Bandit Cantik

Presdir yang Hebat



Presdir yang Hebat

0Di malam hari, Yan Jinyi menerima telepon aneh.     
0

Penelponnya adalah orang yang tidak pernah ia duga. Bukan orang lain, melainkan suami murahannya sendiri, Huo Xishen.     

Huo Xishen jelas menelponnya untuk menanyakan sesuatu.     

Yan Jinyi sedang berbaring di tempat tidur saat ini.     

"Siapa kamu?"     

Huo Xishen baru saja mandi, satu tangannya memegang ponsel dan tangan lainnya sedang menggosok rambutnya yang basah dengan handuk.     

Jubah mandi berwarna abu-abu gelap melingkupi tubuhnya. Kaki kokohnya terlihat setiap ia mengambil langkah.     

Suara wanita itu agak terdengar aneh baginya. Huo Xishen mengerutkan kening saat Yan Jinyi bertanya begitu.     

'Dia bahkan tidak menyimpan nomor teleponku.'      

Yan Jinyi merasa sedikit tidak sabar saat tidak ada jawaban dari orang di seberang sana. "Akan aku tutup teleponnya kalau kamu tidak bicara."     

Wanita itu sudah akan menjauhkan ponselnya dari telinga saat suara berat seorang pria perlahan terdengar, "Aku Huo Xishen."     

Huo Xishen?      

Yan Jinyi tertegun selama beberapa detik. Sebuah seringaian tersungging di bibirnya. Ia berkata menggoda, "Ternyata ini adalah Tuan Huo yang terkenal itu. Kenapa Tuan Huo menelponku di tengah malam seperti ini? Apa kamu sedang merindukanku?"     

Huo Xishen bertanya acuh seolah tidak mendengar apa yang dikatakan wanita itu. "Apa yang kamu lakukan pada Huo Qingyuan?"     

Suaranya terdengar sangat datar. Yan Jinyi bahkan sampai ragu apakah pria itu benar-benar mengkhawatirkan adik perempuannya.      

"Apa yang bisa kulakukan pada Nona Muda Keluarga Huo? Apa Tuan Huo menelponku hanya untuk menanyakan ini?"     

"Jangan memberinya harapan dan membuatnya putus asa."     

Dengar-dengar Tuan Muda Kedua Keluarga Huo telah dididik dengan keras sejak kecil. Karena dia begitu istimewa, sehingga dia memiliki kriteria yang tinggi untuk siapapun yang ada di sekitarnya.      

Itu sebabnya dia sangat membenci istrinya.     

Yan Jinyi tersenyum dingin. "Masalah Huo Qingyuan tidak ada hubungannya denganku sama sekali. Huo Xishen, jika kamu menelpon hanya untuk memperingatkan aku, maaf, aku tidak bisa mematuhinya. Dan jangan menantangku. Aku lebih sulit dikalahkan dibandingkan dengan apa yang kamu pikirkan."     

Setelah itu Yan Jinyi berniat akan menutup teleponnya.     

Br*ngsek, apa dia benar-benar berpikir dia adalah seorang presdir yang hebat?     

'Kamu pasti akan jatuh cinta padaku lebih dulu!'     

Yan Jinyi benar-benar menutup teleponnya sekarang.     

Huo Xishen menatap layar ponselnya yang sudah berubah gelap. Mata tampannya menunjukkan sorot yang begitu dingin.     

'Trik macam apa yang dimainkan wanita ini?'     

Dengar-dengar, dia meminta Tuan Muda dari Keluarga Zhao untuk berinvestasi sebesar lima puluh juta yuan pada filmnya. Sepertinya, dia memiliki banyak cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan.     

***     

Sudah lebih dari setengah bulan sejak selesainya kegiatan promosi di lima kota. Promosi terakhir dari film 'Bandit Wanita' di lakukan di Universitas Shengjing.     

'Terakhir kali aku datang ke sini karena Huo Qingyuan.'     

Yan Jinyi berjalan menyusuri luasnya halaman kampus sambil memegang payung kecil yang cantik.     

Sayang sekali, dia menjadi seseorang yang sudah lulus kuliah saat ia hidup di zaman ini. Kalau tidak, dia benar-benar ingin merasakan seperti apa kehidupan kampus yang sempurna itu.     

"Jinyi, kegiatan tanda tangan Zhuang Heng akan selesai sebentar lagi, bagaimana kalau kamu berkeliling saja agar tidak bosan?"     

"Oke."     

Tepat setelah menjawab, tatapan Yan Jinyi tiba-tiba terjatuh ke arah hutan kecil yang ada di seberangnya.     

Dia melihat Zhou Yan sedang berjalan bersama seorang mahasiswi.     

"Jinyi?"     

Melihat Yan Jinyi yang terdiam, Tao Wei mencoba memanggilnya lagi.     

"Ada apa?"     

"Apa kita akan pergi makan bersama malam ini?"     

Mata Yan Jinyi masih tertuju ke arah hutan kecil itu, namun Zhou Yan dan mahasiswi itu sudah tidak terlihat lagi.     

"Tidak perlu, kita pulang dan makan malam di rumah masing-masing."     

"Baiklah, habiskan waktumu dengan orang tuamu. Karirmu pasti akan jauh lebih naik nanti. Dan saat itu terjadi, kamu tidak akan punya banyak waktu bersama orang tuamu lagi."     

Menghabiskan waktu dengan orang tua?     

Raut wajah Yan Jinyi berubah, ia memandang Tao Wei dengan sorot mata yang sulit dijelaskan.     

Sepertinya hal itu tidak mungkin bisa dia lakukan.     

"Aku tidak punya orang tua."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.