Bandit Cantik

Kamu Tidak Tahu Malu



Kamu Tidak Tahu Malu

0"Kak Heng, aku…"     
0

"Masih mau berdalih? Mata orang-orang tidak rabun. Semuanya melihat kalau kamulah yang menjulurkan kakimu sendiri. Kamu masih ingin menuduh Yan Jinyi? Apa kamu tidak takut akan pincang?" Zhuang Heng menatapnya jijik, "Jika bukan karena ada kesayanganku ini, aku akan benar-benar membuatmu menjadi cacat."     

Lili mengatupkan bibirnya seraya menatap Zhuang Heng dengan air mata berurai.      

'Sutradara Lin yang menyuruhnya untuk menjegal Yan Jinyi!'     

Diam-diam Lin Chenggong mengedipkan matanya pada Lili.     

Yan Jinyi dapat melihat interaksi keduanya. "Sebenarnya aku bukanlah orang yang rumit. Jika kamu meminta maaf padaku, maka aku akan melupakan kejadian ini."     

Minta maaf?     

'Yan Jinyi sungguh menyuruhku untuk meminta maaf?' pekik Lili dalam hati.     

Lelucon apalagi ini!     

Liu Ran si aktris yang sedang naik daun saat ini segera berdiri dan menatap remeh pada Yan Jinyi. "Sebagai seorang aktris, aku malu memiliki rekan kerja sepertimu. Semua orang telah melihat bahwa kamulah yang menginjak kaki Lili tanpa alasan yang jelas. Dengan sepatu hak tinggimu, semua orang pun akan tahu betapa menyakitkannya itu."     

"Dia sengaja menjulurkan kakinya sendiri? Omong kosong apa itu?"     

Liu Ran memiliki reputasi yang baik di antara para aktris. Sebagian besar aktris pendatang baru pun sangat menghormatinya. Dia pikir Yan Jinyi akan mencari muka di hadapannya juga, tetapi dia tidak menyangka kalau Yan Jinyi ternyata begitu arogan.     

Raut wajahnya perlahan mulai berubah. Ia memasang ekspresi cemas, "Bagaimana kamu bisa begitu kasar? Awalnya aku bersimpati padamu karena masalah Cheng Ruoxue, tapi sekarang sepertinya memang kamu yang bermasalah."     

Bagaimana bisa begitu banyak psikopat yang suka mencari mati di zaman modern ini dibandingkan dengan zaman dulu?     

Ini benar-benar membuat Yan Jinyi merasa kesal. Tapi jika dia membunuh orang lagi, mungkin saja dia harus kembali ke neraka dan menunggu selama lima ratus tahun lagi.      

"Demi reputasiku dan Sutradara Lin, kamu hanya perlu meminta maaf, maka semua masalah ini akan selesai. Aku percaya kalau semuanya akan menjadi lebih buruk jika masalah ini muncul di daftar topik hangat internet."     

'Astaga, aku emosi sekali.' Yan Jinyi sudah tidak tahan.     

Yan Jinyi akhirnya sudah tidak dapat menahan dirinya untuk berteriak. "Kamu tidak tahu malu ya? Sebenarnya aku tidak ingin bersikap kasar padamu, tapi kamu sudah membuatku begitu marah. Bersyukurlah kamu terlahir di zaman modern ini, jika kamu terlahir di zaman dulu, maka aku akan membawamu dan menggantungmu di pintu markas untuk jadi tontonan orang-orang."     

Tubuh Liu Ran sudah gemetar menahan amarahnya yang memuncak. 'Apa yang Kak Heng sukai dari wanita ini?'.     

"Yan Jinyi, jangan keterlaluan kamu! Kami tidak akan melupakan kejadian hari ini. Tunggu saja!"     

Sedangkan Lin Chenggong melambaikan ponsel di tangannya. "Tunggu sampai video ini diunggah. Kamu akan benar-benar hancur saat itu terjadi."     

Tao Wei merasa jika ini adalah waktunya untuk memainkan perannya.     

Dia berjalan dan berdiri di depan Yan Jinyi, menatap marah pada Lin Chenggong. "Apa kamu pikir hanya dirimu yang punya ponsel? Aku juga punya. Oh~, dan aku juga merekam tindakan licikmu. Aku ingin lihat siapa yang akan benar-benar hancur nanti!"     

Lin Chenggong terkejut. 'Apa maksud Tao Wei?'     

Tao Wei memutar video itu, tepat pada adegan ketika Lili sengaja menjulurkan kakinya.     

"Oh, ternyata maling teriak maling. Ternyata kru kalian juga begitu. Kamu masih mau bekerja sama dengan aktor ternama sepertiku? Jangan mimpi!" Ejek Zhuang Heng     

Kini semua orang terdiam.     

Lin Chenggong tidak menyangka jika Tao Wei bisa bertindak begitu cerdas.     

Tao Wei merasa lega melihat ekspresi Lin Chenggong dan para krunya yang tidak bisa berkutik lagi. Untung saja dia mengawasi gerak gerik Lin Chenggong dan tahu jika pria itu pasti memiliki rencana yang licik. Saat dia melihat gerak-gerik mereka yang mencurigakan tadi, maka dia segera meraih telepon genggamnya untuk merekamnya lebih dulu.     

Liu Ran masih terkejut, dia menatap Lili yang tengah menundukkan kepalanya. Diam-diam ia mengepalkan tangannya.     

Perlahan, ia mengangkat kepalanya lalu mengulas senyum lemah di wajahnya. "Maaf, aku terlalu emosi tadi. Aku hanya tidak terbiasa melihat pendatang baru yang ditindas, lagipula, aku juga seorang pendatang baru."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.