Bandit Cantik

Lompat Saja!



Lompat Saja!

0Sampai sekarang Tao Wei masih takjub setelah melihat kiriman uang sebanyak seratus juta itu.      
0

Dia menelan ludah seraya melihat Yan Jinyi yang duduk di hadapannya. Tiba-tiba dia mendorong kursi yang ia duduki, kemudian berlutut.      

 "Aku belum mati, aku tidak butuh sujudmu."     

 Um...     

"Karena kini kita berada dalam satu tim, apa aku boleh memanggilmu Jinyi?" Tao Wei tersenyum layaknya anjing manis, "Jinyi, kamu dan menantu kedua keluarga Huo adalah penyelamat hidupku. Sebenarnya mengapa menantu kedua keluarga Huo mau berinvestasi untuk filmku?"     

"Naskahnya bagus."     

Naskahnya bagus?     

Tao Wei mengernyitkan dahi. Tidak mungkin. Naskahnya bahkan masih tertutup rapat, menantu kedua keluarga Huo pun tidak mungkin sudah pernah melihatnya kan?     

"Ehem. Apa menantu kedua keluarga Huo tahu film apa yang akan kubuat?"     

Yan Jinyi mengernyit ragu. "Film apa?"     

 "..."     

Sepertinya menantu kedua itu terlalu sibuk dengan uangnya.      

Bagaimanapun, pasti uangnya sangat banyak karena ia menikahi putra kedua keluarga Huo.     

"Aku ingin membuat film kolosal sebagai bentuk penghormatanku terhadap film tahun delapan puluhan sampai sembilan puluhan. Pemeran utama wanitanya seorang bandit yang baik dan jahat di waktu yang bersamaan. Sedangkan pemeran utama prianya adalah seorang biksu yang sangat terkenal."     

Bandit ya?     

Kedua mata Yan Jinyi berbinar. Dia merasa senang karena mendapat peran sebagai bandit.      

Berakting menjadi bandit sepertinya menarik!     

Terutama bandit wanita!     

"Ingat sekali lagi Sutradara Tao, katakan saja nanti jika uangnya kurang!"     

Yan Jinyi menepuk dadanya dengan percaya diri.      

Menantu kedua keluarga Huo ternyata begitu baik! Bahkan ia masih mau mendengarkan permintaan Yan Jinyi.      

Astaga, orang ini harus ia layani dengan baik.      

Tiba-tiba saja Tao Wei memikirkan sesuatu. Dia menghela nafas panjang lagi.      

"Sutradara Tao, apa masih ada yang kamu pikirkan?"     

"Tidak, tidak ada. Hanya saja pemeran utama prianya…"     

Yan Jinyi tahu kalau yang dimaksud adalah Zhuang Heng. Wanita itu mendengus, kemudian berujar, "Zhuang Heng pasti akan menerima naskah ini."     

Tao Wei manatap Yan Jinyi. Keraguan tampak jelas di matanya.      

Ia tahu kalau Zhuang Heng bukanlah orang yang mencemaskan hal berbau uang. Bahkan jika keluarga Huo menekannya, kalau dia tidak mau, maka dia tidak akan menerimanya.     

"Dia suka diperlakukan kasar."     

Yan Jinyi menyedot jusnya. Harus diakui kalau Zhuang Heng adalah orang yang aneh.      

Hari sudah gelap ketika Yan Jinyi kembali ke vila keluarga Huo. Lampu-lampu di jalanan vila bersinar menemani bintang di langit.      

Yan Jinyi berjalan pelan sembari menyilangkan kedua tangannya ke belakang. Tiba-tiba dia mendengar suara teriakan yang berasal dari arah vila.      

"Nona, jangan bergerak! Bagaimana kalau Anda nanti terluka?"     

"Apa yang dikatakan Paman Zhang benar. Katakan kepada kami apa yang Nona Muda inginkan."     

Ha?     

Yan Jinyi berjalan cepat. Ia melihat Zhang Guoquan bersama sekelompok pelayan dan pengawal tengah berdiri di lantai bahwa. Mereka semua menatap ke arah lantai dua dengan tegang.      

Dia mendongak dan melihat Huo Qingyuan yang sedang duduk di atas pagar balkon di lantai dua.      

"Ada apa ini?"     

Melihat Yan Jinyi telah kembali, Zhang Guoquan langsung mengehela napas lega, "Nyonya Muda. Karena tidak ada yang bisa membukakannya pintu, Nona Muda ingin lompat dari lantai dua."     

"Oh."     

Yan Jinyi mengangguk dengan tenang, dan kembali menatap Huo Qingyuan.      

"Kamu mau melompat? Pelan-pelan saja ya."     

Semua orang disana : "???"     

Menantu kedua, apa kamu sadar apa yang telah kamu katakan!     

Huo Qingyuan semakin marah saat ia melihat Yan Jinyi. "Sekarang kamu bisa menyombongkan diri, Yan Jinyi. Kalau kakak kedua kembali nanti, kupastikan dia akan menceraikanmu. Tapi sebelum itu terjadi, nikmati waktumu dan cepat bukakan aku pintu atau aku akan lompat dari sini."     

Dia yakin Yan Jinyi tidak akan berani membiarkannya melompat.      

Jika dia terluka, maka Yan Jinyi yang harus bertanggung jawab.      

Yan Jinyi tidak bersuara. Dia berbalik dan duduk di atas kursi. "Tuangkan segelas susu untukku."     

Apa maksud Yan Jinyi sebenarnya ?     

Huo Qingyuan melotot padanya, keduanya saling menatap.      

Setelah Yan Jinyi meminum susunya, dia berkata, "Sudah waktunya untuk tidur. Apa? Nanti beritahu aku saat Huo Qingyuan sudah melompat."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.