Bandit Cantik

Kamu Terlihat Seperti yang Berikutnya



Kamu Terlihat Seperti yang Berikutnya

0Huo Zixing mendongakkan kepalanya. Ia merasa sedikit cemas.      
0

"Aku, aku hanya berusaha mencegahnya untuk membuang-buang uang."     

Huo Qingyuan mendengus dingin.     

"Huo Qingyuan, bukankah kamu mulai menyukai Yan Jinyi sebagai Kakak Ipar Kedua kita sekarang? Coba kamu pikir, Kakak Kedua sudah tidak menyukainya sejak awal, dia bahkan memblokir kartu hitamnya sekarang. Jika Yan Jinyi sampai kehilangan seratus juta lagi, Kakak Kedua pasti semakin membencinya."     

'Kakak Ipar Kedua tidak mungkin gagal!' Huo Qingyuan menghibur dirinya sendiri.     

"Terserah lah. Kalau kamu mau dibodohi, lanjutkan saja!" Melihat Huo Qingyuan yang tampak acuh, Huo Zixing mengibaskan tangannya. "Ngomong-ngomong, katamu dia menyuruhku untuk bersembunyi sejauh mungkin darinya?"     

Huo Qingyuan mengangguk. "Kakak, riwayatmu sudah tamat. Kamu harus segera berkemas dan pergi ke Negara M menemui Kakak Kedua."     

Huo Zixing masih berusaha mempertahankan harga dirinya sebagai seorang kakak. "Aku, aku tidak takut sama sekali."     

'Bilang tidak takut tapi kamu gemetar!' Maki Huo Qingyuan dalam hati.     

***     

Yan Jinyi menutup teleponnya, lalu mengusap dagunya dengan serius. Ia tengah berpikir keras saat ini.     

'Menemui Zhao Xinchen untuk berinvestasi?'     

'Bukankah harus ada alasan yang tepat untuk meminta uang pada Keluarga Zhao?'     

'Tapi apa!'     

'Ah, seharusnya mereka bersyukur karena Yan Jinyi tidak menghancurkan Keluarga Zhao!'     

'Tapi…'     

Bola matanya tiba-tiba berbinar. "Aku akan mulai syuting lagi besok. Aku harus melakukan sesuatu dulu."     

Tao Wei hanya bisa mengamati Yan Jinyi yang pergi menaiki mobil.     

"Kak Heng, apa… Apa kamu tidak bisa menginvestasikan seratus juta itu?"     

Zhuang Heng melirik Tao Wei. "Apa kamu tidak dengar bahwa sayangku tidak setuju? Heh, kamu bahkan masih ingin memerasku? Tidak tahu diri sekali."     

Zhuang Heng pergi dengan gayanya yang arogan.     

"..."     

***     

Suara musik yang menghentak keras membuat jantung orang-orang juga berdetak semakin cepat. Tampak cahaya dari lampu-lampu indah memantul pada gelas-gelas anggur.      

Yan Jinyi berjalan melewati kerumunan orang, sampai akhirnya pandangannya tertuju pada meja yang dikelilingi sebuah sekat kaca besar di sudut ruangan.     

Dia mengibaskan rambut panjangnya sebelum melangkah mendekat.     

Suara ketukan sepatu hak tingginya teredam oleh suara musik yang memekakkan telinga. Yan Jinyi dapat melihat Zhao Xinchen yang tengah duduk di atas sofa dengan memeluk dua wanita seksi di samping kanan dan kirinya.      

Dia mendekat dengan raut datar, lalu mendorong wanita seksi yang tengah bergelayut manja di lengan Zhao Xinchen menjauh. Kemudian ia duduk di tempat wanita tadi.     

Zhao Xinchen yang sudah akan mengumpat, berubah ketakutan saat melihat Yan Jinyi di sampingnya.     

"Kak… Kak Jinyi. Apa yang Kakak lakukan di sini?"     

Yan Jinyi memutar bola matanya, mengambil potongan pisang yang ada di atas meja dan memakannya. "Mencarimu."     

'Apa adik perempuanku membuat masalah dengan Huo Qingyuan lagi?' Pikir Zhao Xinchen.     

Selain Zhao Xinchen, di sana juga ada beberapa pemuda dari keluarga kaya lainnya.     

Saat melihat Yan Jinyi, mereka mulai menunjukkan wajah mesumnya dan bersiul pada wanita itu. "Wihh, darimana datangnya wanita cantik ini? Xinchen, pelacur barumu?"     

Pelacur?     

Alis Yan Jinyi naik.     

Zhao Xinchen dapat melihat bahwa piring yang terisi potongan pisang tadi telah pecah berkeping-keping. Jantungnya tiba-tiba berdebar cepat. "Tutup mulutmu dan hentikan omong kosongmul!"     

"Astaga, kenapa kamu begitu pemarah? Apa kamu tidak mau mengakuinya? Meskipun aku bukan seorang tuan muda, tapi aku tidak terima ini."     

Setelah mengatakannya, pria itu mengambil gelas anggurnya dan berjalan mendekati Yan Jinyi dengan penuh pesona. "Hay cantik. Kamu mirip sekali dengan calon pacarku. Apa aku boleh tahu siapa namamu?"     

Yan Jinyi melirik dingin. "Dan kamu terlihat seperti calon orang yang aku kalahkan."     

Untuk sesaat, Pria itu tampak terkejut. Tak lama kemudian ia mulai terkekeh geli. "Cantik, kamu benar-benar tahu cara untuk bercanda."     

"Enyahlah sebelum aku marah."     

"Cantik, kenapa begitu pemarah? Bukankah kamu datang ke sini untuk bermain dengan orang-orang seperti kami?"     

Pria itu mulai meletakkan tangannya ke atas bahu Yan Jinyi. "Kamu cukup menarik, bagaimana, mau pergi denganku?"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.