Bandit Cantik

Manusia Tidak Sebanding dengan Dewa



Manusia Tidak Sebanding dengan Dewa

0Ketika Yan Jinyi sampai di Kediaman Huo, Huo Zixing sedang duduk-duduk di atas sofa. Melihat kedatangan Yan Jinyi, pria itu pun segera berlari mendekat. "Apa Huo Qingyuan sedang jatuh cinta? Lalu bagaimana dengan pria itu? Aku tebak pasti dia tidak setampan aku, dan mungkin juga tidak sekaya aku."     
0

"Tapi dia belajar lebih baik darimu." Ucap Yan Jinyi dingin.     

'Si*lan!'     

'Jika aku belajar lebih baik, bukankah pria lain nanti akan melompat dari gedung karena saking malunya mereka padaku?' Huo Zixing menggerutu dalam hati.     

"Apa kamu memukul pria itu?"     

Yan Jinyi yang sudah mencapai ujung tangga tiba-tiba menghentikan langkahnya. "Kenapa aku harus memukulnya?"     

Huo Zixing masih mengingat jelas saat Li Jiaojiao atau Jiaojiao dulu datang, Yan Jinyi berkata siapapun yang ingin menjadi bagian dari Keluarga Huo harus bisa tahan dengan pukulannya.      

Dan fakta telah membuktikan, kalau dia dan Huo Qingyuan cukup tahan pada pukulan.     

Walaupun Kakak Sulung dan Kakak Kedua…     

Lupakan, manusia memang tidak sebanding dengan dewa.     

"Lalu apa yang dikerjakan keluarga pria itu? Meskipun biasanya aku tidak peduli dengan Huo Qingyuan, tapi dia tetaplah adik perempuanku. Bukankah terakhir kali dia bertengkar dengan Zhao Xinyue hanya karena seorang pria? Mungkin saja, pria itu adalah kekasih Huo Qingyuan saat ini."     

Yan Jinyi terdiam, lalu secara perlahan ia mulai mengingat-ingatnya. 'Kemungkinan besar begitu.'     

Pada akhirnya, pukulan yang didapat Huo Qingyuan tidak ada gunanya. Jadi seperti ini hasilnya?     

"Apa Keluarga Huo kalian memiliki selera yang buruk?"     

Huo Zixing merasa tersinggung mendengarnya. "Siapa yang bilang? Selera anggota Keluarga Huo itu yang terbaik. Semua keluarga kaya yang ada di seluruh negeri bahkan harus melihat selera keluarga kita dulu sebelum membeli sesuatu."     

Huo Zixing berkata seraya mengangkat dagunya dengan raut wajah bangga. "Tahun lalu Kakak Kedua membeli gambar ikan koi di acara lelang. Setelah itu banyak keluarga kaya yang juga mulai menggantung gambar ikan koi di dinding rumahnya."     

"..."     

'Huo Xishen memang lebih cerdas daripada kalian.' Maki Yan Jinyi dalam diam.     

'Hmm, begitu juga dengan seleranya.'     

Tapi kenapa pria itu mau menikahinya?     

"Kudengar kakekmu akan segera ulang tahun?"     

"Bukankah itu juga kakek kita?" Tanya Huo Zixing bingung. "Masih dua bulan lagi, saat itu Kakak Pertama dan Kakak Kedua akan pulang semua. Kakak Pertama mungkin pulang lebih cepat."     

Yan Jinyi mengangguk.     

Putra sulung Keluarga Huo adalah Huo Chengyu, yang merupakan seorang profesor termuda dalam dunia kedokteran. Dia seorang tokoh ternama.     

"Aku akan mandi. Panggil aku saat makan malam sudah siap."     

***     

Huo Qingyuan tahu mungkin Yan Jinyi sedang marah saat ini, jadi dia mengajak teman-temannya pergi ke bar dan pulang terlambat.     

Dia membuka pintu dengan sangat pelan, dan menemukan lampu ruang tamu di lantai bawah masih menyala.     

Perasaannya menjadi tidak enak. Dia melirik ke arah sofa dan ternyata Yan Jinyi sedang ada di sana.     

Wanita itu mengenakan piyama bergambar kartun kuno, dengan rambut panjang yang diikat di belakang dan wajah yang dilapisi selembar masker. Tatapannya yang serius sedang tertuju pada layar ponsel.     

Kakak iparnya memang tengah menyukai sebuah melodrama yang ia rekomendasikan sebelumnya.     

"Hehe, Kakak Ipar, Anda masih belum tidur?"     

Biasanya gadis itu memanggilnya 'kamu', tapi kali ini dia memanggilnya 'Anda'.     

Yan Jinyi mengangkat matanya. "Hmm."     

"Kalau begitu, aku ke kamar dulu. Mau mandi. Kakak Ipar, Anda juga harus segera istirahat."     

Namun setelah ia berjalan dua langkah, Yan Jinyi tiba-tiba menghentikannya.     

"Berhenti."     

Huo Qingyuan segera berdiri tegak dan manatap Yan Jinyi sambil tersenyum. "Apa masih ada yang ingin Kakak Ipar katakan?"     

Yan Jinyi mulai menyingkirkan masker di wajahnya, dan melambaikan tangannya ke arah Huo Qingyuan. "Duduk sini."     

Huo Qingyuan bisa melihat cambuk yang ada di samping Yan Jinyi. Wanita itu tengah menatapnya tajam.      

Dia merasa menggigil, lalu mulai bergerak perlahan dan memutuskan untuk mengambil tempat duduk yang berada jauh dari Yan Jinyi.     

"Kakak Ipar, ada… ada apa?"     

"Apa pemuda itu yang membuatmu bertengkar dengan Zhao Xinyue dulu?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.