Bandit Cantik

Sayang, Kamu Tidak Boleh Bersikap Begitu Kejam



Sayang, Kamu Tidak Boleh Bersikap Begitu Kejam

0Zhuang Heng mengeluarkan sebatang rokok lalu meletakkan rokok tersebut di bibirnya. Ia mengibaskan tangan pada asistennya untuk segera menyerahkan korek api.     
0

Pria itu kemudian melirik ke bawah, lalu melemparkan korek api itu sebelum menangkapnya kembali seraya mulai memantikkan api untuk menyalakan rokoknya.     

"Aku sudah menunggumu."     

Suaranya sengaja dibuat rendah agar terdengar serak dan seksi, membuat para wanita yang ada di sana mulai menutupi wajah mereka masing-masing karena begitu terpesona.     

'Apa dia sedang berlagak menjadi tokoh Xu Wenqiang di film 'Pantai Shanghai'!' Semua orang merasa aneh.     

Yan Jinyi bergerak menghindar dengan perasaan geli, "Menjauh dariku. Sutradara Tao, ayo kita pergi."     

Ini adalah pertama kalinya bagi Yan Jinyi naik pesawat yang legendaris itu, jadi dia begitu bersemangat.      

Tapi sayang sekali, ada orang idiot yang selalu merusak suasana hatinya.     

"Sayang! Sayang, kamu tidak boleh bersikap begitu kejam. Bukankah kamu menyukaiku yang seperti ini?"     

"Cukup jadi dirimu sendiri saja. Setidaknya itu terlihat lebih baik."     

Raut wajah Zhuang Heng tampak terluka. Wanita ini bahkan tidak menyukainya.     

Ia mengambil ponselnya dan memotret dirinya sendiri.     

[Zhuang Heng Pria Paling Tampan di Alam Semesta: Apa aku tampak buruk dengan penampilan seperti ini?]     

Sebelum pesawat lepas landas, Zhuang Heng bersikeras untuk duduk di samping Yan Jinyi dan mulai membaca komentar dari penggemarnya.     

[Kak Heng-ku telah mengubah nama akun Weibonya lagi! Kak Heng, kamu tetap terlihat tampan dengan penampilan apapun!]     

[Kak Heng adalah manusia paling tampan di bumi dan seluruh galaksi ini. Pria paling tampan nomor satu di alam semesta ini adalah Kak Heng-ku!]     

[Kak Heng, kamu tampan sekali. Aku bahkan lebih mencintaimu sekarang!]     

Zhuang Heng merasa puas.     

Nah, bagaimana bisa dia terlihat buruk? Yan Jinyi pasti gengsi dan malu untuk mengakui ketampanannya.     

Hari sudah gelap saat mereka tiba di Kota Xicheng. Masyarakat dan budaya di kota ini begitu khas. Gaya arsitekturnya pun terlihat sangat berbeda dari Kota Shengjing.     

"Kali ini kita akan syuting di gurun. Semua orang telah bekerja keras!" Tao Wei bertepuk tangan sebelum melangkah ke hadapan Yan Jinyi, "Jinyi, apa ada pesan dari Nyonya Muda Kedua?"     

Yan Jinyi pun merasa kebingungan. "Pesan apa?"     

"Bukan apa-apa, hehehe~"     

'Aku hanya ingin dipuji, akan lebih baik jika aku memiliki kesempatan untuk bertemu dengan Nyonya Muda Kedua' Batin Sutradara Tao.     

Huft~~     

***     

Entah kebetulan atau tidak, kru film 'Penguasa Pulau' juga memiliki adegan yang harus diambil di Kota Xicheng. Tidak hanya itu, mereka bahkan menginap di hotel yang sama.     

Kru 'Bandit Cantik' tampak sangat jengkel ketika mereka bertemu kru lawannya. Begitu mereka tiba di pintu hotel, mereka dapat melihat Lin Chenggong dan kru filmnya mulai mendekat.     

Kali ini, Yan Jinyi akhirnya dapat bertemu dengan Liu Ran yang terkenal itu. Wanita itu tampak berbeda. Menurut Yan Jinyi, janda Keluarga Wang di kaki Gunung Heiyun bahkan jauh lebih cantik daripada wanita satu ini.     

Lin Chenggong melirik Yan Jinyi seraya tersenyum kecut, "Kebetulan sekali, senior juga menginap di sini."     

Tao Wei mendengus dingin, "Apa kamu takut kalau kamu tidak akan bisa syuting di sini? Kenapa kalian mengikuti kami?"     

"Senior, sudah jelas kalau kamilah yang menginap di sini lebih dulu. Kami sudah sampai di Xicheng sejak semalam. Bagaimana bisa kami mengikuti kalian?"     

Liu Ran menatap Yan Jinyi dengan tatapan meremehkan, lalu beralih pada Zhuang Heng, "Aku paham jika Sutradara Tao ingin mencapai puncak karir secepat mungkin. Tapi mencuri ide orang lain itu sangat keterlaluan. Kak Heng, kamu adalah aktor ternama di industri ini. Bagaimana bisa kamu yakin untuk bekerja sama dengan sutradara yang pernah memiliki catatan kriminal?"     

'Apa wanita ini ingin kucongkel bola matanya?' Maki Yan Jinyi.     

Yan Jinyi menyentuh ujung hidungnya.     

Sedangkan Zhuang Heng menatap Liu Ran dengan jijik, "Kamu siapa? Aku bekerja sama dengan siapapun itu bukan urusanmu."     

Liu Ran tampak tertegun mendengar ucapan Zhuang Heng.     

"Kak Heng, kamu bahkan pernah mengirimiku bunga."     

Setelah itu, Liu Ran melirik Yan Jinyi lagi.     

"Jangan memfitnahku. Kapan aku pernah mengirimimu bunga?" Zhuang Heng membalasnya tegas, kemudian menatap Yan Jinyi dengan tatapan memelas, "Sayang percaya padaku. Aku tidak bohong!"     

'Padahal aku pernah menerima bunga dari Kak Heng lebih dari sekali!' gumam Liu Ran.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.