Bandit Cantik

Memiliki Keinginan yang Gila pada Tuan



Memiliki Keinginan yang Gila pada Tuan

0Zhuang Heng telah mengunyah banyak permen karet.     
0

Dia memakai jubah biksunya lengkap dengan kepala botaknya. Fitur wajahnya tampak menakjubkan. Saat ini dia terlihat sudah tidak sabar.     

Banyak kru film yang diam-diam memotret aktor itu. Mereka seolah memujanya.     

"Sayang, aku sudah siap. Kamu mau ciuman yang seperti apa dan berapa lama?" Zhuang Heng menunjuk ke pohon besar yang ada di depannya. "Sayang, aku pikir kamu bisa mendorongku ke bawah pohon besar itu, lalu menciumku di sana. Ayo, sekarang aku milikmu, perlakukan aku semaumu!"     

Kak Heng sangat keren!     

Orang-orang yang ada di sekitar mereka menghela nafas panjang. Mereka menatap Yan Jinyi dengan iri.     

"Kak Heng, kalian hanya berpura-pura ciuman."     

Tao Wei menatap Zhuang Heng yang tampak tidak sabar, kemudian beralih tersenyum pada Yan Jinyi. "Meski berpura-pura, kalian boleh saja membuatnya tampak asli."     

Mendengar itu Zhuang Heng langsung melompat dari duduknya. "Berpura-pura? Aku sudah makan begitu banyak permen karet, dan kamu menyuruhku berpura-pura? Sayang, aku tidak mau. Aku mau benar-benar menciummu!"     

Yan Jinyi meneguk air putih lalu berkata dengan sinis, "Kalau kamu mau, aku siap mendorongmu sekarang juga."     

Zhuang Heng terperangah.     

Semua orang di sana juga tercengang.     

'Si*l, Yan Jinyi benar-benar memikatku! Hari demi hari, aku semakin mencintai Yan Jinyi. Aku harus bekerja lebih keras untuk menghasilkan banyak uang dan membuat Yan Jinyi menjadi istriku!' Zhuang Heng bersumpah dalam hati.     

Untuk mengambil gambar yang indah, Tao Wei membeli banyak bunga asli dan menanamnya di bawah pohon.     

Begitu kamera sudah merekam, Yan Jinyi tiba-tiba mengulurkan tangan dan mengangkat dagu Zang Heng. Sementara, Zang Heng hanya terdiam karena terpesona oleh kecantikannya.     

Wanita itu mulai menatapnya dengan intim. Bibirnya menyeringai. Dia tampak begitu menggoda. "Tuan Cang Yang, aku tertarik padamu. Aku ingin kamu menjadi pasanganku untuk memimpin markas bandit ini. Apa Tuan Cang Yang bersedia?"     

Zhuang Heng yang biasanya tidak bisa diandalkan, saat ini tampaknya cukup bisa mengendalikan diri.     

Alis indahnya bertaut, berusaha bekerja sama dengan Yan Jinyi untuk mendalami perannya.      

"Nona Lin, tolong hargai dirimu sendiri."     

Lin Conggui terkekeh. "Apa tuan sedang mengajari seorang bandit bagaimana menghargai dirinya sendiri?"     

Dia mendorong Zhuang Heng sedikit kuat ke arah pohon besar. Dia membelai telinga Zhuang Heng menggunakan satu tangannya, lalu menghembuskan nafas lirih.      

"Aku sangat menyukai keindahan tuan Bahkan aku memiliki keinginan yang gila pada tuan. Oleh karena itu aku mohon kepada tuan untuk menikah denganku!"     

Cang Yang tampak pucat. "Nona Lin, kamu dan aku tidak serasi."     

"Kamu laki-laki, dan aku seorang wanita. Sedari awal, kita sudah serasi, bukan?"     

Lin Conggui semakin menyeringai jahat. Dia menyentuh wajah Cang Yang dengan tangan lainnya, dan menghembuskan nafasnya kembali dengan lirih. "Cang Yang, bagaimana kalau kamu memanggilku Cong Gui?"     

Melihat mata indah wanita itu, tatapan Cang Yang pun meredup. Pria itu memalingkan wajahnya seraya berujar dingin. "Jangan… Jangan seperti ini."     

Tatapan Lin Conggui menjadi tajam, ekspresinya berubah tegas. "Aku akan menyekapmu di sini mulai hari ini. Tunggu sampai aku mengandung anakmu, barulah kita lihat apa kamu masih akan menolakku nanti!"     

Wanita itu kemudian membungkukkan sedikit badannya.     

Sinar terik matahari mulai menyinari mereka kedua melalui celah yang ada di antara cabang pohon yang rimbun.     

Angin bertiup sepoi-sepoi membuat beberapa helai daun berjatuhan dengan perlahan.     

Para kru yang melihat tampak antusias. Mereka memegangi dadanya masing-masing yang berdebar kencang.      

"Aaaaah… Aku mau mati rasanya. Yan Jinyi benar-benar menggoda!"     

"Aku ingin dihimpit oleh Lin Conggui, tidak, aku ingin Yan Jinyi menghimpitku seperti itu. Kak Jin, datanglah dan himpit aku!"     

"Uuuuu~ Cang Yang.. Segera penuhi keinginannya!"     

Adegan ini tidak bisa diragukan lagi keberhasilannya.     

Tao Wei adalah sutradara yang hebat. Dia secara khusus memilih sudut yang sempurna. Mereka terlihat seperti benar-benar berciuman di bawah pohon.     

"Bagus sekali. Jinyi, Kak Heng. Bagaimana kalau aku mengunggah foto adegan ini?"     

Tao Wei menunjuk ke arah layar komputer. Di bawah pohon yang besar, biksu yang tampan dan masyhur tampak tengah dicium oleh bandit wanita yang jahat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.