Bandit Cantik

Kakak Ipar Tercintaku



Kakak Ipar Tercintaku

0"..."     
0

Huo Zixing diam-diam memberi Yan Jinyi acungan jempol.     

'Luar biasa!'     

'Kamu sangat luar biasa!'     

'Kamu begitu luar biasa sehingga tidak ada seorangpun yang bisa mengalahkanmu!'     

"Ini yang kamu sebut berpendidikan?"     

Alis Yan Jinyi terangkat. Ia memelototi ponsel itu, seolah-olah ponsel itu adalah Huo Xishen. "Aku bisa mengumpatimu, apa kamu bisa? Aku bisa menghidupkan orang mati dan membuat orang yang hidup menjadi mati, apa kamu bisa? Jika itu semua tidak bisa disebut berpendidikan, lalu apa arti berpendidikan yang kamu sebut itu?"     

Wanita ini benar-benar kasar dan arogan.      

"Suruh Paman Zhang mencarikan tutor untukmu."     

Huo Xishen berujar dengan dingin.     

Mencarikan tutor?     

'Carikan saja tutor untuk adik perempuanmu itu!' Maki Yan Jinyi dalam hati.     

"Dasar pria anj*ng, kikir, dan berdarah dingin. Aku peringatkan kamu, lebih baik jangan kembali lagi ke sini, atau aku akan menidurimu!"     

Setelah mengatakannya, Yan Jinyi langsung menutup panggilan itu dengan marah.     

Huo Xishen menatap lurus pada layar ponselnya yang telah kembali ke halaman utama dengan ekspresi geramnya.     

Menidurinya?     

Ah~~     

Sedangkan Huo Zixing menatap Yan Jinyi dengan terkejut.     

Br*ngsek!     

'Itu adalah kata-kata yang sangat kasar. Bahkan, Kakak Kedua yang seharusnya mengatakan itu.' Batin Huo Zixing     

'Dia benar-benar tidak tahu malu.' Huo Zixing masih merutuki Yan Jinyi dalam hatinya.     

Nafas Yan Jinyi sudah kembang kempis. Ia kini menatap Huo Zixing seraya berujar ketus, "Apa yang kamu lihat? Apa kamu tidak pernah melihat wanita cantik marah?"     

"..."     

Padahal pria itu hanya ingin mengambil kembali ponsel miliknya.     

Panggilan pertama setelah sekian lama antara Yan Jinyi dan Huo Xishen berakhir seperti itu.     

Saat Yan Jinyi telah naik ke lantai atas, Huo Zixing pun segera melesat duduk di sofa. Ia mengambil ponselnya dan memeriksanya dengan serius. Hatinya begitu gusar.     

Wanita ini benar-benar nekat. Apa yang harus dia lakukan di depan Kakak Keduanya nanti?     

Padahal meskipun sangat sulit, dia dan Huo Qingyuan telah menerimanya, tapi sekarang…     

Huft~~     

Huo Zixing beralih membuka Weibo. Ia memeriksa akun Weibo Yan Jinyi terlebih dahulu sebelum dia mengunggah sesuatu.     

[Huo Sanshao Berada di Kerumunan Bunga: Semoga Kakak Ipar Keduaku bersikap baik dan lembut setiap hari.]     

Begitu pesan itu diunggah, banyak netizen mulai membicarakan Menantu Kedua Keluarga Huo yang baru saja diketahui oleh publik.     

[Sanshao, apa Nyonya Muda Kedua tidak baik?]     

[Sejak zaman dulu, keluarga kaya raya begitu rumit. Begitupun dengan Keluarga Huo yang juga begitu pelik. Aku khawatir Menantu Kedua melakukan sesuatu yang membuat Sanshao marah.]     

[Suamiku! Suamiku, cepat ajak aku pulang, aku akan menjagamu di rumah itu suamiku!]     

[Jelas-jelas dia suamiku! Suamiku yang gagah dan aku yang cantik.]     

Sekelompok orang yang pandai membual.     

Huo Zixing mendengus dingin.     

'Apa kamu bisa mengalahkan Yan Jinyi, wahai wanita-wanita yang menyebutku suami kalian?' Pria itu menggerutu dalam hatinya.     

Setelah memikirkannya, Huo Zixing merasa jika unggahannya di weibo barusan akan menyudutkan dan merusak reputasi Yan Jinyi. Karena takut akan pembalasan Yan Jinyi, dia pun mengunggah satu pesan lagi.     

[Huo Sanshao Berada di Kerumunan Bunga: Jangan salah paham. Aku benar-benar memujinya, dan aku menyukai Kakak Ipar Keduaku!]     

Segera setelah itu, Huo Qingyuan pun merasa tidak mau ketinggalan, sehingga ia juga mengunggah sesuatu.     

[Huo Qingyuan: Kakak Ipar Kedua sudah seperti dewi bagiku. Menghinanya sama saja dengan menghinaku.]     

Di bawahnya, Huo Qingyuan juga melampirkan foto ruang kelasnya.     

[Apa masalahnya? Kakak adik Keluarga Huo saja begitu menyukai Menantu Kedua Keluarga Huo ini.]     

[Aku tiba-tiba penasaran, sebenarnya dimana keberadaan Menantu Kedua Keluarga Huo ini.]     

Desas-desus mengenai Menantu Kedua Keluarga Huo pun semakin banyak.     

Sedangkan Yan Jinyi yang sedang dibicarakan netizen saat ini justru tengah mengemasi kopernya.     

Besok pagi, dia sudah harus pergi ke Kota Xicheng bersama dengan kru film. Bahkan jika dia bekerja lembur, dia masih membutuhkan waktu setidaknya seminggu untuk kembali pulang.     

Terakhir, Yan Jinyi mengemasi dompetnya juga. Selain terdapat ratusan uang tunai, ada juga kartu debit yang berisi uang seribu yuan, yang ditinggalkan oleh pemilik asli tubuh ini.     

Tatapan Yan Jinyi beralih pada black card yang berada di atas meja. Ia menggertakkan giginya dan memaki dengan lirih, "Dasar pria anj*ng! Huo Xishen aku benar-benar tidak cocok denganmu. Aku harus menemukan pria yang lebih kaya dan lebih tampan dari kamu!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.