Pamanku Kesalahanku

Ayo Kita Pergi, Pergi Sejauh-jauhnya



Ayo Kita Pergi, Pergi Sejauh-jauhnya

0Latiao berkata, "Apakah ini bisa dikatakan bahwa, Xize yang pada bulan ketiga kehamilanmu itu, mungkin… bukan Xize….?"     
0

Mo Yangyang menghela napas dan berkata, "Aku juga ragu, tetapi dia persis sama dengan Paman Kelima yang sekarang. Bahkan beberapa tindakan kecil dalam hidup, dan kesenangan mereka juga sama…."     

Latiao menepuk tangannya, "Ma, itu semua bisa ditiru. Mama bilang bahwa aku tidak terlihat selama beberapa hari setelah mama diberi obat di hari pertama, itu bisa menunjukkan bahwa aku di dalam mimpi itu mengalami sesuatu dan dihabisi olehnya…"      

"Ya, kurasa Xize di bulan ketiga kehamilan mama itu adalah orang lain, yang penampilannya persis sama. Aku percaya, jika itu Xize, dia tidak mungkin melakukan itu padamu, padaku, dan pada anak di kandungan mama." Tambahnya.     

Mo Yangyang mengendus, "Latiao, mama tidak ingin kamu mendapat masalah, bagaimana jika mimpi ini menjadi kenyataan suatu hari nanti? Bahkan jika ada kemungkinan satu dari sepuluh ribu, mama tidak ingin itu terjadi. Latiao, ayo kita pergi… kita ajak nenek, kita pergi sejauh-jauhnya…."     

Cara terbaik yang bisa dipikirkan Mo Yangyang untuk menghilangkan kemungkinan ini di masa depan adalah, tidak lagi memiliki hubungan dengan Xie Xize.     

Latiao meraih tangan Mo Yangyang dan berkata, "Ma, tenang dulu, dengarkan aku dulu, oke?"     

Mo Yangyang mengangguk.      

Latiao berkata, "Sebenarnya, aku juga bermimpi. Mama mau mendengarnya?"     

"Kamu…."     

Latiao menghela napas panjang. I berpikir sejenak, lalu berkata, "Mimpi ini sudah terjadi sejak lama. Aku memimpikannya sebelum aku bertemu Xize.... Aku bermimpi bahwa restoran kita terbakar, lalu mama mati dalam kebakaran itu. Kakek dan nenek akhirnya juga meninggal karena tidak bisa menahan duka itu."      

Lalu anak ini juga menambahkan, "Aku yang dikirim ke panti asuhan pun tidak lama kemudian bertemu dengan Xize. Dia pun membawaku kembali ke Kota Xia…."     

Mo Yangyang terkejut. Restoran kebakaran?     

Itu….     

Latiao melanjutkan, "Mimpi itu kelihatannya menjadi kehidupanku yang lain. Itu milikku, tapi juga bukan milikku. Aku melihat diriku sendiri di mimpi itu dan mengalami kehidupan yang menyakitkan di situ."      

"Setelah Latiao di mimpi itu dibawa ke Kota Xia, dia tidak pernah memaafkan Xize. Dia selalu merasa bahwa Xize datang terlambat dan tidak melindungi mama sehingga mama terbunuh."      

"Itu sebabnya, Latiao di mimpi itu menolak untuk mengenalnya dan tidak menerimanya. Xize tidak mengatakan apa-apa, hanya mencari satu-persatu orang yang membuatmu mati, lalu membunuhnya…."     

"Setelah dia membunuh pembunuh mama yang terakhir... mungkin dia merasa bahwa sudah tidak ada lagi pembunuhmu di dunia ini yang masih hidup, lalu pergi untuk bunuh diri. Saat dia mati, dia memegang fotomu erat-erat. Foto itu kelihatannya seperti foto kartu tanda pelajar mama waktu sekolah…."     

Latiao mengangkat kepala. Ia menatap Mo Yangyang yang terdiam dengan mata yang terbelalak, "Ma, menurutmu, apakah Xize yang ku mimpikan ini, sama dengan Xize yang ada di mimpimu? Apakah dia satu orang yang sama di mimpimu?"     

Mo Yangyang masih terkejut dan belum pulih dari lamunan ini.      

Mimpi yang diceritakan Latiao adalah kejutan lain baginya.     

Apalagi, kebakaran restoran di mimpi Latiao, benar-benar terjadi di dunia nyata.      

Hanya saja, bagian akhir di kenyataan ini berbeda dengan di mimpi Latiao.      

Mo Yangyang menelan ludah beberapa kali. Menurutnya, kisah yang diceritakan Latiao terdengar seperti kehidupan orang lain.     

Namun setelah dipikirkan dengan cermat, jika tidak bertemu Xie Xize, bagaimana Mo Yangyang bisa mengalahkan He Xinyue? He Xinyue telah membunuh begitu banyak orang demi restoran kecilnya, dan punya kemungkinan besar untuk membakar restorannya.      

Jika dia tidak menangani He Xinyue dengan baik, dirinya mungkin benar-benar akan mati.      

Mo Yangyang tidak bisa menahan diri untuk tidak menggigil.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.