekomendasikan film ini. Film ini benar-benar membawaku kembali ke era 80 hingga 90an. Betapa bagusnya film-film negara kita pada waktu itu!]     

Dan nama 'Yan Jinyi' pun segera menyusul berada dalam daftar pencarian panas.      

Yan Jinyi menyaksikan sendiri bahwa jumlah pengikutnya melesat naik seperti roket, bahkan sudah melampaui satu juta pengikut dalam kurun waktu semalam.     

Alisnya bertaut dan sudut bibirnya sedikit melengkung ke atas. Dia menggoyang-goyangkan ponselnya bangga saat melihat Huo Zixing sedang menuruni tangga.     

"Huo Zixing."     

Huo Zixing segera berdiri dan menegakkan tubunnya setelah mendengar namanya dipanggil. "A… ada apa?"     

"Aku punya lebih dari satu juta pengikut."     

" ... "     

'Hanya itu?'     

'Si*lan!'     

'Padahal aku sudah sangat ketakutan!' maki Huo Zixing dalam diam.     

Yan Jinyi menatap lurus ke arah Huo Zixing. Sudut bibir Huo Zixing pun mulai berkedut, "Selamat, kamu sekarang sudah menjadi bagian dari orang-orang yang memiliki jutaan pengikut."     

Senyum Yan Jinyi semakin lebar. Dia menaruh ponselnya, lalu bangkit dan berjalan menuju dapur. "Hari ini suasana hatiku sangat baik, jadi aku akan memasak sendiri makan malam kita."     

Tubuh tegap Huo Zixing berjingkat terkejut.     

Yan Jinyi memasak sendiri?     

Apakah dia harus memakannya?     

Apakah dia masih bisa hidup besok?     

Saat ini, dia menjadi begitu iri pada Huo Qingyuan yang sedang tinggal di asrama kampus.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.