Bandit Cantik

Takut pada Penjahat yang Berpendidikan



Takut pada Penjahat yang Berpendidikan

Yan Jinyi tersenyum kecut. "Zhuang Heng bukan tipeku."     

"Kenapa?" Gadis magang itu tampak tidak senang. "Kak Heng kita itu lucu. Apalagi dia tampan dan punya banyak uang. Aku bisa melihat jika Kak Heng begitu mencintaimu, Kak Jin."     

Yan Jinyi mengambil sebutir anggur da melemparkannya ke udara lalu menangkapnya mulut. Aksinya itu tampak sangat keren.     

"Um... Kak Jin itu tadi sangat keren. Bukankah sangat masuk akan jika Kak Heng sampai menyukaimu?"     

"Kak Jin, pria seperti apa yang kamu sukai?"     

Pria yang disukainya?     

Yan Jinyi terperangah. Dia terdiam setelah mendengar pertanyaan ini.     

Dulu, dia menyukai seorang pria penunggang kuda yang gagah. Lalu dia mulai menyadari, jika semua itu ternyata palsu.     

Ternyata orang yang lembut sekalipun, dibalik kelembutannya, bisa saja menusukmu dari belakang hanya demi mencari keuntungannya sendiri.      

"Pria yang kejam. Orang yang benar-benar kejam tampak lebih baik dan nyata daripada mereka yang berlagak baik dengan senyuman lembutnya."     

"Kak Jin…"     

"Oke. Jujur saja, berapa banyak uang yang Zhuang Heng berikan padamu, sehingga kamu datang padaku dan berusaha menjilatku?"     

Gadis magang itu mulai sedikit merasa tidak nyaman setelah Yan Jinyi menangkap basah dirinya. Ia tersenyum tipis. "Kak Jin, meskipun kamu sudah mengetahuinya, tapi aku benar-benar mengagumimu!"     

Setelah mengatakannya, gadis itu membuat gerakan menyemangati Yan Jinyi, lalu melenggang pergi secepat angin.     

Zhuang Heng sudah menunggu lama. Melihat gadis itu datang menghampirinya, ia tersenyum lebar seketika. "Bagaimana? Apakah Jinyi berkata dia menyukai pria sepertiku?"     

"Umm..." Gadis itu menatap bimbang. "Kak Heng, bagaimana kalau kamu merayu Liu Ran saja?"     

'Lagipula, Liu Ran juga menyukai Kak Heng.' Pikir gadis itu.     

Zhuang Heng mendengus. "Siapa itu Liu Ran? Aku bahkan tidak ingat seperti apa dia. Tubuh dan hatiku hanya untuk Yan Jinyi."     

"..."     

'Kak Heng, wanita itu bahkan tidak tertarik sama sekali padamu!' Gumam gadis magang itu dalam hati.     

Gadis magang itu pun memberitahu Zhuang Heng apa yang telah dikatakan Yan Jinyi.     

Zhuang Heng berpikir lama seraya menopang pipinya dengan satu tangan. Raut wajahnya berubah saat ia menyadari sesuatu. "Ah, ternyata sayangku menyukai tipe yang seperti ini."     

Saat selesai syuting, Zhuang Heng tidak berlari mencari Yan Jinyi seperti yang ia lakukan sebelum-sebelumnya. Tidak hanya itu, dia bahkan melewati Yan Jinyi begitu saja dengan mengenakan kacamata hitamnya.     

Yan Jinyi merasakan jika bahunya ditabrak oleh Zhuang Heng.     

Tao Wei menatap punggung Zhuang Heng seraya menyisir rambutnya dengan jari. "Jinyi, kamu bertengkar dengan Kak Heng?"     

"Dia bahkan tidak pantas untuk bertengkar denganku."     

Tidak ada tantangannya sama sekali.     

Syuting yang diadakan di Shengjing akan segera berakhir. Setelah itu, Yan Jinyi akan pergi ke Xicheng untuk syuting bersama kru di sana.     

Mengingat jika dia belum menyelesaikan masalah akun rekeningnya dengan Huo Xishen, Yan Jinyi pun kembali ke Kediaman Huo.     

Saat ia akan melangkah memasuki rumah, Huo Zixing tiba-tiba datang. Pria tampak itu keluar dari Buggati dengan cara mendorong pintu mobil mewah itu dengan kakinya.     

Huo Zixing tengah berbicara dengan seseorang di telepon saat ini, ia terlihat sedikit tegang dan gugup.     

Saat kata 'Kakak Kedua' keluar dari mulutnya, Yan Jinyi segera mendekat dan merebut ponsel Huo Zixing.     

Dan benar saja…     

Nama 'Kakak Kedua' terlihat di layar ponsel Huo Zixing.     

Yan Jinyi menggertakkan giginya dan berteriak ke arah ponsel. "Huo Xishen anj*ng! Aku merasa dirugikan telah menikah dengamu. Apa salahnya menghabiskan uang!"     

Huo Xishen jelas terkejut mendengar suara Yan Jinyi. Dia tertegun sejenak sebelum mencibir dingin, "Kamu tidak terlihat seperti Menantu Kedua Keluarga Huo. Kamu justru terlihat seperti penjahat."     

Yan Jinyi mendengus dingin dan menimpalinya dengan suara angkuh, "Seperti kata pepatah, 'penjahat tidak menakutkan, kecuali jika mereka berpendidikan'. Aku adalah seorang penjahat dan bandit. Aku juga berpendidikan. Apakah menurutmu aku menakutkan?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.